Seminggu terakhir sebelum keberangkatan ke Magarts Castlee berlalu dengan tidak terasa. Semua hal menakjubkan tentang desa bunian begitu mengalihkan pikiran Lourin dari hari ke hari. Semakin banyak yang dia lihat semakin banyak pula yang harus dia pelajari.
Seperti bagaimana caranya berbicara ramah dan tidak menyinggung dengan peliharaan milik keluarga Ziiyas yang bernama Pantheson, seekor harimau Jawa jantan berwarna separuh albino di wajah dan bagian tubuh sebelah kanan dan warna kuning keemasan di bagian wajah serta tubuh sebelah kirinya dihiasi loreng berwarna coklat kehitaman. Jadi seperti tubuh due ekor harimau yang berbeda dibelah kemudian disatukan dengan sempurna. Tapi Pantheson adalah harimau murni dengan dua warna ditubuhnya karena kelainan genetik. Pertama kali bertemu dengan Pantheson, Lourin terpaku diam ditempat saking shocknya padahal dia ingin lari secepat mungkin meninggalkan tempat itu mengingat dari buku yang dibacanya Harimau adalah salah satu kucing besar terganas yang ada di dunia. Memiliki kecepatan berlari nomor dua setelah citah.
Pantheson adalah hewan yang angkuh dan dia dapat melihat kemurnian serta ketulusan hati dari orang-orang yang ditemuinya. Adalah hal yang mengherankan Ziiyas ketika Pantheson langsung bergerak dan bergelung dengan manja di bawah kaki Lourin padahal biasanya hewan itu begitu galak bila melihat orang baru. Bahkan dia sampai tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Lourin yang pucat serta kaku bagaikan mayat.
"Sini, berlulut lah." Kata Ziiyas membelai-belai bulu kepala Pantheson.
Namun Lourin sudah terlalu kaku. Dia ingin menangis karena takutnya hingga gemetaran. Ketika melihat Wenda turut berlutut membiarkan tangannya dijilati oleh Pantheson dengan gembira karena telah di beri daging kancil segar. Lourin bergumam dengan jijik diikuti oleh pandangan tersinggung oleh Pantheson yang segera bangkit beralih bergelung-gelung ria pada Wenda.
"Halo tampan, kau merindukanku?" Kata Wenda membelai-belai bulu punggung Pantheson. Lourin seketika ambruk ke tanah yang keras dan dingin.
"Bagaimana kau bisa seakrab itu dengannya Apa kau sekarang beralih tugas sebagai pawang Harimau.?'
"Tenang saja dia memang sedikit angkuh dan mudah tersinggung, tapi Pantheson adalah harimau yang sangat baik. Kemarilah." Kata Wenda.
"Berlututlah pelan-pelan, dan tatap matanya. Dia takkan melukaimu." Ziiyas menarik tangan Lourin menyentuhkannya pada kepala Pantheson menyebabkan harimau Jawa itu memejamkan kepalanya karena senang. Semenjak hari itu, Pantheson menjadi begitu akrab dengan Lourin. Tanpa Lourin sadari kesetiaan Pantheson telah berpihak kepadanya.
Pada malam keberangkatan Lourin ke Magarts Castlee, Pantheson sudah begitu gelisah dengan menggeram-geram dan menolak makan yang diberikan oleh pengurusnya. Anehnya binatang itu malah menerima daging segar yang di ulurkan Lourin dan memakannya dengan lahap.
Pagi ini setelah Lourin, Ziiyas telah bersiap menunggu kendaraan penjemput dari Magarts Castlee Pantheson kembali murung, menggeram-geram dan bergelung ke telapak kaki Lourin. Ny. Zoes turut membelai bulu Pantheson dengan manja. Hari itu hanya dirinya yang melepas Lourin dan anaknya berangkat ke Magarts Castlee. Karena suaminya Garbara Lourdan masih sibuk di Ibukota Monarchy. Amat disayangkan oleh Lourin ia belum sama sekali bertemu dengan ayah Ziiyas itu. Ny. Zoes mengatakan itu bukan masalah besar ketika Lourin dan Ziiyas pulang nanti pasti ia akan diberi kesempatan bertemu dengan suaminya.
"Oh ayolah boy. Aku akan kembali ke rumah ini lagi dan kita akan bertemu lagi. Sementara itu hiduplah dengan baik dan seperti biasanya. Kau mengerti.?" Lourin berjongkok dan meraup wajah Pantheson dengan kedua tangannya. Binatang itu menggeram sebagai jawaban.
"Anak baik." Kata Lourin tersenyum.
"Kau tahu, kurasa Pantheson telah mengikatkan dirinya padamu.?" Kata Wenda yang telah datang bergabung dengan mereka. "Selamat pagi Ny. Zoes." Sambungnya ketika melihat Ny. Zoes bersama dengan kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCESS : The Return of The Lost Princess
FantasyRank 1 #atlantis 04/05/2020 Lourin gadis yatim piatu yang tidak mengetahui asal usulnya. Tinggal di panti asuhan sejak ia di lahirkan. Bertemu dengan Wenda gadis dingin nan pendiam yang tanpa diduga adalah pindungnya. Wenda memberitahukan siapa Lour...