DUA

20 4 0
                                    

Aku berharap, kelak, semesta akan mempersatukan kita. Dengan cara yang mungkin tidak akan pernah terbayangkan.

❤️❤️❤️

Bel masuk telah berbunyi dari beberapa menit yang lalu. Namun keempat gadis itu masih asik duduk di bangku kantin. Seolah ada lem tak kasat mata yang membuat mereka berempat enggan untuk beranjak dari kursi kantin tersebut.

"Eh, ini yakin gak bakal ada pak Maman, La?" Tanya salah satu gadis yang memakai bando merah. Setelah meminum teh manisnya.

"Iya, soalnya tadi kelas sebelah juga pas pelajaran pak Maman, pak Maman nya gak masuk." Jawab perempuan yang tadi di panggil La.

"Lah, siapa tahu, pas giliran kelas kita, pak Maman masuk, kan?" Tanya si gadis bando merah.

"Ih, gak ada. Plis deh, sekali aja percaya sama Yola. Kali ini Yola yakin seyakin, yakin, yakin, yakin, yakin, yakinnya. Kalo pak Maman gak bakal masuk!"

"Awas aja pokoknya kalo nanti ada yang nyari kita karena di suruh pak Maman, habis Lo sama gue!"

Si wanita yang bernama Yola pun hanya memanyunkan bibirnya tanda ia sedang kesal. Lalu mereka pun melanjutkan kembali debat mereka.

Sedangkan seorang gadis dengan rambut yang di cepol itu hanya memutar bola matanya malas, melihat kedua temannya yang tak pernah akur itu. Dan memperhatikan satu temanya yang selalu asyik dengan dunia fantasinya.

"Lagi baca apa sih Lo, Shal? Anteng banget perasaan." Tanya  wanita dengan rambut cepol tadi.

"Biasa Ra, hehe. Eh, ini bener ya pak Maman gak bakal masuk?" Jawab perempuan yang di panggil Shal, itu.

"Tau, kata si Yola sih katanya gak bakal masuk. Emang kenapa gitu, Shal?" Tanya perempuan rambut cepol tadi.

"Mau ke perpus, mau balikin buku." Jawabnya.

"Yaudah kalo emang Lo mau ke perpus, gue juga mau ke kelas. Bete gue lama-lama di sini." Ajak perempuan dengan rambut cepol itu.

"Yaudah, yuk!" Jawab temannya.

Lalu mereka berdua pun berjalan meninggalkan kantin. Dan kedua gadis yang sedang berdebat pun memanggil ke dua gadis tersebut yang sudah berjalan meninggalkan kantin.

"Eh, Eshal, Cyra! Tungguin gue!" Ucap wanita yang memakai bando merah tadi.
"Ih... Revi, jangan tinggalin Yola, ya ampun." Ucap perempuan yang menyebut dirinya Yola.

Dan gadis yang menyebut dirinya Yola pun juga ikut mengejar teman-temannya yang sudah terlebih dahulu pergi dari kantin.

Mereka berempat adalah Cyra Deandrana, cewek tomboy yang  cuek. Revina Jivania,  si jutek yang selalu sensian, Yola Almira, si cerewet yang alay dan Eshal Felicita, si pendiam dan kalem.

❤️❤️❤️


Cyra, Yola, dan Revina saling mengenal sejak SMP. Mereka bertiga berada di kelas yang sama. Dan Eshal, dia adalah murid baru dan baru mengenal mereka bertiga saat kelas 8.

Awalnya, Eshal merasa ragu. Dia mengira jika dia tidak akan pernah mendapat teman di kelasnya, waktu itu. Apalagi, setelah tahu dia mendapat teman sebangku yang sangat cuek, seperti Cyra. Membuatnya merasa canggung, apalagi setelah mengenal Revina, cewek manis nan jutek yang duduk di depannya, membuat Eshal berkali-kali lipat merasa canggung. Tapi, saat Eshal dan mereka bertiga satu kelompok di pelajaran sejarah, Eshal tahu, jika ke tiganya itu memiliki sifat yang unik. Dan membuat mereka menjadi teman, bahkan sampai sekarang.

Tapi, tetap saja, meskipun Eshal sudah mengenal mereka selama hampir 3 tahun, dia masih enggan untuk bercerita tentang kehidupan pribadinya. Setiap ingin bercerita, Eshal hanya akan menceritakannya pada Nesha, sahabatnya sejak kecil.

❤️❤️❤️


Eshal berjalan menuju perpustakaan sambil menundukkan kepalanya. Jika kalian mengira Eshal itu sosok nerd yang memakai kacamata bulat dan tebal, dengan rambut kepang duanya, maka kalian salah besar.

Eshal cukup cantik dengan kulitnya yang putih, hidung kecil, mata bulat, rambut yang agak kecoklatan, bibir tipis yang berwarna merah muda, membuatnya terlihat seperti boneka. Apalagi dengan postur tubuhnya yang tergolong kecil.

Eshal hanya tidak nyaman ditatap oleh banyak orang membuatnya risih. Mengingat sikap Eshal yang memang agak pendiam, mungkin orang-orang yang baru melihatnya akan mengatakan jika dia jutek. Tapi jika sudah mengenalnya, maka kalian akan tahu sifatnya yang sebenarnya.

Di tengah perjalanan menuju perpustakaan, Eshal melihat seorang laki-laki yang berhasil mencuri perhatiannya, lebih tepatnya seorang kakak kelas yang sudah dia kagumi  saat pertama kali Eshal menginjakan kaki di SMA Cendrawasih. Seorang laki-laki yang menolongnya ketika masa pengenalan lingkungan sekolah, dan laki-laki yang bisa membuatnya tersenyum hanya karena memikirkannya, laki-laki yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat hanya karena mendengar namanya disebut. Dan laki-laki itu ada di sana, duduk di bawah pohon sambil membaca bukunya dengan tenang. Eshal terus memperhatikan lelaki tersebut, lalu tersenyum.

"Eshal?" Tiba-tiba, Bu Risma, guru penjaga perpustakaan itu membuyarkan lamunan Eshal yang berkelana entah kemana, dan menarik Eshal kembali ke realita kehidupannya.

"Kamu ngapain di sini? Kamu bolos?" Tanya Bu Risma.

"Eh, ibu, hehehe. Enggak Bu, masa iya sih Eshal bolos. Ini Eshal mau balikin buku, lagian pak Maman gak masuk hari ini. Jadi Eshal ke sini aja daripada di kelas, berisik." Jawab Eshal, sambil mengacungkan bukunya.

Lalu Eshal dan Bu Risma pun masuk ke perpustakaan dan melanjutkan kembali aktifitas masing-masing.

Eshal mulai mencari novel yang sekiranya bisa membuatnya terhanyut dalam kisah tersebut. Setelah menemukan novel yang dicarinya, dia langsung duduk di salah satu bangku paling pojok, dan mulai membacanya. 15 menit berlalu, saat Eshal tengah asik membaca novel, ponselnya bergetar, dan menampilkan pop-up pesan dari Yola.

Yola : Shal, di mana, Lo? Pak Maman masuk. Dia nyariin Lo!

Eshal langsung menegakkan duduknya setelah membaca pesan dari Yola.

Eshal : serius, Yol?
Yola : serius gue. Buruan!!
Eshal : ok, ok, aku otw. Bilangin ijin sama pak Maman, ya?

Setelah membalas pesan dari Yola, Eshal pun segera bergegas pergi ke kelasnya. Sebelumnya tadi berpamitan pada Bu Risma.

Eshal berjalan tergesa gesa, sedikit berlari kecil karena takut terlambat masuk kelas. Bukan Takut pada pak Maman, Eshal hanya tidak ingin menjadi pusat perhatian satu kelas karena masuk terlambat. Sudah bilang bukan jika Eshal selalu risih menjadi pusat perhatian.

Eshal terus berjalan, dalam hati, ia terus menyemangati dirinya agar mempercepat langkahnya. Lalu, saat Eshal akan berbelok, dia bertubrukan dengan seseorang, cukup keras dan membuatnya jatuh terduduk. Eshal melihat buku yang di bawa oleh seseorang yang di tubruknya itu ikut terjatuh. Lalu, tanpa ba-bi-bu, Eshal berjongkok, dan membantu mengambil buku yang jatuh itu.

Dan saat Eshal melihat nama yang tertera di buku tersebut, Eshal diam sesaat, nafasnya tiba tiba tercekat, tangannya mendadak basah menandakan jika dia sedang gugup. Lalu Eshal memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya, setelah itu, Eshal menyerahkan buku itu dan berlari meninggalkan dia, sebelumnya Eshal bergumam meminta maaf pada seseorang itu.

   Bersambung


❤️❤️❤️



The Story About "E" (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang