Hayiee Luvi-ccii ఌ︎ఌ︎ kali ini kita sudah masuk part tiga 🌝 Siapa yang masih setia baca ceritanya JEVINO? Sambil baca, jangan lupa di vote juga ya 💗 pantengin JEVINO setiap hari Selasa dan Jumat, okey?
ఌ︎ఌ︎ఌ︎
Bel istirahat berbunyi nyaring, suara dari meja piket pun menggema sampai tiap penjuru ruangan. Jevino membereskan buku-buku yang ada di mejanya, kemudian ia masukan kedalam tas. Begitupun dengan Nara yang juga terlihat melakukan hal yang sama. Jevino menyadari ada yang aneh dari wajah Nara, matanya begitu sembab dan sayu. Ingin mempertanyakan hal tersebut, Jevino menghampiri Nara. Dan menatapnya lebih detail.
"Lo habis nangis, ya, Na?"
Nara melirik Jevino yang tiba-tiba bertanya kepadanya. Tatapannya masih sama, juga mulutnya yang sama sekali tidak terbuka untuk sedikitpun menjawab iya atau tidak pertanyaan itu. Ia cuek, lalu berjalan melewati Jevino begitu saja. Bahkan menatap Jevino lama pun, Nara tidak bisa.
Hembusan nafas keluar dari mulut Jevino. Ia menggaruk belakang kepalanya, sangat sulit untuk bicara dengan Nara. Tak lama, Jevino ikut membuntuti Nara. Ingin tahu apa yang terjadi pada gadis itu.
Tujuan Nara ternyata bukan ke arah kantin. Melainkan ia pergi menuju UKS yang ada di lantai satu diseberang kantin. Jarak Jevino tidak terlalu dekat dengan Nara, ia juga terus bersembunyi agar Nara tidak mengetahuinya. Saat Nara sudah masuk kedalam ruang UKS, Jevino mempercepat langkahnya. Ia mengintip dari jendela UKS yang setengah terbuka. Ada peluang untuk melihat apa yang hendak Nara lakukan. Yang Jevino lihat, ternyata gadis itu langsung membaringkan tubuhnya di atas brankar.
"Nara sakit?" Gumam Jevino perlahan, ia terus memperhatikan Nara yang sudah memejamkan mata.
Teg ...
Seseorang memukul pundak Jevino, membuat empunya terkejut bahkan hampir ter peloncat. Jevino membalikkan badannya, melihat siapa yang mengagetkannya.
"Ngapain lo, Jepi?" Ia bertanya seraya tertawa girang melihat wajah Jevino yang tampak terkejut.
"Lo ngagetin gue, Ken!"
Kenzi tidak merasa bersalah sedikitpun. Ia malah semakin puas tertawa. "Lo ngintip siapa, sih? Ini UKS cewek. Kalau UKS cowok itu ada disana."
"Ngintip? Gue— gak ngintip siapa-siapa." Jevino mengelak. Memang ia tidak bermaksud mengintip, ia hanya ingin melihat kondisi Nara.
Kenzi mendorong pelan tubuh Jevino agar ia bisa melihat siapa yang Jevino intip. Ternyata, tidak ada siapapun.
"Gak ada siapa-siapa. Kok aneh ya?" Kenzi terlihat heran.
"Ya, gue bilang juga apa. Gue gak ngintip siapapun," jawab Jevino.
"Eum, eh, lo mau ikut gue gak? Ada Alden sama cewek gue, kita lagi main bola di lapangan. Kalau lo mau yang ada Mona nya, dia gak ada disana. Soalnya—" ucapan Kenzi terhenti. Karena mulutnya tiba-tiba di tutup Jevino.
"Enggak, Ken. Thanks. Lain kali saja, ya, gue bareng kalian semua. Gue mau ke UKS," ucap Jevino menyela.
"Lo sakit Jep? Tapi muka lo gue lihat-lihat gak pucat. Dusta ya lo?"
"Seriusan Ken, gue mau ke UKS. Perut gue sakit. Mending lo pergi aja,"
Kenzi menatap Jevino beberapa saat seperti sedang menyelidiki. Kemudian ia melangkah pergi dari hadapan Jevino, membuat Jevino bisa bernafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVINO
Teen Fiction"Karena, Tuhan yang mentakdirkan lo untuk menemani sisa hidup gue" Jevino Alfanzaniel, cowok yang merahasiakan tentang kondisinya kepada siapapun. Yang merasa selalu sendirian. Suatu ketika, cowok itu cukup lelah untuk tetap hidup. Jevino pasrah kep...