49 - i'll be back

177 18 5
                                    

"Jangan mendadak bisu gitu" ucap Jendra tiba-tiba sembari mengendarai motornya pelan, sementara aku hanya diam dan tak mau merespon perkataannya "yah beneran bisu, mampus ntar balik gue diomelin bunda nih" entah dia berbicara dengan siapa dan tentang membicarakan apa

"Lo kenapa sih bilang kaya gitu sama tante Eli?" Omelku langsung akhirnya karena tadi berbicara seperti itu didepan tante Elli

"Oh jadi gara-gara itu. Lo dulu yang mulai"

"Mulai apa?"

"Lancar banget aku-kamuan ama Dino" Jendra terlihat mengangguk-angguk kecil "kenapa? Lo takut gagal dijodohin sama Dino?" Tanpa basa basi langsung kupukul punggungnya dan kupikir sedikit keras karena dia sempat mengaduh kesakitan "masih galak aja sih lo?!" Keluhnya "gue pikir setelah deket sama Dino jadi nular kalemnya, sama aja ternyata"

"Turunin gue disini aja!" Ketusku karena sudah tak tahan dengan perkataannya yang benar-benar membuatku jengkel terus-terusan mengungkit kak Dino padahal dia sudah jelas-jelas tau kalau aku dan kak Dino tak pernah ada hubungan dan dekat hanya sebatas kenal

"Gamau"

"TURUNIN"

"NGGAK!"

"LO KENAPA SIH!" Nada bicaraku mulai meninggi karena aku sudah lelah dengan sifat Jaemin yang sekarang ini dan bisa kubilang sifatnya sekarang benar-benar kekanakan. Dia diam saja sekarang dan hanya mengendarai motornya dengan tempo sedang. Aku semakin tak mengerti dengan jalan pikiran Jaemin sekarang, sifatnya berbeda bahkan aku merasa dia semakin bertingkah kekanakan. Mungkin karena aku sudah lama tak bertemu dengannya dan baru menyadari sifat aslinya?

Dia diam saja bahkan enggan untuk merespon ucapanku tadi dan sekarang entah bagaimana ceritanya aku menjadi merasa bosan duduk di jog belakang motornya. Jika dulu duduk disini sambil bersandar di punggungnya dan juga memeluk pinggangnya adalah hal favorit yang sangat aku tunggu-tunggu tapi entah untuk hari ini aku merasa tidak betah dan ingin segera turun dari sini. Hingga akhirnya motor Jendra berhenti didepan rumahku dan segera aku turun dari motornya tanpa berpamitan dengan Jendra

"al!" Panggil Jendra "al bentar!" Tanganku sekaligus badanku tertarik begitu saja ketika kakiku hendak masuk melewati pagar rumah, tapi menjadi arah berlawanan ketika Jendra tiba-tiba menarik tanganku dan membawaku berada didepannya sekarang. Menatapnya.

"Apasih!" Ketusku menatap tajam kearahnya

"Maafin gue" katanya yang membuatku hanya diam

"Gak usah minta maaf, gue gamau maafin" aku menyadari perkataanku benar-benar jahat untuk sekarang

"Maaf, gue cemburu" katanya yang membuatku sedikit melunak menatapnya "gue masih belom bisa lepasin lo seutuhnya. Sama Dino aja gue cemburu kaya pengen mati. Maaf kalo menurut lo itu berlebihan. Tapi menurut gue itu wajar gue lakuin, buat orang yang bener-bener gue sayang" katanya sambil menggenggam kedua tanganku.

"Udah, udah terlanjur"

"Sesuatu yang terlanjur itu bisa diperbaikin al. Contohnya nasi, nasi udah jadi bubur dikasih kecap sama krupuk aja enak kok" sialan, malah ngelawak.

"Iya gue tau enak kok, apalagi ditambah suwiran ayam" responku yang benar-benar melenceng dari topik pembicaraan sekarang

"Apalagi kalo diaduk, makin nikmat"

"Jangan diaduk, makan langsung aja. Gue team bubur ga diaduk"

"Yaudah buat lo boleh lah"

"Apaan sih lo! Malah ngomongin bubur" entah kenapa tiba-tiba saja aku tertawa, dia juga tertawa mendengar celotehan kami yang tidak penting ini bahkan sangat-sangat jauh dari topik yang seharusnya

bad liar | na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang