06. SAKIT HATI

4 1 0
                                    

Aku tau akan susah membuatmu jatuh cinta padaku. Tapi, Tolong hargai perjuanganku!

Happy reading
Jangan lupa Vote&coment

"Eh vid, gua kan udah bilang jangan terlalu kasar sama anak orang," Nasehat Dito sambil menyantap Bakso yang ada di hadapannya.

"Masa bodo, dia bukan tipe gua."

"Kalo emang dia bukan tipe lu, ya jangan ketus-ketus gitu dong. Dan mending Luna buat gua aja, gua janji bakal bahagiain dia, gak kayak lu belum jadi pacar udah kasar mas." Bersamaan dengan itu, Alfa langsung menatap Dito tajam.

"Ambil aja sih, biar dia gak ganggu gua lagi," sahut David santai.

"Eh Al, ngapain lu ngliatin gua kayak gitu? kayak ngliatin musuh aja," tanya Dito heran akan tatapan Alfa padanya.

"Ada hutang lu kali," sahut David ngasal.

"Eh Al, jawab kek. Lu lagi puasa ngomong ha?!" Tanya lagi Dito sedikit kesal

"Males," jawab Alfa sinis sambil mengunyah baksonya pelan.

"Males kenapa? Apa karna tadi si Dito mau sama Luna?" Tanya David tepat sasaran

"Yang bener aja lu Al? Lagian gua tadi becanda kali. Lu suka beneran sama si Luna? " tanya Dito bertubi-tubi tak lupa juga melebarkan kedua matanya

"Pikir aja sendiri. Intinya Untuk Lu David. Jangan kasar-kasar sama Luna, dia perempuan bro, kalo gak suka jangan gitu caranya." Nasehat Alfa

"Terserah gua dong," Tantang David tidak terima

"Yaudah sih yang penting kita udah ngasih tau." Pasrah Dito mewakili Alfa.

Dan tanpa mereka sadari dari meja belakang yang mereka tempati terdapat Luna yang mendengar semua omongan mereka.

"Apa segitu gak sukanya ya David sama Luna. Apa selama ini perjuangan Luna sia-sia. Apa David punya cewe lain?" Batin Luna lirih menahan sesak di dadanya saat mendengarkan kata-kata David.

Di tatapnya Somay nya yang masih utuh tanpa ada minat untuk melanjutkan makannya, Luna bergegas berdiri lalu berlari melewati meja David. Seketika David dan teman-temannya menegang kala tau ternyata Luna berada di meja belakang mereka saat mereka berbincang tadi.

"Apa Luna dengar omongan gua tadi ya?" Tanya David pada batinnya merasa tidak enak hati

    ...


Tangis seorang Luna terdengar cukup memilukan. Ya, Luna menangis karena ucapan David. Luna tidak sekuat dan se ceria yang kalian bayangkan. Dia lemah kala sendiri, dia sakit hati setiap dapat penolakan dari David akan kehadiran dirinya.

"Kenapa?" Tanya Luna lirih sambil mendudukkan dirinya di atas lantai toilet.

"Apa sangat sulit untuk menghargai perjuangan Luna. Kenapa David? Apa Luna kurang cantik, apa juga karena Luna bukan tipe David? Apa jangan-jangan David udah suka sama cewek lain?" Panjang Luna bertanya-tanya seorang diri. Merasa perjuangannya selama ini sia-sia.

"Apa Luna Mundur saja? Luna capek terus-terusan sakit hati" Ujar Luna lemah. "Tapi Luna gak mau David jadi milik orang lain." Lanjut Luna semakin menaikkan volume tangisannya. Hingga Ketukan pintu terdengar dari arah luar toilet.

"Luna lu di dalem kan?" Tanya Nina khawatir saat tau Luna keluar dari kantin sambil lari dengan wajah sedih

"Luna gapapa Nina. Luna cuman pengen nangis aja." Jawab Luna dari dalam toilet. Lalu berdiri membuka pintu toilet agar lebih mudah berbicara dengan Nina.

"Udah dong Lun jangan sedih lagi. Kan gua udah bilang, kalo capek jangan di kejar, David akan terus buat lu sakit hati. Tapi gua gak maksa, gua cuman gak terima perjuangan lu di sia-siain kayak gini" Ujar Nina sambil menghapus sisa air mata Luna yang masih ada di pipinya.

"Iya Nina makasih udah ngasih tau ke Luna. Luna akan pikirin lagi," Ucap Luna sudah tidak terisak lagi

"Yaudah ayo kita ke kelas bentar lagi bel masuk bunyi." Ajak Nina yang hanya di balas anggukan kepala oleh Luna.

Tbc



Menurut kalian David harus di apain nih?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang