"Kau sangat tampan bahkan sempurna, tapi sayang sekali mahluk seindah dirimu tidak baik bagi nyawaku."
- Han Jia -👑 👑 👑
Aku membuka mata. Dan untuk kesekian kalinya bertanya, apa sekarang aku benar benar di akhirat? Setelah bangkit untuk mencerna suasana, dan menatap sekitar, akhirnya menyadari ini masih di kamar tadi. Kurasa aku masih hidup.
Syukurlah.
Aku berjalan menghampiri dan menatap cermin. semua luka di tubuhku hilang, begitupun badanku yang sama sekali tidak sakit lagi. hanya saja sedikit lemas dan ada dua titik merah bekas luka gigitan di leher sebelah kiriku.
Kejadian semalam benar benar terjadi rupanya, ah jadi vampire itu sungguh nyata. tapi bagaimana bisa aku tetap hidup setelah darahku dihisap? Lalu kenapa semua lukaku hilang? Apa dia yang melakukannya? Tapi kenapa?
Pertanyaan-pertanyaan itu membanjiri fikiranku. Sampai titik dimana perhatianku teralihkan pada sebuah ponsel di atas meja dekat ranjang. Itu ponselku!
Aku mengambilnya dengan semangat seolah menemukan pintu untuk kembali. Tapi senyumku tidak bertahan lama saat mendapati lokasiku tidak terlacak dan tidak ada jaringan sama sekali. Aku tidak bisa menghubungi siapapun, ponsel ini hanya bisa mengakses galeri, kamera dan fitur offline lainnya yang tanpa sinyal.
Ah menyebalkan! Aku kehabisan ide dan sungguh buntu akan teka teki yang sedang melandaku sekarang. Ditambah aku masih sangat ketakutan jika mengingat bagaimana vampire itu menghisap darahku semalam.
Setelah satu tarikan nafas frustasi, aku berjalan mengelilingi ruangan ini beberapa balik hingga akhirnya sadar, ada sebuah tombol kayu yang sangat samar dengan dinding di sebelah tempat tidur. Aku mendekat dan menekan tombol itu tanpa pikir panjang.
Lemari buku di sampingku tiba-tiba bergeser kesamping memberi celah yang menghubungkan antara ruangan ini dengan ruangan lain.
"Apa ini? ada ruangan lain?"
Aku melangkah dengan hati-hati. Memasuki ruangan tersebut. Untuk beberapa saat aku dibuat kagum dengan desain ruangan bernuansa gelap ini, semua ornamennya hampir berwarna merah, gold dan hitam.
Benar-benar dark vibes rumah seorang vampire yang ada dalam ekspektasiku. Tapi yang membuatku tidak percaya adalah ini semua nyata, bukan hanya imajinasi.
Termasuk pria itu, pria yang sedang tertidur di atas ranjang merah yang sangat glamour dengan jubah hitamnya yang seolah sudah menjadi ciri khasnya.
Aku mendekatinya seperlahan mungkin agar tidak membuat suara. Melambaikan tangan beberapa kali di depan wajahnya untuk memastikan bahwa ia benar-benar tidur tapi detik selanjutnya aku menyadari satu hal, vampire di hadapanku ini sangat tampan ternyata.
Wajahnya yang simetris, dengan bentuk mata tajam yang unik dan kulitnya yang pucat membuat ia tidak terlihat seperti manusia— ah tapi dia memang bukan manusia sih.
"Kenapa aku baru menyadari ketampanannya." Aku mendekatkan wajahku untuk menatapnya lebih lekat.
"Hei tuan vampir. Kau sangat tampan dan yah sempurna, persis seperti tokoh fantasi yang selalu aku idamankan," gumamku sepelan mungkin. Aku mengingat kembali kejadian semalam bagaimana ia menatapku dan betapa takutnya aku hingga sulit bernafas karna debaran yang ia sebabkan.
"Kau juga membuatku berdebar, seolah imajinasiku selama ini menjadi nyata. Aku harusnya bahagia, tapi sepertinya aku hanya terlalu polos. Karna ternyata vampir sepertimu sangat berbahaya dan bisa membunuhku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me to Your World
FanfictionSebuah insiden saat bulan purnama yang menimpa Jia membuatnya terlempar ke dunia pararel lain, dunia tempat dimana para vampire hidup. Hingga akhirnya gadis itu tenggelam jauh ke dalam hidup gelap seorang vampire bernama kim Taehyung. Dan gilanya l...