01. SI DORA

104 29 37
                                    

Happy reading:)

Seorang gadis tersenyum setelah selesai mengikat tali sepatunya dengan rapi. Ia pun langsung berdiri melangkahkan kakinya menghampiri Motor Maticnya yang berada di depan halaman rumah sederhananya.

"Pagi Ciki. Udah siap belum berangkat ke sekolah?" Tanya gadis itu tersenyum cerah pada Motor Maticnya yang di beri nama Ciki.

"Oke, sekarang kita berangkat," seru Gadis itu riang setelah ia menaiki motornya dan memasang helm, lalu melajukan motornya meninggalkan halaman rumahnya.

~~~

"Yey, Ciki akhirnya kita sampai juga dengan selamat sentoso ke tempat tujuan," seru gadis itu pada motornya lagi setelah sampai di sekolagnya. Ck, gadis ini sepertinya sudah gila, padahal motornya tidak bisa bicara. Dan karena seruannya, dia jadi pusat perhatian, banyak yang menatapnya aneh. Bodo amat yang penting Luna seneng.

Yah, gadis itu bernama Luna Cahaya Ningsih. Gadis yang di anugerahi wajah yang pas-pasan, tidak Jelek dan tidak Cantik. Tetapi memiliki kulit yang bersih, hidungnya kecil tapi mancung, dan bibir yang berwarna pink alami. Dan dia selalu menggerai rambutnya yang seperti Tokoh Kartun favoritnya, yaitu DORA.

Luna pun melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya yang terletak di lantai 2 kelas XI IPS B.

"Lunaaa," panggil Seorang Gadis cantik yang berada di ujung koridor. Luna yang akan menaiki tangga pun menoleh karena mendengar ada yang memanggilnya.

"Akhhhh Nina. Luna kangen!" Seru Luna berlari menghampiri Gadis yang memanggilnya, yang bernama Nina, dan memeluknya.

"Aduhh luna. Lo meluknya kekencengen, sesak napas nih gua." Ungkap Nina berusaha melepaskan pelukan Luna.

"Ih Luna kangen tauk," luna memanyunkan bibirnya.

"Lebay lu ah. Cuman gak ketemu sehari doang, lu udah kayak gak ketemu setahun sama gua." Cerca Nina sambil mengayunkan kakinya meninggalkan Luna.

"Nina tungguin Luna, oi!" Teriak Luna sambil berlari menyusul Nina yang sudah menaiki tangga.

~~

Bel istirahat pun berbunyi, semua siswa bernafas lega lalu mereka berhamburan keluar kelas menuju Kantin, untuk mengisi perut mereka yang sejak tadi sudah meronta-ronta minta di isi. Sama halnya luna dan nina, sekarang mereka melangkahkan kakinya menuju kantin, dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibir manis luna.

"Luna jalannya jangan cepet-cepet dong,"kesel Nina.

"Cepetan nina, ntar keburu davidnya pergi." Ujar Luna terus menambah kecepatan langkah kakinya mengabaikan Nina yang mulai kesal akan tingkahnya.

Sesampainya di pintu kantin, Luna berhenti lalu mengedarkan pandangannya ke tiap penjuru kantin. Dan hap, ia menemukan targetnya yang sedang makan di pojok kantin bersama kedua temannya. Luna pun melangkahkan kakinya menghampiri targetnya dengan senyuman yang terus berkembang.

"Bebeb David, lagi apa?" tanya Luna langsung duduk di sebelah cowo tampan yang tak lain adalah cowo yang dia sukai. Padahal sudah jelas-jelas yang di tanya sedang makan. Dasar Luna kembarannya Dora.

"Gak punya mata lo sampek harus tanya," jawab cowo itu ketus yang tak lain adalah David.

Ia adalah David wijaya, yang tak lain adalah seorang cowo kelewat tampan yang di gilai oleh banyak cewe, termasuk Luna yang menyukai seorang david semenjak 1tahun yang lalu. David anak dari seorang pengusaha yang sukses yang sudah banyak di kenal oleh masyarakat, dan tentunya dia kaya. Ia adalah cowo yang ramah kepada setiap orang yang menyapanya, pengecualian Luna. David akan berubah menjadi ketus dan sinis.

"Aduhh David gemesin deh, jadi pingin nyubit," ungkap Luna gemas, tangan Luna refleks mencubit pipi kiri David karena terlalu gemas.

"Singkiran tangan lo, banyak kuman," di tepis tangan Luna dari pipinya.

"Ih David mah gitu kasar. Jadi makin sayangkan Lunanya." Ujar Luna sambil cengar cengir tidak jelas.

"Gua malah jijik." sinis David lalu beranjak pergi dan di ikuti temannya yang barusan hanya menjadi penonton, mereka sudah biasa melihat kejadian seperti tadi, jadi mereka sudah hafal.

"Eh David mau kemana? Luna kok di tinggalin, nanti kalo Luna di culik gimana? Jadi Duda dong David," teriak Luna, sehingga membuat seisi kantin menatapnya sinis terutama para cewe fans fanatiknya David.

~~~

"Vid, jangan ketus-ketus gitu sama Luna, kalo ujung-ujungnya Cinta nyaho lo," ujar Dito salah satu teman David, mereka sekarang sedang berjalan di koridor menuju kelas mereka XI IPA A.

"Lu nyumpahin apa gimana?" tanya David kesel menghentikan langkahnya lalu memutar badannya sepenuhnya ke arah Dito.

"Ck, baperan lu." Sergah Dito santai. "Luna kalo di liat-liat manis sih" sahut Alfa yang dari tadi hanya diam.

Seketika hening melanda, David dan Dito langsung mengarahkan pandangan sepenuhnya kearah Alfa yang berada di tengah-tengah mereka.

"Jangan bilang kalo lu---"

"Suka sama Luna?" David memotong dan meneruskan ucapan Dito. Mereka menatap Alfa dengan penuh selidik.

"Kepo lu pada, kayak Dora," jawab Alfa lalu melenggang pergi meninggalkan keduanya yang masih diam di tempat.

DALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang