LIMA

9 0 0
                                    

Padahal, kita hanya tak sengaja berpapasan. Dan aku pun tak yakin kau melihatku. Tapi kenapa jantungku berdegup sangat cepat, seperti aku selesai berlari jauh?

❤️❤️❤️

Hari Senin datang begitu cepat. Sungguh sangat tidak adil. Dari hari Senin, butuh 6 hari untuk sampai ke hari Minggu. Dan setelah menunggu selama 6 hari untuk hari Minggu, kita hanya bisa menikmati beberapa jam saja sebelum kembali memulai aktivitas di hari Senin.

Seperti yang tengah dilakukan oleh seorang perempuan yang rambutnya ia biarkan tergerai. Dia dan kedua orangtuanya sedang duduk dan menikmati sarapan pagi sebelum memulai aktivitas masing-masing.

"Eshal, sekarang Arman bakal sekolah disini kan? Berarti nanti kamu berangkat bareng dia aja, ya?" Tanya seorang wanita paruh baya.

Ya, dan perempuan itu adalah Eshal. Dan wanita paruh baya itu, adalah Rosa, mama Eshal.

"Iya, nanti kak Arman bakal jemput Eshal kok." Jawab Eshal setelah menelan nasinya. Beberapa menit setelah itu, seseorang datang.

"Selamat pagi, Om, Tante!" Sapa orang tersebut.

"Eh Arman, ayo sini ikut sarapan dulu. Mau jemput Eshal, kan?" Jawab mama Eshal.

Lalu, Arman pun duduk dan ikut menyantap sarapan bersama keluarga Eshal.

"Udah siang, papa berangkat dulu ya. Arman, Om duluan, ya?" Pamit Taufik, papa Eshal.

"Iya, Om. Hati-hati om!" Jawab Arman.

Lalu setelah itu, Taufik pun pergi ke kantornya setelah berpamitan kepada anak dan istrinya.

"Ma, Eshal juga berangkat ya. Udah siang juga, nanti takut terlambat." Pamit Eshal sambil mencium tangan mamanya.

"Iya, Tan. Kita berangkat dulu, ya. Lagipula ini kan hari pertama Arman masuk, kan gak enak kalo telat." Sahut Arman, sambil ikut menyalami Rosa.

"Yaudah sana berangkat. Hati-hati ya!" Jawab Rosa.

Lalu, mereka bergegas pergi menuju sekolah.

❤️❤️❤️


15 menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sekolah. Setelah itu, Arman langsung memarkirkan mobilnya di parkiran khusus siswa yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.

"Yo, Shal. Temenin kakak, ya. Kakak kan murid baru, nah gak tahu tuh dimana ruang TU." Ajak Arman sambil membukakan pintu mobil untuk Eshal.

"Gak mau ah, Eshal kasih tahu aja deh, dimana ruangan TU nya. Lagian Eshal ada urusan." Tolak Eshal.

"Ah, kamu mah, masa gitu sama kakak sendiri. Lagian dari kemarin urusan mulu, sok sibuk banget sih!" Arman masih memaksa Eshal untuk mengantarnya.

"Ok, ok, tapi habis nganter kakak ke ruang TU Eshal langsung ke kelas, ya?"

"Deal!!" Jawab Arman.

Lalu mereka berjalan menuju ruang TU untuk mengurus kepindahan sekolah Arman.

Di sepanjang jalan menuju ruangan TU, mereka sesekali mengobrol dan bercanda. Dan saat Eshal dan Arman akan melewati lapangan upacara, Eshal sempat bertatap mata selama beberapa detik dengan seseorang yang bisa membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Saat jaraknya semakin dekat dengan laki-laki itu, tanpa sadar, Eshal menggenggam tangan Arman terlalu kuat. Tangannya sudah basah dan dingin, pertanda dia sedang gugup. Arman yang tidak mengerti dengan sikap adik sepupunya itu, hanya balas menggenggam tangan kecil Eshal, dan merangkulnya. Berharap Eshal sedikit lebih tenang.

Setelah sampai di depan ruang TU, Eshal segera melepaskan rangkulan Arman. Karena dia sadar jika sekarang semua tatapan orang-orang yang ada disana terarah kepadanya dan Arman.

"Ish, kakak ngapain sih pake rangkul Eshal segala!"  Ucap Eshal sambil melepaskan rangkulan Arman.

