Chapter 6: Pengertian!

517 50 88
                                    

"Iya."

"Tidak."

Ujar Neji dan Tenten bersamaan atas pertanyaan Shimizu mengenai penting atau tidaknya alasan cinta. Tenten mengatakan iya dan Neji mengatakan tidak. Jadi, jawaban mana yang lebih tepat?

"Alasannya?"

Inikah definisi dari alasan di dalam alasan? Neji berpikir untuk menemukan alasan yang logis tetapi dari hati. Sementara, Tenten mencari cara agar menemukan jawaban singkat, padat, jelas, dan yang terpenting mengalahkan kualitas jawaban Neji.

"Karena jika memang mencintai secara tulus, orang cenderung melupakan alasannya mencintai. Karena itu, mereka tidak menganggap alasan dalam cinta itu penting. Lagipula, cinta tidak perlu alasan," ujar Neji asal.

Tenten masih berpikir keras. Sudah ia duga, Neji berpikir seperti kebanyakan orang. Tetapi, alasan Neji cukup logis.

"Pemikiran kebanyakan orang," cibir Tenten.

Neji hanya mendengus. "Pencuri mencuri harta seorang hartawan. Polisi menangkapnya, siapa yang salah?"

"Pencuri," ujar Tenten dengan santai.

"Kau sudah masuk ke dalam orang yang berpikiran menurut mayoritas. Alasan hampir setiap orang adalah karena mencuri adalah perbuatan buruk. Tetapi, bagi pencuri itu sendiri, ia hanya berusaha bertahan hidup karena tidak mendapat pekerjaan."

Tenten terdiam. Masuk diakal. Neji benar soal ini. Tetapi, Tenten tak ingin disamakan seperti manusia-manusia yang lainnya. Ya, mau bagaimana lagi, ia masih manusia normal.

Karena sudah sedikit larut, Shimizu memutuskan pulang dan membiarkan dua insan itu kebingungan dan penasaran.

"Tidak, Bibi. Jangan pergi! Aku tidak mau ditinggal berdua dengan manusia ini! Bawa dia pergi bersama Bibi! Dan kau, enyah dari hadapanku!" ujar Tenten dengan dramatis.

Neji hanya memutar bola mata malas dan keluar dari apartemen Tenten. Tenten langsung melambaikan tangan dengan Shimizu yang sudah pergi dan membanting pintu saat melihat Neji menatapnya.

"Dasar baka!" ujar Neji. Lagi-lagi, beruntung ia menyayangi Tenten. Jika tidak, ia bersumpah akan membakar seluruh apartemen bersama Tenten di dalamnya. Untung saja ia menyayangi manusia spesies Tenten ini.

"Tapi aku suka. Selamat malam, calon kekasihku," gumam Neji saat masuk ke dalam apartemennya.

Ia bahkan sempat tersenyum tipis mengingat wajah Tenten yang sangat imut baginya meski menyebalkan. Sudahlah, jika memikirkan gadis itu, tidak akan ada habisnya. Bahkan bisa membuat rahang Neji pegal karena tersenyum terus.

• • •

Pagi yang sangat cerah. Seperti wajah gadis yang satu ini. Tetapi, baru saja senyumnya terpatri dengan senandung yang ia gumamkan, kini ia harus melunturkan senyum cantiknya itu.

"Untuk apa kau di sini?" tanya Tenten dengan sebal.

"Kolidor ini umum!"

"Kau menghalangi jalanku, Sakura!!!" kesal Tenten.

Sakura hanya menatap Tenten datar. Sudah cukup! Ia tidak tahan dengan sifat kekanakan Ino. Kemarin Ino menampar Temari dan hari ini, tepat saat tadi pagi, Ino mengerjai Temari yaitu dengan menyandung Temari sehingga baju Temari menjadi kotor terkena saus yang ada di lantai kantin.

"Kau, beritahu Ino jangan mengganggu kehidupan Temari. Aku tahu mereka berdua bertengkar karena Shikamaru. Tetapi, tidak perlu sampai saling melukai dan mengerjai, bukan?"

The Reason Of Love [Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang