Aku masih ingat dengan obrolan kecil kita, tidak. Lebih tepatnya kau yang saat itu tengah mengobrol denganku, karena setiap kali kau mulai berceloteh. Aku hanya mampu duduk terdiam mendengarkan semua ceritamu, memperhatikan setiap gerak bibirmu. Sesekali tersenyum dan mengangguk mengiyakan ceritamu yang menarik semua pusat perhatianku.
Sejak kapan kita sedekat ini? ataukah hanya aku saja yang merasakan kedekatan ini? Tak peduli malam larut dalam pekat, dan dingin mulai menusuk sekujur tubuhku. Seolah tak ada yang bisa mengganggu ceritamu untuk terus terurai, perasaan itu terus meradang dalam nada pengingatku.
Ada resah dalam hariku, kala sosokmu tak lagi hadir barang satu detik saja. Pertemanan macam apa yang mampu menciptakan rasa yang begitu menggebu? Aku benar-benar sudah mulai tidak tahu diri. Ahh, sungguh menyebalkan. Aku hanya bisa terus mematung di depanmu, tanpa bisa berbuat apa-apa.
Jujur saja, aku sendiri tidak tahu kapan rasa ini tumbuh, hingga membuatku mulai benar-benar menyukaimu. Kau tidak seperti perempuan lain yang berlalu begitu saja dari pandanganku. Ada yang berbeda dari senyum dan sikap manismu itu, kau sungguh berhasil menarik semua perasaan yang selama ini hanya mengendap dalam tubuhku.
Bagaimana jika aku memberimu beberapa pilihan? Diantara kisah persabatan dan kisah kasih, kau lebih memilih yang mana? Jika sahabat selalu ada di saat kau luka ataupun bahagia, kekasih adalah seseorang yang akan terus berusaha tetap disampingmu. Meski terkadang persabatan lebih abadi dari kisah cinta, akan tetapi cinta lebih meninggalkan kenang yang lagi abadi.
Karena jika aku harus memilih mencintaimu atau dicintai olehmu, aku akan lebih memilih mencintaimu, sebab jika akhirnya suatu ketika kau harus pergi. Kau tidak perlu merasa berat hati karena rasamu kepadaku, biar aku saja yang menanggung rasa itu. Kau cukup biarkan aku masuk kedalam hari-harimu, biarkan aku leluasa melukiskan warna-warna yang kau perlukan. Dalam setiap kanvas yang kau miliki pada inti jantung hatimu.
Kau berkenan?
"Apa yang akan terjadi jika aku terlalu menyimpan harap kepadamu? Terlukakah aku kelak? Kalaupun harus, biar saja. Setidaknya aku punya harapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom Senja
Romance"Perjalanan kita melawan waktu memang tidak akan pernah usai, kita akan selalu menemukan ketidakpastian dengan benturan perasaan. Kita percaya jika waktu mempertemukan karena sebab mendewasakan jiwa yang kekanak-kanakan. Apa sebab kita tidak boleh m...