•CC_1•

90 3 1
                                    

Langit yang semulanya gelap kini berganti kemerah-merahan. Semilir angin masuk melalui ventilasi dan menusuk ke dalam tubuh gadis yang masih meringkuk di kasurnya. Sedikit mengusik tidur nyamannya, namun sama sekali tidak membuat sang gadis bangkit dari kasur. Begitupun matahari belum sepenuhnya terbit, tampaknya sang mentari masih malu-malu untuk menampakkan dirinya. Sementara gadis itu masih tertidur pulas bersama bantal guling yang di peluknya. Ia menenggelamkan separuh wajahnya dalam batal empuknya yang bermotif kupu-kupu. Merasa kedinginan mulai mengusik ketenangan nya, ia menarik selimut untuk menghangatkan tubuhnya.

Namun, kenikmatan itu tidak berlangsung lama, sebab jam weker yang berada di nakas baru saja mengusiknya. Terus menerus mengeluarkan suara ciri khas yang memekikkan telinga. Dan akhirnya gadis itu bangkit dari tidurnya dan segera mematikan jam weker tersebut.

Pukul 05.30 WIB. Masih terlalu dini untuk mandi, pikirnya. Ia berniat kembali tidur setelah mematikan alarmnya. Namun, sang bunda sudah lebih dulu mengetuk pintu.

"Angel bangun! jangan lupa hari ini kamu masuk sekolah." Pekik wanita di luar kamar.

Angel belum berniat membalas ucapan bundanya. Rasa kantuk masih membuatnya setengah sadar.  Kini ia hanya terduduk di kasur dengan rambut berantakan bak tersengat listrik.

"Angel!!" Bunda masih saja memanggil, dan terus-menerus mengetuk pintu dengan kuat. Seakan pintu itu akan di dobrak dari luar.

"Angell!! Bangun!!!"

"Iya bunda Angel udah bangun!" Balas Angel sedikit berteriak agar sang bunda tidak lagi meneriakinya.

"Buka pintu."

Mau tidak mau Angel menggerakkan tubuhnya untuk sampai di depan pintu. Setelah pintu terbuka tampaklah wanita paruh baya yang masih terlihat cantik walau usianya sudah kepala empat. Wanita itu melihat penampilan putri sulungnya yang masih berantakan, tanda gadis itu baru bangun.

"Baru bangun?"

Angel mengucek matanya sembari mengangguk. Sementara wanita di hadapannya hanya geleng-geleng kepala. Kembali, wanita itu melihat arloji di pergelangan tangannya kemudian menatap Angel lagi.

"Buruan mandi terus turun sarapan dulu. Nanti kamu pergi bareng Papa." Ucap Linda.

"Loh? Aku maunya sama mama." Ucap Angel yang kini sudah sadar sepenuhnya.

Linda menggeleng, "gak bisa, ngel. Soalnya mama mau pergi awal. Makanya mama nyuruh kamu buruan berkemas. Pagi ini Mama harus nanganin pasien mama yang lagi ga ke kontrol." Jelas Linda, harap-harap sang putri sulungnya mengerti.

"Gak bisa nunggu 30 menit ma?" tanya Angel sekali lagi.

"Gak bisa sayang. Jam 06.30 mama udah harus di sana. Udah kamu jangan banyak tanya lagi. Cepetan mandi terus sarapan, ya. Mama siap-siap dulu." Setelah mengatakan itu Linda pergi. Meninggalkan Angel yang masih terdiam dengan raut wajah yang cemberut dan rambut yang berantakan.

"Selalu deh!"

***

Di hari pertama memasuki semester baru gadis dengan rambut yang diikat kuda itu tersenyum sumringah menyambut hari barunya. Ia berdiri membelakangi gerbang sekolah seraya melihat sekeliling gedung sekolah yang hampir satu bulan lamanya ia tinggalkan. Libur semester yang terasa panjang itu membuat Angel merindukan sekolahnya. Angel bukan tipe yang menyukai belajar dirumah. Karena ia merasa belajar di rumah itu membosankan tanpa tantangan dan soal-soal rumit dari guru.

Classmate Crush Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang