Suasana cerah pada hari senin pagi dan juga sekolah yang kian ramai oleh beberapa murid saat sedang masuk dengan tergesa-gesa di SMA Binarlaksa Garuda. SMA yang digemari oleh kalangan masyarakat. Mobil putih sport yang kini sedang menarik perhatian orang-orang sekitar pada area parkiran sekolah. Semuanya tampak heran saat seorang empunya keluar dari dalam sana. Tidak turun seorang diri, melainkan bersama wanita dewasa disampingnya. Dia, Jevino Alfanzaniel. Bersama mamanya, Erika. Mereka berdua langsung berjalan meninggalkan parkiran untuk menuju ruang guru terlebih dahulu.
Jevino memutuskan pindah sekolah dari SMA lamanya. Karena Erika tahu bahwa Jevino pernah menjadi korban bullying dari oknum yang binal dan sok jagoan. Erika benar-benar murka saat mengetahui anaknya mendapatkan perundung di Sekolah.
Bayangkan, ia yang mengurus Jevino sedari kecil, seorang diri. Dan tidak habis pikir ketika mengetahui derita anaknya di sekolah sebelumnya, itu sangat membuat Erika terluka. Jadi, ia memilih Jevino untuk bersekolah di SMA Binarlaksa Garuda, karena ia tahu pemilik Sekolah sekaligus Kepala Sekolahnya adalah rekannya."Permisi, saya ingin bertemu Pak Aryan, apa Beliau ada di dalam?" Tanya Erika kepada seorang wanita berpenampilan seperti guru.
"Ada, Bu. Silahkan masuk!"
Erika bersama Jevino kini masuk kedalam ruangan Kepala Sekolah dan mendapatkan Pak Aryan yang kebetulan sedang duduk di dekat mejanya, sembari memainkan laptop.
"Permisi, Pak!"
Pak Aryan mendongak 'kan kepalanya, tidak lama tersenyum kearah Erika dan Jevino. Kemudian mempersilahkan mereka untuk duduk di depannya.
"Sudah lama kita tidak bertemu ya, Erika," ucapan itu yang terdengar dari Pak Aryan yang terus mengembangkan senyum ramahnya.
"Hehe, iya. Seperti yang sudah kita bicarakan di telepon, aku mau anakku," Erika menggenggam tangan Jevino dengan lembut, " Jevino, bisa Sekolah dengan nyaman disini. Dan tolong, jangan sampai kejadian yang sebelumnya menimpa dia terulang lagi."
"Ma-" Jevino menenangkan mamanya. Ia tahu jika Erika begitu cemas kepadanya, tetapi sedikit membuatnya menjadi tidak percaya diri dihadapan Pak Aryan.
"Kamu tenang, ya, Ka. Saya pasti akan menjaga Jevino agar terjauh dari siswa-siswa yang kelihatan nakal, kamu jangan terlalu khawatir," jawab Pak Aryan mengerti sekali apa yang Erika katakan.
"Jevino, sebaiknya kamu ikut ucapara dulu. Mumpung masih ada waktu untuk baris, nanti ketika sudah selesai, kamu bisa balik kesini dan mengambil buku paket. Bapak juga akan mengantar kamu ke kelas mu."
Jevino mengangguk patuh, lalu tubuhnya kini berdiri dan berjalan kearah luar dari ruangan Kepala Sekolah. Jevino menelusuri koridor bawah sekolah, dan bergegas menuju lapangan yang dimana sudah ramai siswa-siswi yang sibuk berbaris rapih.
ఌ︎ఌ︎ఌ︎
"Upacara Bendera hari senin, tanggal 14 November 2022, akan segera dimulai. Masing-masing pemimpin barisan, menyiapkan barisannya."
Kini Upacara Bendera sedang dimulai, wajah Jevino sedikit bercucuran air keringatnya karena terik matahari yang cukup menyengat. Arah mata cowok itu kini beralih kepada barisan cewek di sampingnya. Penglihatannya terkunci pada satu cewek berambut hitam pendek sepundak dengan poni yang menutupi dahinya. Jevino sangat ingat dengan cewek itu. Cewek yang kemarin ada dihadapannya saat di pantai.
"Dia ada disini?"
Jevino terus memperhatikan cewek itu, yang terlihat kepanasan juga. Dan tanpa sadar, cewek itu juga menatap Jevino balik sehingga membuat keduanya saling bertatapan selama satu menit. Tak lama cewek tersebut mengalihkan pandangannya kearah depan. Senyum di bibir Jevino terangkat. Ini benar-benar takdir yang sangat beruntung untuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
JEVINO
Novela Juvenil"Karena, Tuhan yang mentakdirkan lo untuk menemani sisa hidup gue" Jevino Alfanzaniel, cowok yang merahasiakan tentang kondisinya kepada siapapun. Yang merasa selalu sendirian. Suatu ketika, cowok itu cukup lelah untuk tetap hidup. Jevino pasrah kep...