5. Elvesdie Stadt

44 10 0
                                    

Hari ini seperti janji Ziiyas, aku akan pergi bersamanya untuk membeli peralatan 'sekolah' ku di Magarts Castlee. Aku merasa bersemangat sekali. Aku tak tahu apa saja yang akan aku butuhkan, tapi tenang saja Ziiyas pasti tau. Karena Ziiyas yang kini berada di tahun ketiga di Magarts Castlee. Aku bangun ketika matahari masih mengintip malu-malu. Aku membersihkan diri dan mengganti pakaian. Aku tak tahu kapan seluruh isi lemariku di panti asuhan diboyong kesini. Tapi masa bodoh lah, aku jadi tak perlu repot-repot mencari pakaian untuk ku pakai selama disini. Membayangkan aku memakai pakaian tradisional masyarakat Jawa pada zaman dulu saja sudah membuatku ketar ketir karena terlalu terbuka. Bayangkan saja jika aku harus berkemben, memakai kain jarit bermotif batik. Dengan bahu terbuka seperti itu. astaga.

Ketika aku turun ke ruang makan keluarga Ziiyas. Suasana sudah agak ramai. Disana ada Ny. Zoes ibu Ziiyas yang sedang memasak dibantu beberapa pelayan. Ny. Zoes adalah wanita berumur sekitar empat puluh tahun, berwajah bulat yang ramah. Rambutnya keriting coklat tua sepanjang pinggang. Seperti kebanyakan wanita bunian yang kulihat di pasar desa, dia mengikat bagian ujung rambutnya. Jadi kesannya rambutnya tidak terlalu mengembang. Warna kulitnya putih pucat kemerahan seperti bangsa Eropa.

"Kau sudah bangun nak? Duduklah saya akan menyiapkan sarapan mu." Katanya sambil berlalu dan melambai ke seember susu sapi segar di depan pintu keluar, ember itu terbang menuju ke arahnya. Aku nyaris terjatuh ketika hendak duduk di kursi meja makan yang berbentuk oval panjang, karena terkejut.

"Oh maaf nak jika kau terkejut. Elemen bawaan ku adalah udara dan api. Ini sangat berguna untuk mengurus urusan rumah tangga." Katanya.

"Tak apa Ny. Zoes. Bisakah aku membantu mengerjakan sesuatu?" Tanyaku. Aku merasa tidak enak jika melihat yang lain sibuk tapi aku hanya duduk berdiam menanti makanan yang sudah jadi.

"Oh tak perlu nak, kau cukup duduk diam disitu dan makanlah ini." Katanya, sekarang dia mengirimkan sepiring roti telur dan segelas susu dengan satu jentikan tangan. Piringnya terbang sendiri dan jatuh dengan anggun di meja tepat di hadapanku.

"Trims Ny. Zoes." Kelihatannya enak aku memandang dengan ingin. Kemudian kuambil roti telur itu dan ku gigit ujungnya. Rasanya seperti menjalar ke seluruh mulutku. Kejunya terasa seperti meleleh di mulut ku dan khas sekali susu.

"Ini enak sekali Ny. Zoes." Kataku tulus memuji.

"Terimakasih nak. Aku tak ingin kau kelaparan disini. Jadi makan yang banyak."

Ketika aku telah menghabiskan separuh roti telurku. Ziiyas turun dari lantai atas. Hari ini dia tampak berbeda dari biasanya. Dia memakai pakaian manusia normal, kaos putih lengan panjang dipadukan dengan celana panjang jeans denim berwarna biru. dan itu membuatnya lebih luar biasa.

"Selamat pagi semuanya." Sapanya.

"Pagi nak. Sebelum kau pergi lebih baik kau sarapan." Katanya Ny. Zoes. Sama seperti ketika memberikan sarapan padaku. Ny. Zoes menjentikan sepiring telur dan secangkir teh untuk Ziiyas.

"Trims, mam." Dia pun sarapan dengan lahap.

"Hei apa itu?" Aku melihat seekor burung merpati mematuk-matuk kaca jendela. Kemudian aku menuju jendela yang berada di seberangku dan membukanya. Merpati itu masuk ke dalam rumah. Warna bulunya merah keemasan. Dengan mata kuning yang berkedip-kedip.

"Itu burung pengantar surat." Kata Ziiyas. Kemudian seekor burung merpati masuk lagi melalui jendela yang telah terbuka tadi. Kali ini merpati berwarna kuning kenari bercorak coklat di ujung sayap dan ujung ekornya. Mendarat di depan Ziiyas. Ziiyas melepas ikatan surat yang berada di salah satu kaki si merpati kuning. Kemudian dia menyodorkan sepotong kecil roti kepada yang dipatuk dengan sayang. Merpati kuning kenari itu bergegas mengepakkan sayapnya dan terbang keluar jendela.

THE PRINCESS : The Return of The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang