Wawancara dimulai dari tanggal 20-24 April 2020. Karena hadirnya si corona, jadi wawancara diadakan secara online menggunakan aplikasi Zoom. Aplikasi yang lagi naik daun. Urusan sinyal, aku nebeng ke rumah sodara biar bisa pakai wifi. Karena takut aja nanti mati lampu sinyalnya lenyap seketika. U know lah ya.
Lagi-lagi aku mengucap syukur, karena urusan udah dipermudah. Terimakasih pakde dan makdeku yang udah bersedia memberi tumpangan wifi gratis, eak.
Sebelum H- wawancara aku udah persiapin apa saja yang akan diwawancarain nanti. Antisipasi karena ini wawancara. Ingat. Wawancara! Jadi, seperti biasa, mulailah aku googling. Baca artikel-artikel orang yang menginspirasi yang pernah lolos beasiswa BI, artikel tips wawancara online gimana. Oh iya, selain itu aku juga pelajarin tentang kebanksentralan. Seperti apa itu Bank Indonesia, gimana kedudukannya di tata negara, apa tujuan BI, apa pilar BI, siapa gubernur BI, apa hubungan BI dengan pemerintah (baik pemerintah pusat, maupun daerah) serta apa itu beasiswa BI, bagaimana programnya, dll.
Aku juga pelajarin tentang GenBi. Meskipun aku udah tau, tapi aku pengen tau dan kenal lebih dalem gitu. Biar kayak orang lagi PDKT (yang jomlo jangan baper, tolong).
Semua yang kupelajari itu kutulis di buku ajaib, lalu seperti ini:
Tibalah hari dimana aku wawancara. Tepat sekali di hari pertama puasa, hari Jum'at tanggal 24 April 2020. Tepat 2 hari setelah ulang tahunku, dan 1 hari setelah hari annivku sama doi. Hehe. Jum'at berkah, vroh!
Jadwal wawancaraku jam 10:20-10:50 (waktu yang cukup membuat kakiku kesemutan). Yang mewawancaraiku ada 3 orang, yaitu pihak BI, pihak kampusku, dan pihak GenBI.
10:19 detik-detik yang mencekam, seketika ruangan menjadi hening, angin berhenti berhembus, dan aku berdiam diri menatap layar hapeku berharap wawancara ini segera berakhir (padahal mulai aja belon, kumaha?).
10:20, begin! Dengan bismillah, aku join ke zoom dengan kode yang telah disediakan. Lalu aku disambut hangat oleh para pewawancara. Hai, hai, say hello (ga gitu juga kali). Aku dengan senyum yang sumringah membalas sapaan para beliau. Karena sawan atau gerogi, jantungku bergetar kencang. Tak kuduga, gigiku ikut bergetar. Yaallah sumpah lebay, jangan ditiru, kawan!
Santuy,
Pertanyaan yang pertama diajukan oleh pihak IAIN. Aku ditanya, yg pertama, dan yang paling utama adalah : nama, fakultas, jurusan.
Lalu, mulailah ke pertanyaan yang mencekam sekaligus mencekik ginjalku. Yaitu, ditanya kegiatan apa yang pernah kamu lakukan untuk masyarakat?
Aku terdiam sejenak, bukan karena tidak bisa jawab. Tapi otakku lagi nyusun tata bahasa Indonesia yang baik yang benar.
"Pernah mengajar?" katanya, lagi. Belum sempat menjawab, beliau udah nanya lagi.
"Pernah, saya pernah mengajar les privat Bahasa Inggris. Di rumah ketika libur kuliah, saya juga mengajar ngaji", jawabku.
Dan kalian tau nggak beliau bilang apa,
"Coba kamu ngaji," perintahnya.
"Ashiap, pak," (teriakku dalam hati).
Aku pun menunjukkan pesona ngajiku, wkwk.
"Oke, lalu apa yang pernah kamu lakukan untuk masyarakat selain ngajar?" tanyanya lagi dengan air muka yang mengerinyutkan jidat.
"Di kampung saya, saya aktif sebagai relawan di kampung dongeng, MC, MC di mall pernah bla bla bla," jawabku.
"Kalau di kampus?" tanyanya
"Di kampus saya aktif sebagai jurnalis kampus, aktif di kegiatan riset juga, selain itu saya sering jadi MC ketika ada acara kampus bla bla," jawabku menjelaskan.
"Punya prestasi di bidang non akademik dan akademik ndak?" tanyanya
"Kalau akademik, dulu SMA saya rengking 3 besar. Kalau non akademik baru-baru ini saya menjuarai juara 1 lomba cipta puisi di kampus pak, lalu ketika masih SD tahun 2008 saya mendapat juara MTQ, lalu tahun 2010, 2013, 2014, 2016 bla bla, jawabku menjelaskan panjang kali lebar.
"Oke, oke, sudah ya sudah cukup, telalu banyak," tuturnya memotong penjelasanku, padahal masih ada yang mau dijelasin.
"Lalu, pernah mengikuti event-event apa kek gitu?" Tanyanya
"Saya pernah menjadi pemateri di acara Workshop dll," tuturku.
"Oke, lalu kamu pernah menulis? Atau tulisannya pernah dipublikasikan," tanyanya.
"Oh tentu" (gumamku dalam hati, agak sedikit riang gembira gitu. Soalnya ini hobiku).
"Pernah pak, menulis berita yang telah diterbitkan, menulis 3 artikel di website Hipwee. Dan udah nerbitkan 2 buku sebagai editor," jawabku.
"Oh 2 buku?" air wajah beliau mulai sumringah, memandangku seolah tak percaya.
"Iya pak," jawabku sopan.
**
Singkat cerita , gantian pihak BI yang bertanya. Bertanya tentang apa motivasimu mengikuti beasiswa ini, apa itu Bank Indonesia sebagai bank sentral dll (tu kan keluar, untung udah belajar).
Lalu yang terakhir, pihak GenBi yang mewawancarai. Yang ini kakak-kakak cantik imut berkacamata yang mewawancaraiku. Beliau bertanya apa itu genbi (untung udah belajar juga), bagaimana caramu mengatur waktu antara kuliah dan organisasi, mengapa sih kamu layak kami pilih sebagai penerima beasiswa, dan apa program yang akan kamu buat untuk GenBI ketika lolos nanti?
Aku jawab tanpa kendala, alhamdulillah.
Aku jawablah program yang akan saya buat yaitu:
1. GenBI berdiskusi seminggu sekali untuk meningkatkan literasi dan membudayakan gerakan membaca.
2. Kelas Menulis GenBi
3. GenBI berbahasa asing
Ternyata dari 3 program itu, 2 program belum ada di GenBI, jadi usulanku bisa ditampung.
Dan wawancara selesai. Kakiku kesemutan. Sebenarnya masih ada yang ingin kusampaikan kepada pewawancara, penting sekali, hingga membuatku kepikiran siang malam.
Tapi yasudah lah, kalau memang rejeki pasti menjadi milik. Aku pasrah. Dan terus berdoa kepada Allah SWT, sang pemilik semesta alam.
Oh iya, nantinya dari 100 orang yang seleksi wawancara tadi disaring lagi menjadi 50 orang yang terpilih mendapatkan beasiswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Mendapatkan Beasiswa Bank Indonesia 2020
Historia CortaIngatlah, rejeki tak akan tertukar, amanah tak akan salah pundak. -GenBI (Gerasi Baru Indonesia)