02. JATUH

47 29 21
                                    

Happy Reading :)
Jangan lupa Vote dan Komen.


"Luna Luna, gua udah bilang berapa kali. Stopp ngejar David kalo ujung-ujungnya lo bakal di tolak lagi." Ujar Nina gemes dengan Luna yang tidak memiliki rasa capek untuk mengejar David hampir 1 tahun belakangan ini.

"Kan Luna udah bilang. Kalo Luna trauma pacaran sama cowo muka pas-pasan ujung-ujungnya Luna di selingkuhin tuh. Jadi Luna mau punya pacar yang kelewat ganteng kayak David. Dan gak mau yang lainnya, titik." Putus Luna sambil menyelesaikan acara makannya. Yap, sekarang mereka berada di kantin.

"Kan lu tau, David itu banyak yang suka selain lu Luna. Cakep-cakep lagi, lah elu cuma punya muka pas-pasan bisa apa." Sungguh ucapan Nina Jleb tepat sasaran. Tapi Luna tidak tersinggung tuh.

"Bodo amat. Pokoknya Luna harus terus berjuang untuk mendapatkan cinta Bebeb David." Ujar Luna teguh akan pendiriannya dengan mengepalkan tangan ke udara.

"Semerdeka lu aja Dora," putus Nina lelah.

"Yaudah yuk balik kelas bentar lagi bel masuk bunyi." Ajak Luna yang hanya di jawab anggukan kepala oleh Nina.

~~~

"Davidd, tungguin Luna," teriak Luna saat melihat David berjalan menuju parkiran, karena sekarang waktunya pulang sekolah. David terus melangkahkan kakinya mengacuhkan teriakkan Luna.

"Luna tungguin gua." Susul Nina ikut teriak yang berada tidak jauh di tempat Luna berdiri.

"Nina, Luna buru-buru nih mau nebeng sama David. Ciki kamu yang bawa yah?" sahut Luna lalu melempar kunci motornya ke arah Nina, yang di tangkap dengan sigap oleh Nina. Tanpa menunggu jawaban Nina, Luna berlari menyusul David di parkiran.

Sesampainya di parkiran tepat di depan motor David, Luna tidak sengaja ke sandung batu dan berakhir jatuh mengenaskan di depan calon pacar. Ya Allah Luna malu. Semua orang menertawai Luna tidak ada yang membantunya berdiri. Nina? Ntahlah mungkin ia sudah pulang. Lututnya mengeluarkan darah, David hanya melihatnya tanpa ada niatan menolong.

"Minggir Dora, gua mau lewat," ketus David yang mulai menghidupkan motor besar kesayangannya.

"Ih David, bantuin dulu Lunanya. Gak bisa berdiri nih, perih." Suara luna terdengar parau menahan tangis.

"Ogah. Suruh siapa lu lari gak pakek mata!" Tolak David mentah-mentah.

"Salah David. Lari itu pakek kaki." Ralat Luna membenarkan ucapan David, suaranya pun sudah tidak parau. Secepat itukah berubahnya?, dasar Cucu Bunglon.

"Terserah gua dong. Udah ah sana minggir lu atau gua tabrak," ancam David cengah dengan sifat Luna yang keras kepala.

"Kalo David nabrak Luna. Luna mati dong, terus nanti David sedih merasa kehilangan." Ujar Luna percaya diri.

"Kebalik, seneng iya," sinis David.

"Calon pacar gak boleh boong ih." Ujar Luna masih di posisi jatuhnya duduk di atas paping parkiran.

"Gua bukan calon pacar lu!. Sana ah minggir gua mau pulang," marah David.

"Ya udah bantuin Luna berdiri dulu, baru David boleh pulang." Ucap Luna enteng. Dengan terpaksa David turun dari motornya lalu melangkahkan kakinya ke arah Luna yang terlihat nyaman dengan posisi lesehannya.

"Bangun," ucap David malas setelah menjulurkan tangannya. Luna langsung menerima uluran tangan David dengan senang hati.

Setelah luna berdiri dengan sempurna. Tetapi tangan mereka masih bertautan, David yang baru sadar langsung melepaskan tautannya dengan kasar.

"Modus." David langsung mengusapkan tangannya pada celana abu yang sekarang ia kenakan, seakan-akan barusan ia memegang sesuatu yang kotor.

"Hehehe makasih calon pacar." Ucap Luna cengar cengir tidak jelas. "Jadi makin cintahh kan lunanya, langsung ke KUA yuk?" ajak Luna enteng seakan-akan KUA tempat bermain.

"Cihh. Mimpi," sahut David lalu berjalan menuju kembali ke motornya, lalu kembali menghidupkannya.

"David?" panggil Luna, saat David akan melajukan motornya.

"Apa lagi?!!" Davud frustasi menghadapi spesies macam Luna. Huhh sabar David, orang sabar banyak yang suka.

"Itu, Luna boleh nebeng gak?" tanya Luna sambil menampilkan puppy eyesnya agar David luluh.

"G," singkat dan padat itu jawaban David.

Seketika raut wajah Luna berubah pura-pura kecewa.

"David gak kasian apa sama Luna. Luna terluka loh, nihh liat lutut Luna berdarah." Tunjuk Luna pada lutut kirinya yang terluka.

"Eh Alfa, sini lu." Panggil David saat tidak sengaja melihat Alfa yang menaiki motornya.

"Apaan?" sahut Alfa saat tiba di hadapan Daluna dengan motornya.

"Ater nih Dora pulang, gua ada urusan. Bye." Pamit David tanpa menunggu jawaban keduanya, langsung melajukan motornya.

"Yah di tinggalin, Luna sumpahin David nanti cinta mati sama Luna huh." Gumam Luna tapi masih bisa di dengar oleh Alfa.

"Ekhm, jadi nebeng gak?" ujar Alfa menghentikan gumaman Luna.

"Eh Alfa, ya udah yuk jadi." jawab Luna cengar cengir

DALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang