Part 4

17 2 3
                                    

Hari ini tiba saatnya pelaksanaan Camp pendidikan kepramukaan.

Dini hari, aku sudah dijemput oleh Adit untuk berangkat ke sekolah bersama. Memang Adit adalah Lelaki yang sangat baik, perhatian, dan dewasa. Dia bisa menyesuaikan dimana saatnya dia untuk menjadi dewasa (tegas) dan dimana saatnya dia menjadi seorang yang friendly. Aku sangat kagum dengannya.

°°°

Ketika aku turun dari kamarku, ka Adit sudah stand by di ruang tamu. Kelihatannya dia sedang mengobrol asyik dengan mamah dan papah.

"Adit?? Ngapain kamu pagi-pagi udah disini? Bukannya seharusnya kamu sudah di sekolah ya? Kan kamu panitia."

" Ga apa-apa ko Ra, aku kesini untuk jemput kamu supaya kita bisa berangkat bareng ke sekolah."

"Ouh gitu ya"

"Rara, ayo sarapan dulu sayang. Mamah sudah menyiapkan nasi goreng di meja makan."

"Cepet ya sayang sarapannya. Kasian nih daritadi Adit sudah nunggu kamu." Ucap Papah.

"Hmm.. Iya Maah, Paah.. Sebentar ya Dit aku sarapan dulu"

"Iya Ra"

°°°

"Ayo Dit kita berangkat sekarang"

"Udah selesai sarapannya Ra?" Tanya Mamah.

"Iya, udah mah" jawabku

"Ya sudah, kalian hati-hati di jalan. Jangan kebut-kebutan yaa" pesan Papah.

"Iya Om tenang saja, aku akan selalu menjaga Rara kok" jawab Adit.

"Ya bagus kalo begitu. Trimakasih ya nak Adit"

"Ya sudah Maah, Paah. Kita berangkat dulu yaa" pamitku

Aku dan Adit pun berangkat ke sekolah.

°°°

Saat di perjalanan, ban motor Adit bocor. Kita pun mencari tempat service motor. Cukup lama kita mencari tempat service itu. Lalu, kita berdua pun melanjutkan perjalanan ke sekolah tanpa motor.

Di tengah perjalanan, aku sudah mulai lelah dan tak sanggup lagi untuk berjalan. Melihat ekspresiku yang kelelahan, Adit langsung berinisiatif untuk menggendongku. Coba bayangkan, selain dia harus menggendong beban badanku, dia juga harus membawa 2 buah tas yang didalamnya berisikan perlengkapan Camp aku dan dia. Ini adalah momen yang sebelumnya tidak terbayangkan oleh ku.

Sesampainya di sekolah, semua siswa sudah masuk ke dalam bis. Hanya tersisa kami berdua. Untung saja kami belum terlambat untuk berangkat Camp. Kita pun berpisah, karena bis kita berbeda.
Dia menurunkanku persis di depan pintu bis.

"Ra, ayo naik Ra. Kita harus berpisah disini"

"Iya ka, trimakasih sudah mau menggendongku dan membawakan tas ku."

"Iya Ra, santai saja" Adit tersenyum manis

Dengan nafas yang sudah tidak teratur karena lelah menggendong dan membawakan tas ku, tetapi dia masiih saja bisa tersenyum. Kurang sweet apa coba!!

Ketika aku masuk ke dalam bis, bis sudah dalam keadaan penuh. Hanya tersisa satu bangku saja, dan itu adalah bangku yang berpasangan dengan cowo rese itu. Yaa benar, itu adalah Reynald.

"Eh sorry, ngapain ya lo duduk disini? Ga ada kursi lain apa?"

"Heh cowo rese!! Liat aja sendiri, lo punya mata kan!? Kursi yang kosong ya tinggal kursi ini."

360°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang