what to do?

1.1K 119 7
                                    

Note: malas baca ulang. Jadi, kalo ada typo yah begitu lah.

Keesokannya di sekolah, jaehyun tidak bisa berhenti mengulang memori dari sore kemarin di dalam otaknya.

Adegan yang terus terulang seperti kaset rusak. Dan setiap kali dia memikirkannya, pipinya memerah hebat. Membuat teman-teman nya heran melihat tingkahnya.

" Berani bertaruh berapa kalian kalau dia sedang memikirkan doyoung? " Tanya mingyu berbisik, tidak mau jaehyun tahu.

Jungkook melirik sekilas, namun tak membalas. Terlalu malas menanggapi taruhan bodoh mingyu. Yang jelas semua yang keluar dari mulut pemuda itu selalu bodoh.

Lain pula lucas, dengan semangat dia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan berseru dengan semangatnya.

" Aku bertar--" Belum juga selesai dengan ucapannya, jungkook sudah duluan memotongnya.

"Jangan habiskan uang mu pada perkataan bodoh mingyu, percayalah, itu tidak akan ada gunanya. "

Alhasil, membuat lucas kembali memasukkan uangnya kedalam dompet.

Mingyu berdecak kesal, baru saja akan mendapat uang lebih pikirnya tapi sudah keburu dicegah salah satu temannya itu.

Kembali ke jaehyun, pria tampan itu menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya. Ia mencoba menutup mata, melupakan kejadian di taman bermain itu tapi tidak bisa. Sekuat apapun dia mencoba, detak jantungnya yang memacu beribu-ribu kali lebih cepat seakan mengkhianati akalnya.

" Ah, apa yang harus aku lakukan? " Bisik nya lemah.

•••••

" Dan kalian masih belum jadian juga? Menyedihkan sekali. "

Doyoung mendecak kesal, menuangkan sedikit air dari botol minumnya dan mencipratkannya tepat ke muka taeyong.

" Kau seharusnya membantu ku. Teman macam apa kau ini?. "

Taeyong menghela nafas, mencomot satu nugget ayam dari tempat bekal doyoung. Kemudian terkekeh puas melihat raut wajah doyoung yang sangat jelas bertambah kesal.

" Hmm, aku juga tidak bisa membantu banyak. Bukan aku disini yang sedang dilema memilih antara dua pria."

Taeyong memangku wajahnya dengan sebelah tangan, terus menatap doyoung dengan tatapan yang tak bisa doyoung artikan.

" Berhenti menatap ku seperti itu sialan, aku tidak nyaman."

Yang lebih tua hanya bisa tertawa, merasa puas telah berhasil membuat kesal doyoung yang masih setia dengan tatapan sinis nya.

" Tapi serius, apa yang akan kau lakukan sekarang? Tidak kah hubungan antara kau dan jaehyun akan menjadi sangat canggung sekarang? "

Ia menghela nafas perlahan, seketika kehilangan nafsu makannya dan meletakkan sumpitnya.

" Kurasa lebih baik seperti ini dulu. "

" Saling mendiamkan maksudmu? Apa kau yakin? "

Doyoung mengangguk ragu,

" Sepertinya begitu, aku juga tidak tahu harus bagaimana untuk saat ini. Aku akan menjaga jarak darinya, tapi jika dia mendekat aku juga tidak apa-apa."

Taeyong mengangguk-nganggukkan kepalanya, sedikit merasa simpatik pada temannya ini.

*Tuk

" Huh? Untuk apa permen ini? " Tanya doyoung, menunjukkan sebuah permen tangkai rasa jeruk yang dilempar Taeyong pada nya.

Taeyong menghendikkan bahu,

 best friend [ JaeDo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang