Dua kantung belajaan diletakkan ke konter dapur, setelah itu Sohyun memendarkan tatapannya melihat bagaimana Jungkook menetapi janji ketika dia berkata ingin memasak untuk anak-anak pun dia juga mengatakan akan membersihkan dapur setelah memasak pasta. Jungkook menepatinya, dia selalu menepati janji dan tak pernah sedikitpun membuat Sohyun kecewa. Harusnya Sohyun bahagia ketika pulang ke rumah tapi setelah pertemuan secara mendadak dengan seorang remaja Sohyun jadi lupa diri. Lupa segala-galanya.
Gesekan sandal rumahan beradu dengan lantai kayu dapur membuat lamunan Sohyun membuyar. Di depan sana Jungkook tengah berdiri dengan kedua tangan tersemat dalam saku celana bahan, pria Jeon itu tersenyum tipis kemudian segera melangkah menghampiri Sohyun yang juga tengah menyulam senyum pada sang suami.
"Kau terlambat satu jam lebih, Sayang." Alih-alih memberikan hukuman. Jungkook malah mendekap tubuh istrinya, membawa kepala Sohyun agar bersandar pada dada bidang yang memang dikhususkan untuk Sohyun.
"Maaf."
Hanya kalimat itu yang mampu Sohyun ucapkan setelah kejadian tadi. Biasanya ia tidak temperamental seperti ini, seolah semua yang dilakukan orang-orang hanyalah sebuah gangguan. Dan Sohyun harus menepis gangguan itu dengan cara apa pun. Tapi bagaimana caranya dia bisa menghindar saat pikirannya berkecamuk membayangkan bagaimana wajah remaja bernama Ryu Vie itu sangat mirip dengan mantan suaminya.
"Rambutmu bau matahari." Jungkook mengendus di pucuk kepala Sohyun. Hidung bangirnya mengerut kala menghirup aroma strawberry bercampur keringat. "Mandilah dan bersiap untuk makan siang. Anak-anak sedang di taman belakang," imbuh Jungkook sembari memisahkan dekapan di antara mereka.
Ada rasa bersalah ketika Sohyun tak sengaja menangkap raut lelah di wajah Jungkook. Sohyun sendiri tidak mengerti mengapa Jungkook begitu antusias merawat anak-anak padahal urusan di perusahaan JJ Company lebih penting. Berulang kali Sohyun mengingatkan Jungkook untuk tidak meninggalkan urusan kantor tapi lelaki itu selalu menolak sambil berdalih segala macam hal agar Sohyun tidak melarangnya bermain dengan anak-anak.
Sebelum pergi Sohyun menyempatkan diri untuk memberikan satu kecupan di pipi Jungkook, tadi sebelum pergi Sohyun lupa menberikannya-rutinitas utama mereka di pagi hari ketika bangun tidur.
"Jangan menggodaku, Hyun."
Sohyun terkekeh ringan lalu beranjak keluar dari dapur. Sementara Jungkook kembali pada aktivitasnya memasukkan barang belanjaan ke dalam kulkas serta meletakkan camilan di dalam stoples, lalu mengisi kabin dapur dengan sereal dan juga beberapa rempah kering.
Tak selang beberapa detik terdengar langkah kaki anak-anak. Mereka berlari mencuri start siapa yang tiba lebih dulu untuk mendapatkan kudapan manis yang terbuat dari biji wijen dan campuran raspberry di atasnya.
"Ayah Jeon, berikan kudapannya pada Gu!" Si kecil Gunho tiba lebih dulu sebelum si kakak.
Jungkook lantas memberikannya pada Gunho, sementara Hyera terlihat kesal dengan bibir yang mengerucut lucu sebab sang adik tiba lebih dulu. "Mana punya Hye?" Anak kecil itu mengulurkan telapak tangannya pada Jungkook. Namun sang ayah tiri tampak diam seolah tak memperdulikan sang gadis.
Belum sempat menggoda putrinya Sohyun muncul dengan wajah garang hingga membuat anak-anak berlari mendekati Jungkook. Hyera memeluk pinggang sang ayah, sementara Gunho memeluk jenjang Jungkook. Tidak perlu mencari tahu apa yang terjadi saat ini, singkatnya Jungkook sudah tahu lebih dulu apa yang anak-anak lakukan sehingga menarik eksistensi sang istri.
"Hyera, Gunho. Cepat jelaskan pada Ibu mengapa meja rias di kamar keluarga jadi berantakan?" Sohyun berkacak dengan napas yang memburu. Terkadang Sohyun merasa heran dengan sikapnya yang satu ini, mudah sekali marah hanya untuk hal-hal kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Two Heart (2) [✔]
Fanfiction(C O M P L E T E D) Waktu berputar sangat cepat hingga Sohyun tidak menyadari bahwa langkahnya terlalu lambat. Sequel of Ludere. ©reat, 03 Mei.2020. By Atayung Disclaimer: Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Murni hasil pemikiran author, nama serta...