Bagian 1

18 2 4
                                        

WARNING : Konten sensitif, diharap pembaca dapat bertindak secara bijak.

Dentuman musik begitu memekakkan telinga. Setiap orang terlihat melenggak-lenggokkan badannya, terlihat menikmati irama musik. Ditengah-tengah itu pula, beberapa lelaki hidung belang mulai melancarkan aksinya.

Dalam cahaya yang remang-remang itu, seorang gadis tengah duduk di depan meja bartender. Dengan tangan terlipat di depan dada, tatapannya melihat ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari sesuatu. Tatapannya tertuju kepada seorang gadis, yang ia kira sebaya dengannya, sedang berdiri berhadapan dengan seorang lelaki. Kedua tangannya melingkari leher lelaki tersebut. Pakaian gadis itu terlihat minim, dengan belahan dada yang terekspos jelas, seolah sengaja.

Miris.

Kemudian, tatapan gadis yang tengah duduk tersebut jatuh pada sang lelaki. Lelaki itu mengenakan kemeja hitam dengan bagian lengan yang digulung keatas dan celana jeans hitam. Lelaki tersebut sepertinya terlihat dalam pengaruh alkohol.

Tak lama, sang gadis pun menarik tangannya, dan hendak membawanya ke suatu tempat lain. Niatnya hendak mengabaikan mereka berdua, namun ketika kedua orang tersebut hendak berlalu, gadis yang tadinya duduk santai terlihat terkejut. Ia terkejut ketika tak sengaja melihat daun telinga bagian kiri si lelaki.

Anting bulat silver.

Ia pun beranjak dari duduknya dan bergegas mengikuti kedua orang itu secara diam-diam. Ia yakin, firasatnya kali ini tidak akan meleset. Ia berusaha berjalan sepelan mungkin, agar mereka tidak sadar sedang diikuti. Posisinya, sang gadis tengah begelayut manja di lengan si lelaki.

Kedua orang itu rupanya masuk ke dalam sebuah kamar. Ah, sepertinya firasatnya memang benar. Ia berusaha untuk mengontrol diri dan tidak bertindak gegabah. Ia menempelkan telinganya ke pintu, dan untungnya tempat itu sedang sepi.

Di dalam kamar, si gadis merebahkan sang lelaki di atas kasur nan empuk. Tatapannya sudah liar, sedangkan si lelaki sudah sangat mabuk. Kepalanya pening, dan penglihatannya mulai kabur. Tangan si gadis mulai merayapi bagian dada si lelaki, dan mulai membuka kancing kemejanya satu per satu.

"Ap.. apa yang..."

"Sstt.. tenanglah. I will make you happy tonight." lalu kepalanya mulai mendekat dan hendak mencium bibir sang lelaki.

Namun sebelum ia berhasil melakukannya, pintu didobrak dengan keras. Lalu, seseorang tiba-tiba menarik rambutnya dan membuatnya terjengkang kebelakang.

"Akh! Siapa itu?! Berani-beraninya!" sambil memegang kepalanya yang terasa sakit, ia melihat siapa sebenarnya sosok yang telah mengganggunya.

Tepat di depannya, berdiri seorang gadis mengenakan hoddie abu-abu tengah menatapnya. Wajahnya memang tidak terlalu terlihat karena tertutup sebagian oleh rambut dan topi hoddie nya.

"Hey, bitch."

"Siapa kau?! Apa yang kau lakukan disini?!" teriaknya.

Gadis di depannya hanya menyunggingkan senyum tipis, lalu kemudian berjongkok di hadapannya.

"Seharusnya aku yang bertanya begitu padamu. Apa yang lau lakukan disini? Setidaknya kalau memang ingin mencari mangsa, cari saja yang lain, jangan orang yang sudah setengah sadar ingin kau jadikan pelampiasan hawa nafsumu." gadis itu tersenyum sinis.

"Pasti kau akan lebih bergairah,"

Perkataan tersebut membuat gadis itu naik pitam dan hendak melayangkan tamparan ke wajah gadis di hadapannya, tapi berhasil ditangkis. Gadis di hadapannya itu mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat.

Someday, I Hope..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang