2. Run Away

79 18 4
                                    

Suasana begitu gelap mencekam. Nyanyian burung hantu serta decit kelelawar menambah suasana makin kelam. Lourin mengedipkan matanya. Mengapa gelap sekali?

"Lourin bangunlah." suara yang tak asing.

Lourin merasa ada yang mengguncangkan badannya terbangun. Lalu dia mencoba menatap sosok Wenda di sampingnya. Namun gagal karena gelap sekali.

"Wen, apa mati lampu.? Tapi kenapa ada yang aneh." Lourin merasa ia tak berada di kamarnya. Ini hutan. Dia bisa merasakan dedaunan setengah basah yang dia duduki. Menghirup bau rumput dan tanah lembab dari sekitarnya.

"Tidak. Diamlah." bisik Wenda.

Mata Lourin melotot antara terkejut dan berusaha menyerap cahaya sebanyak-banyaknya. Gelap sekali.

Krraaakkkk.....

Tubuh Lourin menegang. Begitu pun tubuh Wenda. Seluruh inderanya bekerja memaksimalkan kepekaannya. Supit -senjata dari bambu kecil berisi jarum untuk berburu- di tangan kanannya siaga dimulutnya. Sebelah tangannya meraih tangan Lourin.

Shuutttttt...... Wenda meniup supitnya.
Disusul teriakan membahana.

Aaarrrrgggggghhhhhh...!!!

Lourin terpana suasana segelap ini bagaimana ia mampu menembak sasaran seakurat itu.

"Lancang sekali kau.! Tunjukan dirimu. Atau aku bisa mencium bau mu gadis muda." kata sosok itu. Lourin bergidik ngeri, bulu kuduknya meremang.

Seketika dengan kecepatan cahaya yang tak mampu dicerna Lourin, Wenda membawanya berlari.

"Bisa kau jelaskan maksud semua ini, Wen?"

"Tidak ada waktu. Kau lihat cahaya berkabut disana? Kita harus segera sampai disana sebelum Asmodes menangkap kita."

Lourin tidak mengerti. Asmodes? Siapa dia?.

Langkah larinya semakin cepat, begitupun suara auman di belakangnya. Anehnya nafasnya masih begitu teratur seolah ia hanya berjalan santai.

"Kau berhenti.! Biarkan aku membawanya. Gadis itu milikku!!" suara geraman Asmodes begitu mengerikan. Siapa yang diinginkannya, pikir Lourin.

Lourin dan Wenda semakin dekat dengan sumber cahaya. Nampak cahaya itu melingkupi gapura lengkung untuk masuk ke suatu wilayah.

Asmodes masih belum menyerah untuk melepaskan buruannya.

Sedikit lagi aku akan mendapatkanmu.! Seringainya.

Jarak antara dua gadis itu dan Asmodes begitu dekatnya. Tangan Asmodes terjulur hendak meraih baju Lourin yang berkibar. Namun...

TRRAANNGGGG...!!!!

Asmodes terpental begitu bersentuhan dengan garis gapura. Ia tak mampu menembus kekuatan mantra perlindungan gapura perbatasan itu. Ia menjadi amat sangat marah.

Arrggghhhhhhhhhhh...!!!

"Aku pasti akan mendapatkanmu lain kali. Pasti itu.!" Raung Asmodes.

«««LTLP»»»

Buukk..!!!
Buukk..!!!

Wenda jatuh tersungkur. Begitu juga dengan Lourin yang jatuh menimpa tubuh Wenda. Lourin segera bangkit dari tubuh Wenda.

"Wen, maafkan aku. Kau tak apa-apa bukan. Wen bangunlah.!!"

"Aku berhasil." bibir Wenda mengukir senyum. Lalu kegelapan menyelimuti matany. Ia pingsan.

Lourin mengguncang tubuh Wenda. Ia panik, bingung, khawatir berkecamuk memenuhi pikirannya. Wenda tak sadarkan diri. Ia berada ditempat yang asing. Seperti sebuah perkampungan di tepi hutan. Ia bingung harus bagaimana. Sedangkan tubuhnya sendiri begitu kelelahan. Efek lari yang begitu cepat tadi mulai terasa. Ia lemas.

THE PRINCESS : The Return of The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang