Take Me to Your World

Chapter 4 : blood sweat and tears

"Now, I'm ready for die."
- Han Jia -

👑 👑 👑

Pria itu menatap dari jendela rumahnya, melihat betapa kacau kotanya itu sekarang akibat kebakaran besar yang terjadi semalam.

Belum ada kabar lagi tentang keluarganya ataupun wanita yang dicintainya. Setelah kejadian itu. Tentu saja, walau terlihat tenang hatinya sedang sangat gelisah.

Ia kini beralih menatap seorang bayi yang sedang terlelap dalam gendongannya itu, "Jika bukan karna permintaan Hyesung, aku pasti sudah membunuhmu."

"Taehyung!"

Pria yang dipanggil namanya itu berbalik, menghampiri vampire yang tiba-tiba berada di belakangnya. Untuk sesaat ia bersyukur karna rekan yang sudah seperti adiknya ini baik-baik saja.

"Bagaima—"

"Jasad keluargamu sudah ditemukan," potong pria berwajah imut itu dengan berat hati, "Dan juga Hyesung noona, menghilang. Bahkan kerajaan sedang mencari—"

Taehyung segera membuka matanya, tubuhnya penuh keringat dan nafasnya terengah. Ia baru saja terbangun dari mimpi buruk. Kejadian tujuh belas tahun lalu selalu menghantuinya setiap malam, dan itu menjadi alasan kenapa ia tidak suka tidur.

Pria itu menenangkan dirinya dan bangkit, lalu meminum segelas darah dari lemari es nya. Ia kemudian mengambil jubahnya, hendak pergi ke kerajaan tapi ada yang janggal.

Gadis itu tidak ada di kamarnya, lalu dari kejauhan terliat sebuah tali panjang yang menjulur dari jendela.

Taehyung menghela frustasi, "Lagi?"

Han jia POV

Beberapa jam sebelumnya...

"Selesai!" Aku menatap bangga tali panjang yang kubuat dari kain-kain yang kutemukan di gudang rumah ini.

melangkah dengan hati hati, aku berusaha memastikan suasana aman, bisa kulihat Taehyung sedang tertidur di ranjang merahnya.

"Nice!" gumamku hampir tidak bersuara.

Aku juga sudah menyiapkan beberapa alasan bagus jika-jika pria itu kembali mengetahui aksi kaburku.

Setelah memasang tali itu di jendela, aku menarik nafas sedalam mungkin karna sejujurnya ini sangat menakutkan untuk terjun setinggi ini hanya dengan tali tapi, mati karna dimakan oleh vampire lebih menyeramkan. Dua hari lagi ulang tahunku jika aku tidak kabur sekarang maka aku benar-benar tidak akan menerbitkan buku lagi.

Aku meraih tali itu dan memegangnya erat seraya memejamkan mata.  Tubuhku perlahan mulai menurun dan semakin lama semakin cepat, hingga akhirnya kakiku menyentuh tanah.

Kubuka mata perlahan, melihat suasana siang hari kota vampire yang sangat sepi membuat senyumku seketika mengembang.

"AKU BERHASI—" dengan cepat aku membungkam mulut sebelum menarik perhatian mahluk malam yang sedang tidur di atas sana.

Hampir saja aku berteriak. Oke, aku hanya terlalu excited.

Kakiku mulai melangkah menyusuri jalan, fikiranku sangat bersemangat sekarang. aku akan segera kembali bertemu Jungkook dan Hyeri, lalu aku juga memikirkan hal-hal apa saja yang akan aku lakukan setelah keluar dari disini bahkan hingga hal kecil yang sering aku keluhkan, aku ingin melakukannya lagi.

Setelah beberapa kali terancam kematian aku merasa telah menyia-nyiakan banyak hal dalam hidup dan itu membuatku menyesal. Saat kembali, aku harus menjadi orang yang lebih bersyukur.

Tekadku.

Matahari sudah tenggelam, kufikir akan sangat mudah keluar dari sini, tapi sialnya yang kulakukan hanya terus berjalan di tempat yang bahkan aku tidak tahu ada dimana. ini bukan lagi kota tempat Taehyung tinggal tapi satu hal yang pasti tempat ini masih dunia vampire karna sekarang aku harus berjalan dengan sembunyi-sembunyi karna vampire mulai banyak berkeliaran.

Untung saja aku sempat mencuri jubah Taehyung dan meminum cairan bening itu lagi tadi diam-diam.

Aku bisa menyamar untuk sekarang tapi aku tidak tahu pasti berapa lama
ramuan bening ini dapat menyamarkan bau darahku, karna sekarang sudah hampir delapan jam sejak aku melarikan diri.

Kurasa, aku harus mencari air dulu, jika tidak aku bisa mati karna dehidrasi. Hampir semua view di dunia ini terlihat sama dan itu membingunganku mencari arah jalan.

Langkahku seketika terhenti saat melihat sebuah kerumunan yang sedang berkumpul mengelilingi sebuah panggung kayu yang sudah tersedia api di atasnya.

Tapi bukan itu yang menjadi salah fokusku, aku melangkah perlahan mendekati kerumunan itu seiring perasaanku yang mulai tersayat.

Para vampire itu mengikat beberapa manusia hidup di atas panggung itu, mereka terlihat sangat sekarat dan ada beberapa bekas luka gigitan di lehernya.

Satu orang vampire sedang berbicara seolah membacakan pidato dalam bahasa yang tidak aku mengerti. Sedangkan yang lainnya menyaksikan dengan seksama.

Sebenarnya acara gila apa ini?

Mereka menarik paksa para manusia itu, lalu menggantungnya terbalik layaknya hewan. Tanganku mengepal erat. Melihat manusia diperlakukan seperti itu sangat menyakitkan. Aku sangat takut tapi juga kesal disaat bersamaan.

Vampire yang tadi berpidato kini mengeluarkan sebuah pedang dari balik jubahnya dan detik selanjutnya tanpa berpikir lagi ia menebas kepala manusia itu di sambut sorakan meriah dari para vampire di sekitarku seolah mereka sedang menyaksikan atraksi.

Aku membulatkan mata, dan membungkam mulutku yang sedang menahan teriakkan, tangan dan tubuhku bergetar bukan main. Ini sangat gila!

Beberapa vampire naik ke panggung itu dan mewadahi darah yang bercucuran dari tubuh manusia tadi lalu pria itu kembali mengangkat pedang dan siap menebas kepala lainnya hingga kemudian sebuah tangan menutupi penglihatanku.

"Sudah cukup, tidak perlu menyaksikannya lagi," Bisik suara yang tak asing itu, lalu ia menarik tubuhku berjalan menjauhi kemurunan.

Aku bahkan tidak peduli lagi dengan rencana kaburku yang gagal, pertahananku runtuh, aku terisak, rasa sakit dan bersalah karna tidak bisa melakukan apapun untuk mereka mencekik perasaanku.

Setelah menyaksikan semua itu tadi apa masih bisa aku hidup tenang? Atau mungkin kematian memang cocok untukku? Haruskah aku menyerah sekarang?

To be continue...