BIAR AKU SAJA

59 16 0
                                    

"Buka sekarang ya? "
"Iya kalau kamu mau"

Di jalan menuju pulang sudah melewati tukang cilok, tukang jamu, dan berbagai pencari nafkah,Yang di tunggu perut keroncongan di rumah.
Jauh dari itu ada sisa Tanya tadi tentang kenapa dia bohong tentang rumah nya?

"Ibu ini bakso"
"Iya taruh di meja"
"Dimakan bu bukan di taruh"
"Tunggu ayahmu pulang"
"Kenapa? "
"Barangkali ayahmu mau"
"Ini usaha membuatku cemburu, karena belum punya istri?"
"Dasar. Sana mandi"

Ujian tidak tau jauh atau dekat, entah lah mungkin perlu sidang isbat, aku tak peduli.
Lebih baik ku cari kado untuk Yuna,tapi kira-kira apa? Sudah gelap begini.
Bisa saja ku temui asep yang selalu punya solusi, tapi di luar hujan. Barangkali aku jadi putra duyung karena nya.

"Selamat ulang tahun Yunaa"
Ku lihat kelas Yuna sudah ada balon dan kue yang kelihatan mahal.
Dengan yuna dan kebahagiaan yang terus tersirat dari wajah nya yang terus sedap di pandang setiap harinya.

Setelah acara bernyanyi, tiup lilin, potong kue,pertama, kedua, ketiga, kesekian kalinya, selfie, foto bersama,terlihat apload di sosial media,mikir caption dan lain sebagai nya,ku suruh saja salah satu kawan nya memanggil yuna ke luar kelas.

"Eh kala,ada apa?"
"Ini,selamat ulang tahun ya"
"Wah terimakasih ya"
"Hehe iya, ini untuk mu"
" Repot-repot kal, tapi thanks"
"Hehe iya"
"Buka sekarang ya? "
"Iya kalau kamu mau"
Tanpa bayangan sebelum nya, ia membuka kado pemberian ku secara lagsung.

"Buku express? "
"Hehe iya, supaya kamu tambah giat belajar, aku bingung memberimu apa"
Terlihat dia menahan tawa dan tersenyum di level terlalu manis.


"Hahaha makasih banyak kal, ini kado yang sangat membahagiakan"
"Masa sih? Dari yoga masa menyedihkan?"
"Hmm dia mungkin izin hari ini, dari tadi malam juga sibuk"
"Kamu yang sabar ya, tunggu saja dia sambil belajar pakai buku express, Daaa..... "

Aku sudah menjadi salah satu alasan bahagia dengan membawa KADO MEMBAHAGIAKAN untuk nya.
"Maka nikmat tuhanmu mana lagi yang kau dustakan? "
Tapiii entah sinyal apa yang membawa firman Allah tersebut pada kedatangan bu indah, tiap kali aku menyebut nya.

"Assalamualaikum anak-anak mari kita mulai pelajaran matematika kali ini"
Jderrrr..... Petir halilintar tornado dan sunami hadirr di kelas.
"Waalaikumsalam bu" ini jawaban dari kaum bangku depan, kaum salah jurusan yang terpaksa tetap di sini dan melampiaskan kesukaan hitung menghitung di pelajaran ekonomi dan matematika.

Kami barisan belakang hanya bisa menjadi seniman dadakan di buku paket yang mulus kinclong, dan pura-pura mencatat jika bu indah hendak menunjuk salah satu dari kami.

Si profesor langsung saja memulai dengan menuliskan x, y, dan abc lima dasar nya di papan tulis.
"Di hari-hari terakhir pelajaran biasa dan menuju pemadatan, ibu di kejutkan dengan nilai terbaik di tugas terakhir yang ibu berikan"

Seisi kelas riuh dan sekali lagi itu barisan depan, kalaupun golongan kami riuh itu karena hal biasa yang membosan kan karena hanya anak itu itu saja.
"Untuk nama yang ibu sebut silahkan maju ke depan dan mengerjakan soal yang ada di papan tulis"

"Pasha Kala"
Semua tatap mata langsung menuju ke arahku? Putra dan semua makhluk kelas golongan depan belakang.
Siapa dia bilang AKU? Yang benar saja!
"Saya bu? "
"Iya kamu, pasha kala ayo maju"

Ku langkah kan kaki menuju papan tulis, terasa jauh, dan kaki terasa di beri beban.
"Wuihhhhh derajat melesat kal"
"Keren kal"
"Baca al-baqarah kal"
Dan banyak kal, kal yang lain.
Senyum tipis saja ku pamerkan.

