34. Flashback 2

895 150 8
                                    

"JAGA UCAPAN MU, SAEROM!!!" Nagyung melesat ke tempat Saerom. Mengangkat tubuh gadis itu setinggi mungkin, lalu membantingnya ke tanah layaknya membuang benda yang sudah tidak berfungsi.

Meskipun sudah dibanting kuat oleh Nagyung, Saerom masih tetap tersenyum remeh sambil mengusap darah dari lengannya.

"Apa yang salah dengan ucapanku. Bukankah dia memang yang paling lemah diantara kalian? Hidupnya begitu miris." Emosi Nagyung semakin memuncak. Dengan gerakan cepat, ia sudah berdiri di depan Saerom lagi. Kemudian memukul gadis itu berulang kali, tanpa ampun.

Sungguh, itu terlihat menyakitkan.

"Apa yang kalian lakukan?!! Bunuh gadis itu!!" Gretak Saerom pada empat anak buahnya untuk menyerang Minju.

Sontak, mereka pun mengangguk dan langsung melesat ke tempat Minju. Melihat itu, Tzuyu tak tinggal diam. Ia pun langsung menarik Minju. Membuat perisai yang lumayan besar untuk melindungi sang Adik dari serangan empat anak buah Saerom.

"Jangan bergerak dan berusaha keluar dari sini! Tunggu aku kembali, mengerti?" Tzuyu memegang pundak Minju sejenak, selepas itu ia melesat pergi guna membantu Nagyung melawan Saerom di sana.

"Cih! Jadi gadis ini yang akan menjadi legenda besok? Sama seperti Ibu dan Ayahnya." Orang yang merupakan anak buah Saerom itu membuka jubahnya, membuang asal pakaian panjang itu kesembarang arah.

"Kau serius? Gadis lemah seperti dia akan menjadi legenda dibuku sejarah?" Pura-pura tak percaya, setelah itu berjongkok menatap remeh ke arah Minju. "Itu mustahil. Benar-benar mustahil, Son Hayoung." Mereka tertawa lepas, begitu keras sampai terdengar jelas ditelinga Minju.

"Saerom!! Bisakah kau buka perisai ini?!" Teriak gadis yang sedari tadi berdiri di belakang Hayoung lumayan keras. Pasalnya posisi mereka terpaut jarak yang cukup jauh.

Sedangkan Saerom mengangguk dengan wajah mengesalkan bagi Tzuyu, mungkin? Kemudian mengulurkan tangan kesamping. Menciptakan hempasan angin yang begitu kencang dan berusaha merusak perisai yang Tzuyu buat untuk melindungi Minju.

Kaget? Oh, tentu saja. Minju maupun dua Kakaknya terkejut bukan main. Betapa kuatnya Saerom, sampai-sampai ia bisa merusak perisai Tzuyu yang terbilang perisai tingkat tinggi.

"Ayo! Aku akan membunuhmu sekarang juga!" Menarik paksa tanpa menghiraukan ringisan hebat dari Minju.

"Bedebah!" Tentu Minju melawan. Ia tak ingin mati ditangan Hayoung. Sosok rasi Bintang yang sudah berani berkhiatan dengan Dewa.

Sejujurnya, semua anggota Zeus adalah keturunan lain yang dipaksa pindah oleh Saerom. Tidak ada yang menolak. Karena mungkin, memilih untuk menjadi tim Saerom akan membuat mereka lebih kuat. Mengingat caranya bertarung serta hebatnya kekuatan Saerom, membuat Hayoung sangat menghormatinya. Itu sudah lebih cukup untuk menyadarkan mereka, bahwa pilihan menolak bergabung akan membahayakan diri mereka sendiri.

Seperti contohnya saat ini. Saerom selagi Putri pimpinan kerajaan Zeus mengutus semua Zeus untuk menyerang para Perseus. Bukan karena apa, Saerom terlalu geram menunggu keputusan Tzuyu yang sudah janji akan menyerahkan Nagyung kepada Zeus. Tapi sampai saat ini, Tzuyu seperti menolak dan seakan ia sama sekali tidak melakukan perjanjian dengan Saerom.

Dan, inilah akibatnya. Tempat tinggal para Perseus menjadi pelampiasan kemarahan Saerom dan lainnya. Tempat yang awalnya damai, tentra, dan apik itu berubah hancur dalam sekejab setelah kedatangan para Zeus. Puluhan, bahkan ribuan Perseus harus merenggut nyawa. Hanya karena perjanjian antara Tzuyu dan Saerom, semua Perseus menjadi korbannya.

Percayalah, mulai hari dan detik ini juga perdamain antara empat rasi Bintang mulai hancur. Jangan tanya apa penyebabnya, tentu karena Zeus. Zeus memanipulasi semua kesalahan rasi Bintang dan menjadikan Perseus sebagai kambing hitam mereka. Sehingga membuat semua rasi sangat membenci Perseus, mengganggap mereka sama sekali tak memiliki perasaan dan rasi Bintang yang terkenal sebagai pembunuh mengerikan.

12 Descendants of Constellations Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang