Chapter 3: Melelahkan!

583 54 29
                                    

"Ino! Kau dengar apa tidak?" tanya seorang gadis bercepol yang sedang berbicara dengan sahabatnya di sebuah kafe. Kafe yang biasanya menjadi tempat mereka berkumpul bersama teman-teman mereka.

Namun, kini hanya tinggal mereka berdua saja yang memasang wajah malas dan cemberut.

"Aku dengar, Ten. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Jika aku yang bertanya, maka Sakura akan menghajarku."

"Tapi, jika aku yang tanya. Neji yang akan memarahiku."

"Cuman dimarahi saja."

"Cuman? Kau 'kan tidak tahu betapa tajamnya mulut Neji saat marah."

Ino hanya menghela napas berat. Inilah masalah yang mereka hadapi setelah tadi mereka berusaha mendekatkan kedua teman mereka yang mereka kira saling menyukai. Memang tidak ada yang salah dengan niat baik mereka. Namun, setelah mengetahui niat Tenten dan Ino, kedua insan yang ingin mereka persatukan justru malah bertengkar dengan masalah yang tidak dimengerti oleh Tenten dan Ino.

Kini keduanya hanya bisa pasrah akan ini. Pasrah akan dimarahi oleh kedua sahabat mereka. Mungkin Ino akan menerima siksaan ribuan kali lipat dengan shahnaro dari sahabat pinkynya. Sementara, Tenten akan menerima perkataan pedas yang siap meluncur dan menusuk ke hati sanubari Tenten.

Siap tidak siap, mereka harus terima. Salah satu kata dalam meminta maaf maka habis sudah mereka.

"Bagaimana ini?" tanya Tenten. Sementara, Ino hanya menunduk lemas karena dari awal ia sudah pasrah.

"Oh ya bagaimana dengan Shikamaru?" tanya Tenten membuat Ino membangkitkan wajahnya dengan semangat.

Siapa yang tidak tahu masalah ini? Seorang Ino Yamanaka rela mengejar seorang pria pemalas namun jenius seperti Shikamaru Nara. Seantero sekolah sudah tahu akan hal itu. Bahkan terbiasa melihat Ino yang selalu menemani Shikamaru di kantin.

Bahkan semua siswa di sekolah terasa geram karena hal itu. Bagaimana tidak geram jika si pria pemalas tak kunjung membalas cinta dari gadis barbie yang cantik dan baik hati itu.

"Shikamaru kemarin memberikanku sebuah ikat rambut karena melihat diriku kesulitan belajar karena lupa mengikat rambut. Aku senang sekali~" ujar Ino dengan wajah berseri-seri membuat Tenten malas.

Entah mengapa Tenten menyesal menanyakan hal itu. Niat awalnya adalah supaya mereka membahas hal lain selain masalah Neji dan Sakura. Tetapi, jika keterusan membahas Shikamaru, itu justru akan merepotkan.

Ya, seantero sekolah juga tahu hal lainnya. Shikamaru tidak membalas cinta putri Yamanaka juga karena si jenius menyukai Temari Sabaku yang merupakan sahabat dari Ino Yamanaka. Tetapi, Temari yang sering dikejar Shikamaru justru selalu menolak Shikamaru karena ia tidak akan menyukai pria pemalas seperti Shikamaru atau bisa jadi ia merelakan Shikamaru demi sahabatnya? Mungkin.

"Baiklah. Aku mau pulang dulu. Banyak hal yang harus aku bereskan di apartemen."

• • •

Tenten hanya menghela napas kasar saat sampai di depan gedung apartemen yang sederhana itu. Ia kemudian duduk di tangga menuju lantai dua karena kelelahan mengayuh sepeda.

Tampaknya ia harus menunggu sampai dua minggu ke depan baru ia bisa naik bus atau kereta. Terlebih ia harus berbenah sendiri, mencuci sendiri. Tetapi, kalau masalah memasak ia bisa membeli atau Shimizu akan mengantarkan makanan padanya.

Menyenangkan juga menurut Tenten tinggal sendiri seperti ini. Ia bisa tidur, makan, dan mencuci kapan saja ia mau. Masalah mencuci Tenten tak ingin menunda lagi. Sebab satu minggu yang lalu ia bermalas-malasan tanpa mencuci pakaian kotor sama sekali. Alhasil akhir pekan kemarin ia tidak memiliki pakaian bersih untuk dipakai lagi. Jadi, akhir pekannya dihabiskan dengan mencuci seharian.

The Reason Of Love [Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang