Kalo ditanya kerja bagaimana? Ya begitulah, jawabannya relatif. Yang jelas pemilik toko ini sangat baik. Dari keluarganya pun demikian, mereka sudah ku anggap seperti keluargaku sendiri.
Di sini aku cuma berdua, bekerja sama si mbak yang ku panggil dia Rima. Mbak Rima, begitu aku memanggil. Kami dipertemukan di tempat kerja yang sama, setiap hari kami bersama, dan perlahan aku mulai mengenal karakternya.
Aku meminta maaf sebelumnya, jika kelak ada yang membaca tulisan ini, aku meminta maaf, apabila ada ketidakenakan hati, tolong dimaafkan. Aku usahakan tidak pernah membuka nama asli, maupun tempat-tempat yang sebenarnya.
Oke, next ....
Ini ladang curhatku, yang maaf memang aku bukan tipe pencerita yang baik kepada orang-orang, terlebih menyangkut orang lain dalam hidupku. Aku lebih nyaman menuliskan, dengan begini aku sedikit tenang, semoga ini tidak menjadi dosaku nanti.Awal-awal kerja, aku menjalani dengan ikhlas, sepenuh hati, tapi makin lama aku di sini, ada sebagian diriku yang ingin beranjak pergi. Ada pemikiran-pemikiran yang kian hari kian meradang, kian menunjukan bahwa aku harus segera beranjak, tapi aku memaksa bertahan. Karena ada beberapa alasan.
Aku butuh duit! Itu poin pertama, di tengah pandemi cukup susah cari kerja, demi orang tua, juga kebutuhanku nantinya. Aku mencoba bertahan.
Mbak Rima, maaf aku menuangkanmu kali ini di sini, dalam coretanku yang mungkin sedikit melukai hatimu, maafkan.
Aku tidak bisa mengatakan ini secara langsung, aku pengecut memang, tapi ya sudahlah. Kurang lebih kita mengenal selama tiga bulan ke belakang, perlahan satu per satu sikap, dan sifatmu aku paham, dan mulai aku mengerti.
Aku menangkap, kamu sosok yang loyal, setia, jujur, rendah hati, dan penuh tanggung jawab. Terima kasih juga sudah sabar dalam mengajariku yang sangat banyak memiliki kekurangan.
Tapi di sisi lain aku sering merasa tak nyaman di dekatmu, misalnya saat satu pekerjaan yang ku lakukan belum selesai, tiba-tiba harus disuruh ini dan itu, terkadang apa yang sudah kau putuskan harus kau ubah begitu saja, dan tak jarang kamu terlalu cuek, sekalipun aku bertanya tentang hal-hal penting sekalipun.
Tapi tak apa, aku jadikan pelajaran dari sini, ku usahakan aku bertahan. Iya, ku usahakan.
Btw doakan aku lolos SBMPTN 2020 ya, Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Colage 2020
Non-Fiction[Completed]✔ Tulisan adalah ungkapan hati yang tak mampu ku utarakan, dan tak mampu ku ucapkan dengan lisan. Aku cukup kenal diriku dan itu bukan soal main-main dengan keseriusan masa depan. Ini tentangku, tentang mimpiku, dan soal kejadian di 2019k...