Chapter 14: Perasaan Baru

530 43 293
                                    

Bingung.

Sedih.

Hampa.

Tak tahu lagi harus bagaimana.

Itulah yang kini menggambarkan Tenten. Akhir-akhir ini, ia merasa entahlah. Sudah tidak memiliki alasan untuk terus bersahabat dengan Neji.

Karena ia mencintai Neji. Dan ia baru menyadari itu. Ia merindukan saat-saat mereka bersama. Rindu itu perlahan terluap melalui kekesalan. Ia akan melampiaskan kekesalan pada Temari ataupun Ino. Dan bahkan Sakura sekalipun.

Kini sudah mendekati ujian kelulusan. Waktu berjalan dengan sangat cepat. Membuat lebih marah dari sebelumnya.

Ia kesal karena Neji pasti benar-benar akan pergi. Untuk pertama kalinya, ia menyumpahi Neji agar tidak diterima di Oxford.

Tetapi, itu cukup mustahil. Kecuali, ia memasukkan obat tidur pada minuman Neji sebelum Neji mengerjakan test masuk universitas, lalu, Neji akan tertidur dan tidak mengerjakan apapun. Jadi, ia tidak akan masuk Oxford. Yey...

Tidak mungkin.

Itu mustahil.

Baiklah, kali ini saja Tenten. Turunkan ego, naikkan kepercayaan diri, dan berteriak penuh semangat.

"Neji Hyuga! Anaknya Paman Hizashi dan Bibi Yunara. Aku harus bicara denganmu."

Baiklah, abaikan itu. Itu hanyalah kumpulan latihan yang Tenten ucapkan di depan cermin. Ia harus berlatih agar tidak gugup ke depannya.

Padahal seharusnya, ia belajar untuk ujian kelulusan. Bukan belajar cara menyatakan cinta. Baiklah, cinta itu penting, cinta memang harus diperjuangkan. Tetapi, tidak di saat mendekati ujian kelulusan. Semua pasti akan tiba pada waktunya.

Cinta memang penting.

Tetapi, siapa yang akan menerima cintamu jika kau hanya melakukan hal bodoh semacam ini dengan mengabaikan pendidikan demi sebuah pernyataan cinta?

Tenten tahu itu. Karena itu ia menyudahi acara berbicara di depan cermin dan lebih memilih untuk mempelajari mata pelajaran yang akan diujikan.

Namun, Tenten sudah pasti akan kesulitan belajar tanpa Izumi. Jadi, ia memutuskan untuk meminta bantuan Neji. Sekalian pendekatan mungkin.

"Hai, Neji! Eh? Kirito? Mirai? Mana Bibi Shimizu?" tanya Tenten. Kini ia sedang berada di Mansion Hyuga.

"Ibu sedang pergi untuk urusan bisnis. Aku sedang belajar dengan Neji-nii. Tenten-nee juga sedang mau belajar dengan Neji-nii, ya?"

"Tidak. Justru Neji yang mau bel—"

"Kirito, seriuslah belajar. Mirai, kamu tidak mau bermain dengan Hanabi?" tanya Neji.

Mirai hanya menatap Neji bingung. Karena ia tidak tahu siapa yang dibicarakan oleh Neji. Sementara, Neji yang mengerti dengan tatapan bingung Mirai, Neji menunjuk seorang gadis berambut coklat yang berdiri di pintu utama mansion.

"Hai, Mirai. Kamu teman baru yang Neji-nii janjikan padaku, ya? Salam kenal."

Mirai dan Hanabi kemudian pergi bersama ke taman belakang Hyuga. Tersisa Neji dan Tenten yang tampak canggung. Kirito sedang pergi ke ruang tengah bersama Hinata yang tadi datang bersama Hanabi.

Tenten sesekali hanya menatap Neji dan lumayan fokus dengan apa yang diajarkan Neji karena terkadang jika kita menyukai siapa yang mengajarkan kita, mungkin akan lebih paham.

"Baiklah, kau mengerti?" tanya Neji.

"Aku kurang mengerti yang ini."

"Kau ini bagaimana? Aku sudah menjelaskan bagian yang ini tujuh kali."

The Reason Of Love [Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang