"Oke anak-anak pemilihan struktur kelas selesai. Selamat bagi kalian yang terpilih dan Mrs. harap kalian dapat menjalani tanggung jawab itu dengan baik. Understand?"
"Yes, Understand Mrs."
"Sekarang Mrs. minta tolong sekretaris untuk menuliskan nama-nama yang terpilih." Ucap Mrs. Pretty.
Angel langsung berdiri dan berjalan maju ke depan papan tulis. Ia menghela napas panjang sebelum memulai menulis nama-nama tersebut. Sedikit kesal dengan teman-temannya yang memilih ia sebagai sekretaris kelas. Bukan kenapa, tapi Angel malas harus disibukkan dengan urusan kelas lagi. Ia hanya ingin menjadi anggota biasa agar dirinya dapat menjalani hari-hari di kelas terakhirnya dengan tenang dan damai.
Ketua kelas: Angga
Wakil ketua kelas: Galang
Sekretaris: Angel
Bendahara: VitaSetelah selesai menulis Angel kembali duduk ke bangkunya. Matanya melirik Cessa yang senyam-senyum melihatnya. Angel tahu kalau gadis itu sedang menggoda, padahal Ia sama sekali tidak berminat menjadi bagian dari struktur kelas. Walau di kelas-kelas sebelumnya ia sering terpilih menjadi sekretaris atau bendahara, tapi kali ini Angel memang berharap untuk tidak ikut adil dalam struktur kelas lagi. Namun, sepertinya semesta berkehendak lain. Angel harus disibukkan lagi menjadi sekretaris di kelas terakhir nya. Jika sudah begini mau tidak mau Angel harus membagi waktu untuk belajar dan untuk mengatur teman-temannya.
Mungkin Angel berharap kedepannya tidak ada murid yang membuat masalah agar ia tidak letih nantinya.
"Diam-diam aja, Ngel. Lo marah ya?" tanya Cessa sambil menyenggol lengan Angel dengan sikunya.
"Apa sih lo rese deh!" ketus Angel.
"Ihh kok gitu jawabannya, ketus amat." Cibir Cessa.
"Kenapa? lo ga seneng?" tanya Angel dengan mata melotot.
Cessa hanya bisa cengengesan sambil mengelus-elus rambut panjang Angel. Berharap sahabatnya itu tidak marah padanya.
"Jangan marah sama gue dong."
"Gak udah pegang-pegang rambut gue." Ucap Angel dengan judes.
"Ihh Angel kok lo gitu sih. Serem tau kalo lo udah mode macan begini. Jantung gue aja sampe deg-degan." Balas Cessa dramatis.
"Bodo amat, Cess. Mending lo fokus ke depan dengerin Mrs. Pretty ngomong. Jangan ajak gue ngomong, soalnya gue lagi ngambek sama lo." Ucap Angel.
"Ngambek bilang-bilang."
Angel menjeling ke arah Cessa, "terserah gue dong."
"Iya deh terserah lo. Dan maaf kalo gue buat lo kesal. Nanti istirahat gue traktir deh."
"Sorry ya gue gak tergoda sama tawaran lo."
"Gue traktir lo selama 2 hari. Janji!" Ucap Cessa sambil mengangkat jari kelingkingnya.
Angel menggeleng, "engga."
"Satu minggu?"
Sesaat Angel melirik Cessa kemudian ia tersenyum sambil mengangguk. "Deal!" Ucapnya.
"Anjirr! padahal gue pikir lo bakal tetap nolak."
Angel terkekeh geli, "makanya jangan pake lo pikir lo pikir."
***
Kantin selalu menjadi tujuan pertama setelah bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa pun berhamburan ke luar kelas seperti anak ayam yang baru keluar dari kandangnya. Hari pertama masuk saja kantin sudah seramai ini. Padahal belum setengah hari mereka sekolah, tapi sudah banyak yang memenuhi kantin. Mungkin saja mereka semua sangat merindukan kantin sekolah tercintanya.
Cessa terus menarik Angel kesana-kemari untuk mencari meja kosong. Angel sedikit pusing karena terlalu banyak orang yang tanpa sengaja menyenggol lengannya, di tambah Cessa yang mutar-mutar entah mau kemana.
"Cepatan milihnya, Ces. Pusing gue di tarik sana sini sama lo."
"Ihh sabar dong, gue juga pusing nyari tempatnya. Masa kantin seluas ini gak ada satupun bangku yang kosong." dumel Cessa sembari celingak-celinguk mencari tempat.
"Makanya tadi gue bilangin makan di kelas aja. Ngeyel sih lo." Ucap Angel.
"Gak seru, Ngel. Masa belajar udah di kelas mau makan juga harus di kelas. Gue tuh pengennya cari suasana yang lain bosan di kelas mulu." Jelas Cessa.
"Terus lo maunya gimana? berdiri disini sampai ada tempat yang kosong gitu? keburu masuk heii." Ucap Angel sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ishh, yaudah deh. Kalo gitu gue pesen makanannya dulu. Kita makan di kelas aja." Putus Cessa mau tidak mau.
"Nah gitu kek dari tadi. Kalo gitu gue pesan minumannya. Lo mau minum apa?" tanya Angel.
"Capuccino cincau banyakin es batu kecil-kecilnya."
"Oke."
Mereka berdua pun berpisah dan menghampiri salah satu stand yang ada di kantin. Angel sedikit risih ketika murid-murid yang lain berjalan menyenggol nya. Apalagi ia sedang memegangi dua minuman yang terisi penuh. Ia tidak ingin memesan kedua kalinya bila minuman tersebut tumpah. Karena itu sangat merepotkan.
Byusss
"Yahh..... Tumpah, deh." Ucap salah seorang cowok yang tiba-tiba muncul di hadapan Angel.
"Gimana tuh, Ga. Lo yang nyenggol tadi." Ucapnya lagi.
Angel mendongak menatap wajah yang menyenggol lengannya sampai membuat minuman yang susah payah ia antri itu tumpah.
Ternyata dia Angga.
Mau protes, tapi tidak ada tenaga. Oh, ralat lebih tepatnya ia tidak kuasa menahan jantung tang berdebar tiba-tiba kala mata mereka bertemu.
"Kenapa harus Angga, sih." Batin Angel.
"Aduhh sorry Angel gue benar-benar gak sengaja. Gue ganti deh minuman lo." Ucap Angga sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Hah, gak usah aja. Gue gak berniat beli minum lagi." Balas Angel.
"Jangan gitulah, gue minta maaf banget. Itu lo mesan minuman apa aja. Biar gue beliin yang baru." Ucap Angga.
"Gak usah Angga."
"Harus Angel."
"Gak usah."
"Ha—" belum sempaf Angga melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba langsung di potong oleh suara cempreng Cessa.
"Woi ada apaan nih. WHAT?? Angel itu minuman siapa yang tumpah?"
"Minuman kita." Jawab Angel.
"Gue gak sengaja nyenggol tadi. Gue mau ganti rugi tapi Angel gak mau." Ucap Angga.
"Why Angel?" tanya Cessa, dan saat Angel hendak menjawab Cessa lebih dulu melihat Angga dan minta ganti rugi. "Pokoknya gue minta ganti rugi. Itu juga ada minuman gue. Lo harus beli yang baru."
"Yaiyalah, tadi niat gue juga gitu. Kalian mesan minuman apa?" tanya Angga.
"Lemon tea punya Angel dan Cappucino cincau punya gue. Yang punya gue harus di banyak es batu kecil-kecilnya. Dan lo harus antar ke kelas karena kita nunggu disana." Jelas Cessa.
"Hah? Harus sampe antar ke kelas segala? yang bener aja lo! Keenakan dong jadinya." Bukan Angga yang protes melainkan temannya yang bernama Steven.
"Ehh yang numpahin siapa?! harus bertanggung jawab dong."
"Angga udah tanggung jawab dengan gantiin yang baru, lagian dia gak sengaja juga."
"Ingat kata pak Bambang kalo tanggung jawab itu gak boleh setengah-setengah. Harus sampai tuntas. Lagian kita emang mau makan di kelas, masa harus nunggu lagi disini, perut gue udah keburu lapar." Jelas Cessa.
"Tapi kan—" Angga langsung menyela omongan Steven.
"Oke. Kalian duluan aja nanti minumannya kita yang antar." Putus Angga.
"Oke. Yuk Angel."
_______________03/03/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Classmate Crush
Teen FictionSetiap orang mempunyai caranya sendiri untuk jatuh cinta. Seperti halnya yang di lakukan oleh Angel yang diam-diam mencintai teman sekelasnya. Namun, Angel harus dibuat rumit dengan pilihannya, antara maju ataukah mundur? karena disisi lain sahabat...