RUMIT

37 13 0
                                    

"Gitu ya cowo, ngelakuin apa-apa tanpa rasa"

Hari kedua menemui soal yang jadi persoalan hidup ini tiba juga.
Ku harap hari ini sama baik nya dengan kemarin.

"Kal? Gimana kemarin? "
Putra selalu menjadi yang terdepan soal masalah hidupku, dan tingkat keingin tahuan nya full seketika.

"Kemarin? Yang mana? "
Ia mendengus kesal, memutar bola mata nya, lalu berbisik kencang di telingaku.
"Masalah istri kedua? "
Beberapa pasang mata mulai tajam menatap kami. Di bumbui bisik di sana sini.
Entah mereka terkejut dengan kata "ISTRI KEDUA" atau karena gelagat "KAMI BERDUA"

Lekas saja ku tutup mulut si serba tau yang ingin tau ini.
"Pakai toa sekalian put"
"Hehe ya sorry" meringis saja dia memperlihatkan gigi yang tidak rata, ahh gingsul nya.
Jujur saja dia memang rupawan dan sedikit menawan jadi jarang ku deskripsikan.
Ku tegaskan, AKU NORMAL.

"Ya lancar, dia ngerjain soal di rumah sakit"
"Pengen jenguk sih tapi sibuk, titip salam aja ya kal"
"Hmmm ngga tau mau kesana lagi apa ngga"
"Lho kenapa? "

"Takut Yuna marah"
"Hahahahaha" lagi-lagi kami jadi sasaran tatap kutu buku yang terganggu oleh tawa lancang putra.
"Ya bawa aja lah kal" ini solusi atau bunuh diri?

Sebelum ku sikat habis mulut brisik putra, bel masuk kelas berbunyi juga.
Mari kita selesaikan urusan sekolah yang memusingkan.

***

"Kal"
Yuna datang menemuiku yang masih duduk di kantin.
"Kenapa? Mau pacaran di sini? "
"Ngga kok, mau nanya"
Ia duduk di sebelahku yang kosong tanpa putra.

"Nanya apa? "
"Jadi gini, tadi kan aku lagi bantuin bu indah bawa buku...."
Panas dingin membuncah dari tubuhku.
Menyebut bu indah ingatanku menuju pada kejadian kemarin di rumah sakit.

"Bu indah bilang katanya Bina sakit,trus kemarin bu indah yang ngawasin bina ujian di rumah sakit, dia temen kamu kan? "
Pertanyaan ini tiba-tiba menyita udara di sekelilingku. Cukup mimpi buruk tentang Yuna saja yang ku temui, jangan adegan horor ini.

Berkelebat persitiwa rumit Yang aku alami diam-diam di belakang yuna.
Tentang segala sandiwara istri dua .

"Kal? Kok diem? "
"Hah? Iya temen, emang kenapa? "
"Kasian ya ujian di rumah sakit, kamu ngga jenguk? "
Sukses tembus ke jantungku, harus bilang apa aku..

"Buat apa? Aku sibuk belajar, sibuk mikirin kamu juga"
"Ih dasar" ucap nya sembari mencubit perutku.
"Aduh.. Cuma mau nanya itu? "
Aku berharap memang hanya itu pertanyaan nya.

"Hmmm ada lagi sih.. "
Aku mohon jangan.
"Apa? "
"Hmmm... Kamu"
Apa pun pertanyaan nya tolong keluarkan aku dari adegan di cekik ini.

"Oh iya waktu itu kamu mau ngomong apa? "
Ku putuskan untuk bertanya.
Walau pun ini sama hal nya bunuh diri juga.
"Kapan? " yuna nampak heran
"Waktu kamu pasangin plesrer itu"
"Ohhhh " ia mengingat kejadian "AKU MAU NGOMONG" yang sempat tertunda.

"Hmmm nanti aja lah ya, abis ujian deh"
Menampakan deretan gigi putih yang rapi, dengan bibir mungil ,merah muda mungkin rasa strawberry.

Seperti kegiatanku dua hari lalu
Menjalani hidup macam punya dua istri
Di sekolah yuna, di rumah sakit bina.

Laju motor ku kembali menuju rumah sakit, sebut saja rumah istri muda.
Haha.. Sebenar nya ini berlebihan karena Bina memang hanya teman
Namun tidak terus terang pada Yuna membuat Situasi hanya teman ini jadi berlebihan.

KALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang