Ada aku.

1K 77 1
                                    

Hi Luvi 🤍 enjoy yaa baca nyaa hihi maaf banget kalo kadang suka ada revisian tiba-tiba, huhu. Selamat membaca 🌷

Nara berdiri di dekat gerbang sekolah, menunggu taxi lewat, Jevino yang melihat itupun seketika ingin mendekati Nara. Tapi ia tahu pasti Nara tidak akan menjawab ucapannya. Kali ini Jevino memilih untuk meninggalkan Nara, ia harus pulang karena mama nya sudah menunggu.

Limat menit kemudian akhirnya ada taxi yang berhenti di depan Nara. Ia pun menaiki taxi tersebut, tujuannya bukan pergi ke rumah tetapi pergi ke pemakaman ayah dan kakak nya. Nara merindukan keduanya.

ఌ︎ఌ︎ఌ︎

"Papa.. kakak.. ini Nara."

Nara mengelus kedua nisan yang bertuliskan nama papa dan kakaknya. Nara tersenyum getir, rasanya ingin menangis pun percuma. Ia sudah lelah menangis.

"Maaf aku gak bisa ajak mama kesini, mama masih gak kuat untuk menerima semuanya, walaupun itu sudah lama. Tapi itu membekas banget untuk mama, jadi cuma aku sendirian kesini." Nara menghembuskan nafas panjang.

"Kakak, Nara kangen di buat kesal sama kakak. Kakak selalu buat Nara nangis karena ke nakalan kakak. Tapi sekarang Nara yang sering nangisin kakak karena kepergian kak William. Sepi.. Nara kangen di peluk kakak. Harusnya Nara gak ngelak waktu kakak suruh siapin tissue banyak-banyak soalnya Nara bakalan nangisin kakak, ya? Ternyata itu pesan terakhir kakak. Dan aku gak pernah lupa untuk selalu kangen Kak William."

Ia mengingat hari itu lagi, memori tentang keharmonisan antara adik kakak yang sangat manis bagi Nara. Mungkin saat William masih hidup, Nara tidak pernah mengganggap itu hal yang bahagia. Ia pikir itu hal menyebalkan, namun nyata nya akan berakhir menjadi kenangan manis yang tidak akan pernah bisa terlupakan. Nara beralih menatap nisan sang papa, papa terhebat dan papa tersayangnya.

"Papa, " Nara menangis sendu, " Nara gak bisa kalo gak peluk papa. Nara cuma berani ngadu sama papa, Nara kangen papa.. Nara gak pernah lupa untuk berterimakasih sama papa yang udah selamat 'in Nara, udah sayangi Nara selama ini. Papa jaga Nara dan mama dari sana, ya? Mama juga pasti kangen papa, papa suami dan papa yang hebat di keluarga kita."

Nara terisak dan terus menangis. Ia merasakan sakit di bagian hatinya, seakan tercabik.

"Kak, Pa, Nara akan pulang dan jagain mama. Nara janji bakal doain kalian terus. Nara pamit ya?"

ఌ︎ఌ︎ఌ︎

Mona menaruh susu putih di atas laci meja di samping tempat tidurnya. Ia terduduk di atas ranjang sambil memegangi ponselnya. Kini Mona sudah memiliki nomor Jevino, ia bimbang ingin men - chat Jevino seperti apa.

"Aku harus gimana nih yaampun," Mona berfikir sejenak. Kemudian ia memilih untung men chat Jevino, meminta cowok itu menyimpan nomornya.

 Kemudian ia memilih untung men chat Jevino, meminta cowok itu menyimpan nomornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JEVINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang