Arava7

11 3 0
                                    

Menghayalkanmu sebuah kegiatan yang entah sejak kapan ku mulai, namun cukup membuatku bahagia bisa memilikimu seutuhnya di dalamnya.

Now playing
Feby Putri - Halu

Lagi musimnya LDR-an nih)

Happy Reading.

Typo dimana-mana.

****
"Ra di cariin noh sama Arva." Teriakan Puput dari ambang pintu kelasnya sanggup membuat Ara gelagapan sekaligus kaget mendengarnya.

"Nggak usah bercanda! Ngak lucu tau!" Seru Ara mencoba berfikir positif bahwa Puput hanya mengerjainya saja.

"Tuh orangnya, lo ngak percayaan banget sih sama gue." Ucap Puput jarinya menunjuk cowo bertubuh cukup tinggi yang berdiri di samping pintu kelasnya tak lupa dengan senyuman yang entah sejak kapan membuatnya sangat candu.

"Atau jangan-jangan lo baper ya sama Arva" ucap Puput sangat kurang ajarnya apalagi dengan senyum liciknya yang membuat Ara ingin menampol perempuan satu itu. Tapi sekarang belum waktunya.

Belum sempat Ara menjawabnya pertanyaan cowo yang tengah menjadi topik utama ini membuatnya tertegun sesaat.
"Maaf ganggu, gue cuma mau ngobrol kok sama lo, boleh?" Tanya Arva.

"Bo-boleh." Balas Ara gugup. Bersamaan dengan tungkainya yang melangkah keluar menemui sang empunya di kursi depan kelasnya. Jantung Ara sudah ingin keluar saja rasanya.

"B aja kali gugup banget neng." Celetuk Shela sangat tidak tau keadaan. Hey, andai saja dia di panggil gebetannya pasti dia juga bakal kayak gini.

"Mm ada apa ya?" Tanya Ara gugup setengah mati.

"Nanti pulang sekolah bareng gw bisa?"

"Mm-mau ngapain?" Tanya Ara balik menahan senyumnya ketahuilah pemirsyah Ara ingin teriak-teriak saking senangnya.

"Mau ajak kamu nonton, mau kan?" Kata Arva penuh harap.

"B-boleh." Ucap Ara cepat kepalanya ia tundukkan untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah merah padam.

Arva hanya terkekeh sembari mengamati wajah Ara yang menunduk malu, terlihat gemas di matanya.

"Cantik." Celetuk Arva tiba-tiba. Yang sukses membuat Ara semakin tertunduk malu.

"Siapa?" Tanya Ara pelan sembari menunduk.

"Kamu." Ujar Arva sembari tersenyum manis menatap Ara yang malu-malu meong.

Setelah ini kayaknya Ara harus segera ke dokter jantung untuk memeriksa jantungnya yang ingin copot dari tempatnya.

"Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Arva menahan senyumnya.

"Mana ada aku baik-baik aja kalo kamu natap aku terus kayak gitu." Balas Ara mengerucutkam bibirnya.

"Masa ga boleh natap calon pacar sendiri." Goda Arva lagi.

"Udah stop aku malu"

"Kenapa malu?" Tanya Arva masih gencarnya menggoda.

"Malu atuh udah ih liatinnya nanti" ucap Ara sedikit kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang