Kepergian yang menyakitkan

20 7 0
                                    

Sekian lama kami bertemu dan canda tawa bersama, hingga pada akhirnya dia harus pergi ikut bersama ayahnya keluar kota.Tentu saja,hal ini membuatku sangat sakit dan sedih.Aku sudah merasakan sangat nyaman bila didekatnya dan merasakan sangat bahagia,walaupun terkadang sedikit kecewa.

Dan sebelum keberangkatannya,dia datang menemui aku yang sedang bersama Nindya."Assalamu'alaikum. Maaf,Khanza aku ingin ngobrol berdua dengan kamu"ucapnya dengan serius.Tentu saja hal ini membuatku sangat heran dan penasaran."Wa'alaikumussalam.Maaf kalau boleh tau ada perlu apa?"jawabku penasaran.Dan tiba-tiba Azril langsung menarik tanganku menjauh dari Nindya,hingga sampai deseberang jalan yang lumayan jauh dari pengawasan Nindya.

"Ada apa ya,Zril?"tanyaku yang masih penasaran."Maaf sebelumnya,kalau aku udah pernah buat kamu kecewa,udah pernah buat kamu sakit hati dan membuat kamu menjadi memiliki rasa dengan aku.Aku tau kalau kamu menyukai aku,walau kamu malu untuk jujur dengan orang lain.Tapi aku minta maaf yang sebesar-besarnya dengan kamu. Bukannya aku tidak mau membalas perasaan kamu"ucapnya sambil mengeluarkan raut wajah yang agak sedikit sedih."Lalu?"potongku yang belum selesai Azril menjelaskannya.

"Tapi aku memang jujur belum memiliki rasa denganmu"jawabnya.Setetes air pun kemudian turun dari mataku.Aku menangis ketika mendengarkan Azril berbicara seperti itu."Dan mungkin aku memang belum pantas untuk kamu.Aku kesini hanya untuk minta maaf dengan mu dan aku ingin pamit untuk selama-lamanya dari kehidupanmu"jawabnya sambil meneteskan air mata.Air mata yang tadi masih bisa aku tahan,kini sudah tidak bisa terkontrol lagi.Dengan cepat aku langsung meneteskan air mata berkali-kali di depan Azril.Aku sudah tidak tahan mendengarnya dan langsung berkata"Kamu jahat Azril,aku mengira kamu akan menjadi lelaki yang setia untuk aku.Tapi apa? Apa? Kamu sudah membuatku kecewa dan sakit yang mendalam.

Tanpa sepatah kata lagi yang keuar,aku langsung meninggalkan Azril seorang diri yang mungkin menangis dan berlari meninggalkan Nindya sendirian.Tentu saja hal itu membuat Nindya heran dan mengejarku.Sesampainya dirumah,aku masuk kekamar dan diikuti oleh Nindya.Dia langsung bertanya kepadaku"Ada apa Khanza? Apa yang terjadi padamu? Apa yang Azril lakukan denganmu?"tanya Nindya heran.

Aku tidak bisa menjawab semua pertanyaan Nindya,yang busa aku lakukan hanyalah menangis,menangis,dan menangis.Tentu saja hal itu membuat Nindya semakin panik.Hingga sekian lama aku menangis,aku pun menceritakannya kepada Nindya mulai dari awal Azril berbicara denganku.Hal ith membuatku menangis kembali.Dan setelah sekian lama aku menangis,akhirnya aku sudah mulai tenang.Nindya pun pamit untuk pulang.

Hingga malam hari aku masih memikirkan hal yang barus saja aku alami.Aku merasa sangat lelah dan memutuskan untuk tidur.

Keesokan harinya,tepat Azril akan berangkat.Aku melihat dia yang sudah membawa tas besar yang mungkin berisi baju-bajunya.Aku tak kunjung henti menangis melihat kepergiaannya.Aku sudah tidak tahan dan langsung pergi masuk kedalam kamar ku.Aku masih saja terus menangis.Dan akhirnya Azril pun sudah tidak ada lagi disini.Aku sangat merasakan suatu barang berharga ku hilang begitu saja.Aku sekarang benar-benar seorang diri.Hingga pada akhirnya,aku bertekad untuk melupakan semua kejadian yang pernah terjadi pada hidup aku.

Tamat...

Maaf ya teman-teman,kalau mungkin ceritanya agak sedikit tidak nyambung.Karna ini pertama kalinya aku membuat cerita wattpad,jadi tolong harap dimaklumkan.

Aku Kamu dan PerpisahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang