15 - jealous

2.9K 206 2
                                    


"lo cabut?" tanya kak Tio kepada Jendra, soalnya dia tau tadi Jendra masih ada pelajaran saat kami berdua melewati kelasnya

"enggak" jawab Jendra sekenanya kemudian menyeruput goodday milikku

"idih boong banget, orang gue tau tadi ada bu Ela ngisi kelas lo" lontarku langsung menatap tajam kearahnya

"buat bu Ela ada pelajaran, buat gue ga ada" jelas Jendra

"mana bisa? Gitu tuh gimana mau nilainya bagus, pelajaran aja gapernah ikut" omelku langsung, pantas saja jika nilainya selalu kurang. Jika kemarin Bu Flory bilang nilainya mengalami peningkatan pasti nanti nilainya akan turun lagi

"liat lo sendiri, kenapa malah bedua duaan dikantin" celetuk Jendra, ini baru pertama kalinya aku dan Jendra berdebat hal yang tak terlalu penting untuk didebatkan sementara kak Tio hanya menonton kami saja "padahal jam pelajaran"

"gue jamkos tau"

"jamkos bagi lo, bagi temen-temen lo enggak pasti. Orang Maliq aja ga kecium baunya"

"eleh berisik lo pada!" gertak kak Tio yang menghentikan perdebatan kami "debat gini tuh, udah jadi apa belom?" pertanyaan kak Tio mampu membungkamku ternyata

"belom, masih otw" jawab Jendra dengan pedenya

"dari gue masih jadi ketos sampe gue mau pensiun dari sini masih otw aja?"

"nyelow sih, nunggu nih sebelah gue mau percayaain hatinya buat gue. Susah banget"

"jangan keselow an keburu nyaman sama yang lain" goda kak Tio sembari melirikku

"iya nih, saingan gue banyak. Mana sohib-sohib gue juga jadi saingan gue"

"wah parah itu sih Ndra"

"ih sana sih balik ke kelas, ada pelajaran juga" aku mendorong pelan lengannya menyuruh Jendra kembali ke kelas

"kenapa ga lo aja yang balik? Jangan ikutan cabut ke kantin" sumpah hari ini kenapa sih? Dia keliatan cuek banget? Mana banyak omong lagi

"ish yaudah!" aku berdiri dari tempatku dan segera beranjak meninggalkan kantin menuju kelasku. Ih pokoknya dia itu aneh hari ini, kenapa jadi cuek banget dan sedikit ketus ngomongnya? Bukan kaya Jendrayang kukenal karna dia-bener-bener ngeselin.

Bahkan rasa kesalku masih terbawa selama pelajaran, semua temanku yang berbicara denganku mereka semua kena semprot. Aku juga kurang ngerti kenapa jadi gini? Callista, Hana dan Maliq pun sedikit terheran ada apa denganku bisa terlihat perubahan yang begitu kentara. Bahkan sampai pulang ketika Jendra menungguku didepan kelas, masih saja aku terbawa suasana saat dikantin tadi

"ngapain lo disini? Balik sana!" ketusku tanpa pikir panjang kepada Jendra, dia yang mendengarku begitu hanya tertawa pelan

"yuk balik, jangan ngamuk mulu" ajak Jendra kemudian menarik tanganku pelan, lebih tepatnya menggandeng menuju motornya. Bisa dibayangkan moodku berubah 180 derajat dimana berubah drastis ketika Jendra menggenggam tanganku. Dan kupikir Jendra juga berubah daripada saat di kantin tadi "jangan ngamuk sekarang, jam segini ga ada geng sekolah lain yang lewat jadi ga ada yang takut deh" godanya yang sempat membuatku memukul pelan lengannya

"ih!!! Emang gue apaan!"

"nih dipake helmnya" perintahnya namun aku tetap diam saja saat dia menyerahkan helmnya tapi aku malah mengalihkan pandanganku kearah lain "makin manja aja, heran gue" Jendra memakaikan helmnya ke kepalaku dan merekatnya agar terlihat kencang "udah yok naik" ajaknya tapi aku sama sekali tak bergeming "heh ayok" aku langsung naik keatas motornya tanpa sedikitpun berbicara "Al" panggilanya, tapi aku sama sekali tak merespon "Alea"

bad liar | na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang