Taukah kalian,hal apa yang terasa sama indahnya dengan memiliki?
Mengagumi.
Ya, mengagumi tanpa memiliki adalah definisi cinta paling tulus menurut Lana. Tak meminta, tak memaksa, hanya diam dan melihat tapi tetap memberi rasa.
Saat itu Wara adalah lelaki nyata tapi terasa tak nyata yang Lana idam-idamkam di setiap hari nya. Tak ada sehari pun ia melewatkan pemandangan indah yang selalu lewat lorong lantai dua setiap jam tujuh pagi. Tak ada sedikitpun rasa lelah yang ia rasakan saat menatap lelaki yang bahkan sedetikpun tak pernah menghiraukannya.Jika diberikan pilihan untuk memiliki kekuatan, Lana ingin sekali punya kekuatan untuk bisa membaca pikiran. Ia ingin membaca otak Wara yang begitu susah untuk ditelaah. Seperti saat dulu dan sekarang, Lana selalu punya banyak tanda tanya untuk kehidupan Wara, dan Lana sebenarnya juga cukup lelah.
Wanita penikmat cinta sepihak yang begitu kebal dengan hayalan-hayalan yang dibangun olehnya sendiri, kini kembali di sayat oleh kalimat-kalimat Wara yang mengalir begitu bebas. Menyisakan beribu bekas nya yang tak terlihat di lubuk hatinya. Bahkan.. telinga itu terasa tuli, ia hanya bisa melihat pergerakan demi pergerakan bibir tipis Wara lewat ekor matanya. Tak ada niat sedikitpun untuk mencoba mendengar suara khas Wara yang sebenarnya begitu candu baginya. Otaknya seketika jadi kosong setelah dihantam oleh kejujuran Wara beberapa saat yang lalu.
"Pak.." sahut Lana, menghentikan penjelasan Wara yang sama sekali tak didengar olehnya. Lelaki itu kemudian diam, menatap netra hitam pekat milik Lana yang sekarang hampir tergenang. Menemukan setitik rasa perih dari mata Lana. Wara paham, ia kembali berulah menyakitkan.
"Na..."
"...kamu dengar penjelasan saya?" Wara berujar, hanya sedang menanyakan perihal usahanya untuk menjelaskan apa saja yang terjadi dalam hidupnya selama ini. Gadis itu ikut menggeleng pelan sambil mencoba menetralkan kesakitan hatinya, namun naas... pantulan emosi yang sedari tadi ia tahan akhirnya lolos begitu saja. Airmata kini terjun begitu bebas, berjatuhan di tangan lemahnya.
Detik seketika terasa seperti menit, waktu seakan terhenti. Wajah Lana begitu pilu, sedangkan Wara begitu kacau. Ternyata, Lana yang ia kenal selalu tidak perduli dengan hal-hal yang tak penting malah terlihat begitu menyedihkan, ya Wara merasa hidupnya selama ini tak pentingㅡterkecuali saat melewati waktu singkatnya dengan Lana dulu. Wara lalu berusaha memposisikan dirinya didekat Lana, menggeser dirinya lebih dekat. Ia ingin merengkuh, memberi kekuatan, meleburkan apa yang ia rasa. Sayangnya, Lana lebih dulu pamit saat Wara belum sempat berada di dekat gadis itu.
"Saya duluan.." Kemudian Lana meninggalkan Wara dengan kesendiriannya. Membiarkan Wara dengan kekesalan pada dirinya sendiri.
Bukannya tak ingin mengejar Lana, hanya saja Wara tak ingin mengacaukan perasaan Lana lagi. Pantulan bayangan gadis itu hanya bisa dilihat Wara dengan seksama, memperhatikan setiap langkah Lana yang kian lama kian menghilang. Angin malam ini yang tadinya begitu menyegarkan, berubah menjadi sedikit hangat bagai emosi yang Wara tahan kali ini.
Sesampainya pada kamar villa yang ia tempati bersama Feline, wajah Lana terlihat begitu merah. Feline yang sedang ber face time ria dengan keluarga nya terlihat kebingungan lalu tatapannya beralih mengekori gadis itu dari pintu masuk sampai ke kamar mandi.
Tok... tok... tok..
"Lana? Kenapa?"
Lana terperanjat kaget. Baru sadar, daritadi dirinya hanya melamun didepan kaca. Melihat pantulan dirinya yang terlihat seperti orang bodoh. Bahkan dari pantai tadi, pikiran Lana kosong.
Lana lalu berdehem, mencoba menormalkan nada suara nya "Lagi boker mbak... ga enak perut" dusta Lana.
"Kamu sih bandel, pasti masuk angin itu kena angin pantai.."
![](https://img.wattpad.com/cover/217881558-288-k466913.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
['Tipe Data']
ChickLitSebagai programmer, hal dasar yang harus di kuasai adalah Tipe Data. Mencakup beberapa nilai-nilai dari ekspresi untuk dapat mendefinisikan operasi yang akan dilakukan untuk membuat sebuah program. Sama hal nya dengan yang akan kita telaah dari kisa...