𝚂𝚕𝚎𝚎𝚙 𝙾𝚗 𝚃𝚑𝚎 𝙵𝚕𝚘𝚘𝚛 - 𝚃𝚑𝚎 𝙻𝚞𝚖𝚒𝚗𝚎𝚎𝚛𝚜"Pack yourself a toothbrush dear
Pack yourself a favorite blouse"- - - -
Aku sudah cukup dengan dirinya.
Aku bergegas, tanpa peduli akan hari esok. Aku pergi apa adanya tanpa persiapan apapun.
Nampaknya aku sudah gila.
Bukan.
Tapi memang sudah gila. Namun sebenarnya aku sudah lelah, aku ingin lari saja.
Aku membuka pintu untuk terkahir kalinya, dan tidak mau berpaling. Dengan rok hitam mengantung diatas lututku dan sepatu converse andalanku aku berlari dan terus berlari. Aku tak tahu mau kemana, dan aku tidak peduli.
Hari sudah mulai sore dan aku tidak menemukan apapun, aku mulai kedinginan tapi aku tidak mau berhenti.
Mobil itu tiba-tiba berhenti. Aku sudah cemas seja bahwa aku akan diculik atau apapun yang berbau kriminal. Namun nyatanya bukan.
Aku kenal dengan wajah itu. Dia tetanggaku. Lalu apa yang membuat dia datang kesini? Apakah seseorang tahu akan kepergianku?
Dia menyuruhku untuk masuk, dan aku tidak punya pilihan antara aku mati kedinginan dijalan, atau aku ditumpangi dengan cowok aneh yang tiba-tiba datang.
Dia terus mengemudi, melewati jembatan, sungai, dan jalanan raya, namun dia terus diam dan aku tak tahu kemana arah dia membawaku.
Senja pun telah bangun, dan dia terus mengemudi. "Kita akan kemana?" Tanyaku bingung.
"Kita akan berkelana." Dan kalimat itu menjadi kalimat favoritku dalam hidupku.
renjanamalam
KAMU SEDANG MEMBACA
Songs You Have To Listen Before Die
Short StoryKumpulan adiksi dari seorang visoner - a lot of painkiller dan teori-teori didalamnya. - sebuah fiksi ; hanyalah kumpulan imajinasi namun bisa jadi sebuah paradoks tidak ada yang tahu Imajinasi, ya pada dasarnya semua berimajinas...