"Ye, kamu duluan pegang tangan kakak. Yaudah kakak rangkul kamu aja. Lagian kamu tiba-tiba tangannya dingin, kan kakak takut kamu sakit, makanya kakak rangkul kamu!" Bela Arman.

"Yaudah, kalo gitu Eshal duluan ke kelas. Kakak tinggal masuk aja ke dalam." Ucap Eshal sambil berlalu dari hadapan Arman. Tapi sebelum itu, Arman memanggil Eshal.

"Eh, Eshal, tunggu-tunggu! Kamu tuh kelas 10 apa? Biar nanti pas istirahat kakak bisa ke kelas kamu." Ucap Arman.

"Ih kak, pokoknya nanti kalo kakak mau ketemu Eshal, kita ketemu nya di kantin aja, ya? Dahhh!!" Jawab Eshal sambil berlari meninggalkan Arman sendirian.

"Emang gue tahu kantin dimana?" Gumam Arman sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu, setelah itu Arman memasuki ruangan kepsek.

Dan tanpa mereka berdua sadari, seseorang memerhatikan interaksi antara Arman dan Eshal dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan setelah itu dia pergi, menyisakan udara kosong disana.

❤️❤️❤️


"Eshal!!!" Panggil seseorang di belakang Eshal.

Eshal yang merasa dirinya dipanggil pun memberhentikan langkahnya dan mencari sumber suara yang memanggilnya. Dan setelah menemukan orang yang tadi memanggilnya, Eshal tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Cyra, kirain siapa." Ucap Eshal sambil tersenyum.

"Hehe, oh ya, tadi gue lihat Lo sama cowok gandengan tangan. Siapa? Cowok Lo?" Tanya Cyra dengan nada seperti sedang menggoda Eshal.

"Ih, Cyra, apaan sih. Ngaco aja kamu tuh!" Jawab Eshal.

Lalu setelah itu mereka berdua berjalan menuju kelasnya.

❤️❤️❤️


Bel istirahat berbunyi. Semua siswa-siswi pergi menuju kantin untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Begitupun dengan 4 orang laki-laki yang sedang duduk sambil menyantap makanannya masing-masing.

"Eh, itu murid baru itu, kan? Siapa sih namanya?" Ucap Ansel ketika tak sengaja melihat Arman berjalan menuju kantin bersama Bagas, teman barunya.

Raka yang duduk membelakangi pintu kantin pun menengok kebelakang, mengangkat bahunya cuek sambil berkata,"tau, lupa gue!" Dan melanjutkan kembali makannya.

Erland yang tau siapa yang dimaksud dengan murid baru itu, hanya diam dan enggan untuk memberi tahu Ansel. Erland hanya merasa tidak suka dengan kejadian yang dia lihat tadi pagi di dekat lapang upacara itu. Dan Chiko yang merasa kasihan dengan Ansel pun memberi tahu Ansel.

"Arman, yang masuk kelas 12 MIPA 3. Kenapa deh, Lo nanyain tuh murid baru? " Jawab Chiko.

"Enggak sih, lupa aja gue namanya. Tapi ya, gara-gara tuh murid baru, saingan gue jadi lebih banyak!!" Ucap Ansel.

Lalu, pembicaraan antara Ansel dan Chiko tentang murid baru itupun berlanjut. Erland sama sekali tidak tertarik tentang pembicaraan "murid baru itu," dan Raka, meskipun dia diam tapi dia tetap mendengarkan cerita Ansel dan Chiko. Sesekali dia memberi tanggapan bila Chiko dan Ansel bertanya padanya.

"Tuh si Arman ada hubungan apa ya sama si Eshal, kok bisa deket banget gitu?" ucapan Ansel itu berhasil menarik perhatian Erland, dan membuatnya memutar tubuhnya untuk melihat kearah belakangnya. Jika kalian bertanya-tanya kenapa Ansel mengenal Eshal? Itu karena Ansel adalah ketua ekskul musik yang juga ekskul yang diikuti oleh Eshal.

"Pake rangkulan segala lagi!!" Tambah Chiko yang benar-benar berhasil membuat nafsu makan Erland lenyap begitu saja.

Erland yang sudah tidak kuat melihat itu pun, segera berlalu dari kantin. Dan sialnya, Erland harus melihat adegan rangkulan itu dari dekat ketika dia akan keluar dari kantin, dan melewati meja yang diduduki oleh mereka.

Bersambung


❤️❤️❤️


The Story About "E" (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang