6

20 1 0
                                    

*Author POV.

    ~ "Bingung harus pergi ke seberang, atau tetap di tepi jalan. Mau ke seberang tapi takut menyebrang jalan. Mau tetap berdiri di tepi jalan, tapi aku ragu bisa bertahan. Entahlah aku sedang dalam bimbang",Jeana Rachel.~~~~~

--
---
------
----------

         Jeana tengah berjalan santai, dengan tatap teduh sambil sedikit bersenandung. Karena suasana sekolah masih nampak sangat sepi.
Sesekali ia menoleh ke kiri dan ke kanan, sembari memperhatikan berbagai sudut sekolah yang ia lewati.

"Jeana Rachel", teriak seorang pria dengan tinggi menjulang dan pastinya sangat tampan.  Pria itu berlari kecil sambil melambai ke arah Jeana.

Sementara gadis itu hanya menatap dengan bingung, siapa kah gerangan.

"Bener kan Jeana?bener dong", tambah pria itu lagi sambil tersenyum manis.

"Ah iya, maaf sebelumnya. Ada apa ya?", Tanya Jeana hati-hati.

"Sebelumnya kenalin dulu, aku Rajasyah Aldebra. Raja", ucap lelaki itu dan lagi-lagi tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

"Oh iya, Jeana Rachel. Jeana", ucap Jeana membalas uluran tangan dan senyuman Raja.

"Ah kita ngomongnya sambil jalan aja, gaenak berenti ditengah jalan. Oh iya Je kemarin Bu Sarmiah bilang kita bedua bakalan ikut lomba nyanyi ama murid baru yang cowo itu juga yang kelas 11 IPS itu", ucap Raja di selah langkahnya dengan Jeana.

"Nyanyi betiga?atau gimana", tanya Jeana.

"Katanya sih kamu bakalan duet ama aku atau ga Gwala murid baru itu, nah satunya nanti bakalan solo gitu nyanyinya", jelas Raja.

"Udah ditentuin pasangannya?".

"Belum, nanti pas istirahat pertama kita disuruh Bu Sarmiah kumpul di ruang musik".

Mereka berbincang di sepanjang jalan, tanpa sadar mereka tiba di depan kelas Jeana.

"Eh udah nyampe aja, kamu kelas mana Ja?", Tanya Jeana.

"Aman kelasnya sebelahan ko wkwk, yaudah gua ke kelas ya Je. Nanti ke ruang musiknya bareng aja dahh",ucap Raja sambil tersenyum dan berlalu pergi.

Setelah itu Jeana langsung memasuki kelasnya. Dan mendapati Gwala yang tengah menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Aku kesini cuma mau mastiin kamu sekolah atau ga, soalnya kemarin aku tanya sama anak kelas kamu katanya sakit, kaya nya kamu udah sembuh deh bagus lah. Yaudah aku pergi", ucap Gwala lalu pergi meninggalkan Jeana yang masih terpaku tak tau harus berbuat dan berkata apa.

Ia terduduk lesu di bangku dengan sebuah buku, pandangan fokus pada bacaan akan tetapi pikiran tak tenang.

"Aku bingung harus pergi ke seberang, atau tetap di tepi jalan. Mau ke seberang tapi takut menyebrang jalan. Mau tetap berdiri di tepi jalan, tapi aku ragu bisa bertahan. Entahlah aku sedang dalam bimbang", Batin Jeana di selah bacaannya.

Ia gundah dengan semuanya. Ditambah lagi tak bisa bercerita karena dari tadi teman sebangkunya,Arin. Belum juga terlihat batang hidungnya.

"Je  ya ampun aaaaa",pekik Arin ketika memasuki Kelas dan mendapati Jeana yang tengah duduk di sebelah bangkunya.
Teriakan Arin jelas menggangu Indra pendengaran seisi kelas.

"Gausah teriak Arin kuping Je jadi sakit nih, lagian kasian temen yang lain", ucap Jeana.

"Ih bodoamat. Sekolah juga akhirnya. Do you Miss me? I Miss you bodoamat tai kucing depan rumah Mamat", ucap Arin sambil meletakan tasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jeana RachelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang