Perkemahan tetap berjalan. Hingga, sampai saatnya malam terakhir.
Pada malam ini adalah malam yang sangat ku tunggu-tunggu. Ini adalah momen yang selalu membuatku bahagia. Ini juga yang membuatku ingin mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Karena pada malam unggun ini, semua peserta akan bersatu dan bersenang-senang.
Malam unggun ini adalah malam dimana para peserta team beserta para panitia menunjukan bakat-bakatnya (pentas seni).
Di malam ini, ternyata Adit sebagai perwakilan panitia menyumbangkan 2 buah lagu. Lagu pertama berjudul "Api Kita Sudah Menyala" dan lagu kedua berjudul "Sempurna".
Yaa, Lagu 'Sempurna' milik Andra and The Back Bone memang lagu romantis sepanjang masa. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang merasa jatuh cinta dan tidak ingin orang yang dicintainya pergi.
Cewe-cewe yang ada di malam unggun ini terlihat sangat terharu dengan lagu "Sempurna" yang dinyanyikan oleh Adit.
Itu sudah pasti, selain lagunya yang menyentuh hati, orang yang menyanyikannya pun tampan.
°°°
Selesai Adit menyanyikan kedua lagu itu, tiba-tiba Adit berjalan menghampiriku. Dia mengambil tanganku yang sedang bersembunyi didalam saku jaket karena kedinginan. Dia membawaku ke tengah, dan..
"Ra, lagu tadi aku persembahkan untukmu. Kamu adalah orang yang sempurna dalam hidupku. Dari awal kita bertemu, aku sudah mulai tertarik dengan mu. Kamu begitu indah dimataku."
"Naura Nurfitriani, Do you want to be my lover?"
DEGG.. Saat itu aku sudah tidak sanggup berkata-kata lagi, aku bungkam dengan pertanyaan Adit tadi.
Gatau kenapa, rasanya aku tidak bisa menerima dia. Aku merasa tidak pantas untuknya. Dan aku pun masih menyimpan trauma percintaan.
Dengan perlahan, aku melepaskan tanganku dari genggamannya.
"Maaf ka, Rara butuh waktu. Rara masih tidak siap untuk pacaran. Rara ngerasa ga pantes jadi pacar kaka"
"Kenapa gitu Ra?? Kamu adalah sebagian hidupku. Kamu sangat pantas jadi pacarku.."
"Maaf ka, Rara belom bisa."
Aku pun lari meninggalkan Adit menuju tenda. Disusul oleh sahabat-sahabatku.
°°°
"Ra, kenapa kamu menolak ka Adit?" Tanya Muti
"Aku masih belum siap."
"Belum siap apanya Ra? Bukannya ini yang dari dulu kamu inginkan?" Nisa mengelak omonganku.
"Tapi aku masih trauma"
"Kalo Adit jadi pacar kamu, mungkin trauma percintaanmu perlahan-lahan akan hilang Ra." Saran Ayu
"Iya benar Ra. Bahkan, kamu bisa lebih bahagia dari saat ini." Dewi menyetujui saran Ayu.
Aku pun terdiam dengan wajah lelah
"Sutt, kalian apa sih.. Jangan nekan Rara terus. Kasian tuh Rara jadi sedih begitu." Ucap Luna
"Sebenarnya, aku ingin menerima ka Adit. Tapii.."
"Tapi kenapa Ra? Kurang sempurna apa sih ka Adit?" Celetuk Dinda
"Tapi tidak tau mengapa, hati kecilku menolaknya. Aku lebih ngerasa ka Adit itu lebih baik jadi kaka aku."
"Ya sudah kalo begitu, keputusan ada ditanganmu. Kami tidak bisa merubah apa yang sudah menjadi keputusanmu." Luna melerai perdebatan antara kita.
"Ya sudah, kita balik ke tenda dulu ya Ra. Jangan sedih terus dong, kan masih ada kita hehee" ucap Karin sekaligus mewakili semuanya untuk berpamitan.
"Iya, makasih ya teman-teman, kalian memang sahabat terbaik ku."
°°°
Beberapa waktu kemudian, Rey datang ke tendaku.
"Lo mau ngapain malem-malem gini ke tenda gue?"
"Gapapa, gue cuma heran aja. Kenapa lo tadi ga nerima ka Adit?"
"Ya itu kan bukan urusan lo. Ngomong-ngomong, tumben banget lo perhatian sama gue."
"Apa sih lo, gue cuma kepo aja sama cewe aneh kaya loh. Dimana-mana, cewe kalo ditembak cowo ganteng kaya ka Adit pasti nerima. Lah eloo, malah di sia-sia in aja. Padahal itu tuh kesempatan emas buat kamu."
"Yaa gue tuh ngerasa masih ga pantes buat ka Adit. Lo tau sendiri kan sikap gue ke cowo gimana. Apalagi ke orang yang rese kaya lo."
"Iya juga sih, kayanya ka Adit nembak lo lagi ga sadar kali ya. Masa cewe galak cerewet dan super duper aneh kaya lo ditembaknya. Hahaaa!!"
"Iiiiih dasar cowo rese" aku memukul-mukul dia.
Ketika aku meluapkan emosiku dengan memukul-mukul Rey, tapi Rey malah tersenyum dan tertawa. Saat itu suasana perkemahan sudah sepi, ya mungkin para peserta dan panitia sudah tertidur di tendanya masing-masing.
Rey memberhentikan gerakan tanganku dan berkata
"Lo cantik juga ya kalo lagi marah-marah gini"
Kita berdua saling tatap, dan aku pun tidak dapat membalas ucapannya tadi. Melihat senyumannya itu, membuatku terasa hangat. Aku seperti tidak sadar saat berada didekatnya.
"Aww!!" Rey mencubit pipiku
"Jangan melamun aja dong. Lo kagum ya sama ketampanan gue!?"
"Apaan sih.. KeGRan banget lo. Ituhh, tadi tuh.. Emm gue liatin pohon dibelakang lo, indah banget" Aku memcoba mengelak dari Rey.
Sebenarnya aku memang kagum sama sikap Rey saat ini. Tapi ga mungkin lah aku ngungkapin itu semua, ya 'tengsin' lah aku. Bisa-bisa, dia nanti mengolok-olok aku lagi.
"Ehh udah malem nihh. Mending lo balik ke tenda sana. Siap-siap, kan besok kita pulang" kataku agar Rey cepat pergi dari tendaku.
Aku sudah tidak kuat dengan sikap dia malam ini, dan aku takut Rey melihat muka ku yang sudah mulai berubah menjadi semu merah.
"Oke deh, bye Ra" Rey pun pergi kembali ke tendanya.
"I iya.. Bye"
Akihirnyaaa dia pergi juga..
Duh gimana nih, ko aku jadi ngerasa aneh gini sih sama dia. Ada apa denganku?? Ayo Rara sadar. Kamu ini gaboleh punya rasa sama cowo. Ingat Rara, cowo cuma beban buat kamu. Ayo lupakan kejadian tadi, Pliss ku mohon.~🌹~
Gimana niih ceritanya??
Gimana perasaan kalian kalo ditembak di depan orang banyak??
Naah gimana ya kelanjutan hubungan Adit sama Rara?Ayo VOTE & COMMENT ya manteman:))
See you next part17 Mei 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/223150925-288-k692975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
360°
Teen FictionKata orang, cinta itu indah. Tapi, definisi tersebut tidak dapat diterima oleh Rara. Trauma percintaannya itu sudah ada sejak lama. Cinta adalah suatu hal yang rumit baginya.