Maybe you don't like talking too much about yourself
But you shoulda told me that you were thinkin' 'bout someone else- You Broke Me First, Tate McRae
Well, aku tidak tahu Nancy dan Damian pernah menjadi seorang teman?
Atau... aku tidak tahu bahwa Nancy menganggap Damian begitu dekat?
Menyadari aku telah cukup lama berdiri dan membaca tulisannya berulang kali, aku segera meletakkan buku itu pada tempatnya dan pergi ke balkon tadi sebelum Seraphina maupun Deandra mencariku. Dan benar, begitu aku tiba, mereka sudah ada di sana.
"Tuan Putri, kau ingin kembali sekarang?"
Aku mengangguk dan Deandra segera pamit untuk mempersiapkan kendaraan yang akan membawa kami pulang. Selagi menunggu, aku berbincang dengan Seraphina.
"Irina."
Perbincangan kami terputus begitu mendengar namaku dipanggil. Aku menoleh, "Damian? Kau di sini?" Tanyaku bingung.
Ia mengangguk.
"Ada apa?" Tanyaku bingung. Jelas ini bukan sebuah hal yang biasa bila Damian kemari di waktu kerjanya.
"Hanya ingin menjemputmu."
"Menjemputku?"
"Permisi, Yang Mulia," Seraphina segera pamit pergi meninggalkan aku dan Damian di balkon timur.
"Hmm," gumamnya. Ia mengulurkan tangannya, "Shall we?"
Aku menerima uluran tangannya dan kami berjalan bersama, "Aku ingin kau jawab dengan jujur. Kau kemari hanya untuk menjemputku? Bukan yang lain?"
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Entahlah. Keterlambatanmu hari ini sedikit mencurigakan," aku mengangkat bahuku. "Dan kau menjemputku..., bukan hal yang biasa akan kau lakukan."
"Menjemputmu memang bukan ide yang bagus," balas Damian. Alih-alih mengatakan hal yang lebih manis seperti, 'tak ada salahnya menjemput istriku sendiri'.
Aku mendengus, "Terserah kau saja. Aku akan pulang sendiri!" Kataku seraya melepas pegangan tangan kami.
Dan tanpa berniat menghentikanku, ia berjalan begitu saja melaluiku.
Baik! Kalau memang itu yang ia inginkan, maka aku akan mengikuti permainannya. Aku. Tidak. Akan. Memaafkan. Damian!
•••
Setelah pulang dari Sud, aku tidak bertemu dengan Damian hingga makan malam. Aku tidak peduli ia darimana. Tampaknya ruang kerja adalah satu-satunya tempat tinggal baginya. Jadi aku tidak begitu mengkhawatirkan keberadaannya. Lagi pula, tidak penting bagiku ia ada di mana setelah apa yang ia lakukan padaku siang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lady In Shining Crown
FantasíaSejak awal, bertemu dengan Damian Voltaire merupakan sebuah tragedi dalam hidup Irina Gustav. Tetapi kemudian, tragedi itu seolah berubah menjadi takdir. Dan harusnya Irina tahu, tidak ada kesialan semacam tragedi yang akan berubah jadi keberuntunga...