Sudah dua tahun, cerita pedih yang Taehyung jalani, yang ia bendung sendiri, akhirnya bisa ia bagi hari ini.
Raahyu kembali seperti dahulu, menjadi pendengar yang baik, meski syok. Hal yang paling tidak ia terima adalah bagaimana Ayah Taehyung mengalami lupa ingatan tentang aksi membunuh anaknya itu setelah kecelakaan. Kenapa hanya ingatan itu yang hilang? Tidak adil jika dia tidak merasa bersalah.
Tapi disisi lain Ayah Taehyung yang berubah menjadi sebaik bagaimana dia menyelamatkan Taehyung saat Ibu Taehyung ingin merelakan nyawa Taehyung itu sebenarnya adalah kabar baik.
🥀🥀🥀🥀🥀
Dikediaman Ayah Taehyung, dia terus saja mengingat wanita yang ia temui dirumah Taehyung. Terlebih lagi pada pria yang menahannya saat ia hampir jatuh.
Kim Seokjin, pelaku kecelaan yang membuatnya terluka dua tahun yang lalu. Itu adalah sahabatnya, sahabat yang menyukai istrinya sejak lama, itulah alasan Seokjin ingin melenyapkan Namjoon, nama Ayah Taehyung.
Namun waktu itu, entah apa yang membuat Seokjin berubah fikiran. Dia menyelamatkan Namjoon bahkan juga anaknya. Saat itu Taehyung kritis, melihat Namjoon sangat khawatir tapi kekurangan dana untuk menolong Taehyung. Seokjinpun mengatakan akan memberikan Namjoon sejumlah uang tapi dengan syarat dia tidak boleh kembali pada istrinya.
Namjoon menerima itu demi Taehyung, untuglah sebagai anak yang kuat Taehyung sembuh dengan cepat, sisa uang yang Seokjin berikan dipakai Ayah Taehyung membuat usaha. Dengan bantuan Taehyung usaha itupun sukses pesat dalam kurun waktu hanya dua tahun.
Drrrt,,
Namjoon mengangkat telefon itu. Rupanya dari Seokjin. Dia meminta untuk bertemu.
"Kau mengingkari janjimu." Seokjin.
"Tidak sama sekali."
"Lalu menurutmu kemarin itu apa? Kau sengaja kan mempertemukan kedua anakmu agar kau bisa kembali dengan Yiseo kan?" Seokjin.
"Anakku? Bukankah kau bilang dia sudah meninggal?"
"Iya, aku sengaja melakukannya agar kau menyesal! Bukankah aku sudah memperingatimu untuk tidak membuat Yiseo menangis?"
"Apa kau juga yang memberi tahu Taehyung kenapa kami berpisah hingga dia berniat bunuh diri?" Namjoon.
"Iya, tapi yang mendorongnya ke kematian itu kau! Apa kau ingat saat kau tersadar dirumah sakit waktu itu? Itu perbuatanku, aku menabrak mu dengan mobil istrimu tapi sayangnya kau tidak mengingat itu, kau hanya segera menanyakan keberadaan Taehyung dan setelah tahu Taehyung kritis kau semakin sibuk dan tidak ada waktu bertanya kenapa kau berada dirumah sakit."
"Apa katamu!"
"Kau hanya bertanya tentang Taehyung, aku bilang dia bunuh diri, itu memang benar. Tapi asal kau tahu saja kau yang membunuh Taehyung waktu itu sebelum dia bunuh diri. Sayangnya Taehyung tidak mati, hingga dia akhirnya memutuskan untuk bunuh diri." Seokjin lalu pergi meninggalkan Namjoon yang terdiam syok.
🥀🥀🥀🥀🥀
Hari berlalu, Taehyung sudah bisa kembali kesekolah, bedanya kini dia ditemani Raahyu. Hancur sudah hati Jimin melihat itu. Anehnya sepulang sekolah Jimin disuruh cepat pulang bahkan disuruh mengajak musuhnya Kim Taehyung kerumah.
"Sebenarnya kenapa lagi ayahmu datang kerumahku, bukankah masalahnya sudah selesai." Jimin.
"Ayahku?" Taehyung lalu melirik Raahyu, mereka berdua tahu betul Ayah Taehyung mana peduli dengan hal itu.
"Sebaiknya kau berhenti cari gara-gara dengan Jimin." Ucap Saskia yang memang ada disitu.
"Ku fikir kita sudah baikan. Untunglah waktu itu kau tidak mengeluarkan kata maaf palsumu. Hampir saja aku menerima bangkai." Taehyung pada Jimin.
"Jaga mulutmu, sembuh saja belum benar, mau dipukuli lagi." Ucap Raahyu pada Taehyung.
"Woah, dasar wanita-wanita bodoh. Bisa-bisanya kalian berdua membelanya setelah tahu dia menyakiti kalian." Taehyung lalu berjalan lebih dulu.
🥀🥀🥀🥀🥀
Kim Namjoon, nama dari Ayah Kim Taehyung itu kini mendatangi rumah Park Yiseo yang tak lain adalah Ibu Jimin.
Sebelumnya Yiseo ragu untuk membiarkan pria itu masuk ke rumahnya, namun saat Namjoon segera berbicara ke inti dia pun berhasil masuk kerumah itu.
Rumah yang sudah hampir lima belas tahun ia tinggalkan.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, apakah Jimin anakku?" Namjoon.
"Tentu saja tidak, seorang Ayah tidak akan membiarkan anaknya hampir mati." Yiseo.
"Dia selamat. Syukurlah. Aku memang Ayah yang buruk. Sekitar hampir dua tahun lalu aku mengalami lupa ingatan setitik. Setelah melihatmu kemarin aku terus kepikiran dan ingatan itu tiba-tiba muncul. Ingatan dimana aku hampir membunuh Taehyung, anak kita." Namjoon.
"Apa! Membunuh?" Yiseo yang terkaget segera berdiri dari duduknya.
"Itu salahku, aku menyesalinya, menyesal karena meninggalkanmu dengan Jimin dan bodohnya lagi aku malah berfikir itu semua karena Taehyung. Aku benar-benar menyesalinya. Aku bahkan tak sanggup menatap kedua anakku lagi sekarang." Sesaat setelah itu terdengar seseorang yang memukul pintu setelah membukanya.
"Apa-apaan ini." Itu adalah Jimin, ada Taehyung juga disana. Ibu Jimin segera mendekati Taehyung, hendak menggenggam Taehyung namun Jimin menahannya.
"Jimin-ah kau kau mengerti," Ibu Jimin.
"Apa lagi yang tidak kupahami dari kalian?" Jimin lalu berbalik ke Taehyung dan mencengkram baju Taehyung.
"Yaa saekkya pergi dari rumahku sekarang juga!" Jimin lalu menyeret Taehyung keluar dan mendorongnya.
"Jimin-ah hentikan, dia itu saudaramu, kakakmu!" Namjoon.
"Tidak! Dialah perusak segalanya! Jika saja dia tidak egois dan menolongku waktu itu aku tidak akan kehilangan Ayah." Jimin.
"Tidak, itu salah Ayah Jimin-ah." Namjoon.
"Hentikan!" Teriak Taehyung pada Ayahnya.
"Kau benar-benar luar biasa. Kau memintaku untuk tidak mencari Ibuku tapi apa ini? Kenapa kau datang? Kenapa?!!" Taehyung.
"Taehyung-ah jangan seperti ini." Ibu Jimin hendak memegang tangan Taehyung tapi Taehyung melepasnya kasar.
"Tolong jangan bertingkah seperti Ibu yang merindukanku! Apa anda pikir saya tidak tahu anda mencoba membunuh saya demi keselamatan anak anda!" Bentak Taehyung dan Jimin segera meninjunya.
"Berani-beraninya kau membentak ibuku! Kau fikir kau siapa! Matilah saekkya!" Jimin meninju Taehyung lagi dan saat Ibunya memisahkan mereka seketika Jimin mendapat tamparan dari Ibunya.
"Eomma–," Jimin sembari memegangi pipinya.
"Apa Ibu tahu kenapa kemarin aku sampai membuat Taehyung masuk rumah sakit? Itu karena dia merebut wanita yang kucintai, kami tidak pernah berteman seperti yang Ibu tahu. Setelah merebut Ayah dan kekasihku. Dia juga merebut Ibu dariku. Woah, dia memang sangat hebat." Jimin lalu pergi meninggalkan mereka.
•
•
•To Be Continued
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Break (END) KTH✔
Fiksi PenggemarRasa benci dan rindu yang bercampur itu buruk. Aku sangat berharap dia juga menderita merasakan yang sama. Jika tidak aku benar-benar akan membencinya juga diriku sendiri karena menjalani cinta sepihak menyebalkan ini. Ini kisahku. Dan kisah yang ak...