"Ayo silahkan di kerjakan, tunjukan pada kawan sekelas mu"
Ku ambil spidol, belum mulai menuliskan sesuatu di papan tulis.
Masih belum, terdiam.
Bising di belakang sungguh mengganggu.
"Ada apa kal, kenapa diam? "
"Saya tidak bisa bu"
"Jelas kamu dapat nilai 100"
Aku diam ,menarik nafas sebentar.

"Bukan saya yang mengerjakan bu"
Riuh di kelas menjadi jadi, bisik di sana sini, kini tornado datang hanya padaku.
"Ibu sudah duga, siapa yang mengerjakan? "
"Ada bu, teman"
"Baik,di kelas ini siapa yang membantu kala mengerjakan"
Seketika hening menyergap,tanpa kata,semut bicarapun terdengar.

"Tidak ada yang mengaku? Mau di hukum semua"
"Ah jangan bu"
"Bukan saya bu"
"Ih siapa"
Riuh datang lagi saling adu berganti ganti.
"Bukan di kelas ini bu orang nya"
"Dimana? "
"12 IPA 2"
Seisi kelas terkejut atas pernyataan ku.

"Siapa? "
"Bina bu"
Semuaa orang tampak mengelurakan ekspresi tak percaya.


"Kenapa dia mengerjakan tugasmu? "
Deg, deg, deg, ku kutuki vampir ini komplit di benak dan lubuk hati.
"Dia yang mau bu"
"Kalau begitu panggil anak nya" mendengar ini sukses tembus jantungku.


"Buat apa bu? "
"Di hukum sudah membantu kamu curang, jelas-jelas ini latihan soal untuk ujian, kenapa malah di kasih dia? Ibu ngasih kamu tugas bukan tanpa alasan, ini untuk menutup nilai kosong dan yang kurang, selain itu untuk latian ujian ,bukan nya malah asal jadi tapi buatan orang"

Panas mendidih di telinga dan pikiran ku, kenapa harus di permalukan di depan kelas?
"Panggil"
"Saya saja bu"
"Oh pahlawan, ya sudah sana lari 20 putaran"

Kecil dan bisa ku lakukan sambil main catur. Berbekal bakal main bola dan kerjar layangan, aku lihai sekedar 20 putaran. Kalau pun aku kelak tak jadi mentri pendidikan, dan di takdrikan jadi guru matematika, ini bukan caraku! menghukum murid ku Yang bajingan.
Karena aku ingin di hormati tanpa di benci.

Sekolah itu bukan perkara menjadikan seseorang pintar,timbulnya emosi kalau model seperti ku Yang susah pintar.
Sekolah itu masalah mencari ilmu,seperti kata ayah, sesuatu Yang di sampaikan dari hati sampai nya juga ke hati.

Sampai waktu istirahat aku masih berlari di sini, di lihat banyak pasang mata, aku tak peduli.
20 putaran berlalu, menyisakan keringat di ujung rambut sampai ujung kaki ku.

"Sok pahlawan"
Ku pandangi saja Bina dengan segala tatap lelah dan amarah yang ku bisa.
"Maumu apa? "
"Bilang saja pada bu indah yang sebenar nya"
"Heh dengar ya, hentikan semua pembodohan ini, misi kampungan dan kau yang menjengkelakan"

Terbuat dari apa hatinya.
Hamba tuhan dari tanah sengketa.
Pergi,adalah cara untuk sedikit tenang. Ku akui aku payah urusan menghadapi wanita,apa lagi model aneh sepertinya.
Aku lelah dan ingin segera pergi ke rumah.
Walau pergi kali ini tanpa kehendak sendiri.



TERIMAKASIH MASIH TERUS MEMBACA 😘
JANGAN LUPA TINGGALKAN BINTANG ⭐👌

KALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang