Hyera dan Gunho mengerjapkan mata mereka beberapa kali. Kemudian segera mengalihkan pandangan pada Ryujin dan Dohwan. Pandangan anak-anak seolah sedang bertanya mengenai rumah mewah di hadapan mereka.
"Tunggu sebentar." Dohwan berucap lembut, ia tersenyum melihat Gunho tampak kebingungan.
Bel kembali ditekan. Hyera terlihat tidak sabaran, mengapa mereka harus ke tempat yang sangat jauh dari kota Seoul? Tempat ini begitu sepi. Hanya ada satu dua mobil yang berlalu lalang. Dibandingkan rumah hantu, kota Gidae jauh lebih menyeramkan.
Dalam hitungan detik pintu terbuka. Awalnya tak ada siapa pun, lalu setelah menunggu kurang lebih satu menit. Barulah seseorang keluar.
"Astaga, paman Mingyu!" Hyera mendongak tak percaya. Bertanya-tanya untuk apa mereka ke rumah pria yang pernah ditemuinya tempo hari.
"Paman, Bibi, silahkan masuk."
Ryujin dan Dohwan segera masuk bersama Gunho. Tinggal Hyera di luar bersama Mingyu, anak kecil itu mengerjap beberapa kali kemudian tersenyum.
"Halo Paman, kita bertemu lagi."
Mingyu mengulurkan tangan. Mengusap puncak kepala Hyera, sengaja sekali mengacak-acak rambut anak kecil itu. "Masuklah. Sudah malam, jangan berlama-lama di luar. Tidak baik untuk anak-anak."
Anak kecil itu menurut. Sesaat setelah Hyera masuk ke dalam, Mingyu memendarkan atensi sebelum menutup pintu rumah rapat-rapat. Pun saat ia berbalik hendak berbicara lagi dengan Hyera, anak itu malah terdiam. Mematung. Tubuhnya seolah tak dapat digerakkan setelah melihat sosok yang tengah menggendong Gunho.
Bibirnya melengkung. Momen yang paling Hyera nantikan akhirnya tiba, Taehyung berdiri dengan lengan terbuka. Senyum kotak pria itu masih Hyera kenal. Rasanya emosi Hyera hampir tersampaikan ketika tangisnya pecah.
"Ayah ...." Satu kalimat itu sukses merubah suasana. Beberapa orang yang ada di sana tak sengaja meneteskan air mata. Terlalu terharu melihat anak dan ayah kembali bertemu setelah sekian lama terpisah oleh jarak dan waktu.
Langkah-langkah kecil Hyera berhenti setelah tubuhnya berhasil didekap erat oleh sang ayah. Gunho yang melihat kakaknya menangis, tentu juga melakukan hal yang sama. Kedua kakak beradik itu menangis dalam dekapan ayah mereka.
Kecupan-kecupan singkat tak henti-hentinya Taehyung berikan pada sang buah hati. Sejak setahun terakhir ini Taehyung hanya bisa melihat Hyera dan Gunho dari kejauhan. Dalam balutan pakaian serba hitam, Taehyung menyembunyikan wajah serta identitas agar tidak dikenali. Namun, semakin hari ia semakin dibakar rasa rindu yang teramat.
Pertama kalinya Taehyung melihat bagaimana tampannya Kim Gunho dari jarak sedekat ini. Dan Kim Hyera, gadis kecil itu tumbuh menjadi anak yang begitu cantik. Persis seperti Sohyun. "Hyera semakin tinggi saja."
"Hiks... Ayah jahat. Janji akan segera datang, tapi Ayah pergi dan tidak pernah kembali. Hye sangat merindukan Ayah," adu Hyera. Ia seolah tak ingin melepaskan Taehyung dari dekapannya. "Gu, ini ayah Tae. Pria yang selalu noona ceritakan."
Gunho mengalihkan pandangan. Menatap Taehyung lekat-lekat, kemudian tangisnya kembali pecah. "Ayah Tae... benar Ayah Gu, kan?"
Taehyung mengangguk. Ia mengulurkan ibu jarinya, menghapus jejak air mata di pipi Gunho. "Kau sangat tampan. Ayah sampai iri melihat ketampananmu," ucap Taehyung lalu mengecup pipi putranya.
Ryujin dan Dohwan merasa usaha mereka membujuk Sohyun tidak berakhir sia-sia untuk membawa cucu mereka jalan-jalan. Walaupun butuh waktu yang panjang dan sedikit kerja keras, tapi akhirnya Gunho dan Hyera bisa sampai ke dalam dekapan Taehyung. Putra mereka tampak sangat antusias saat melihat anak-anaknya sudah tumbuh. Salah satu impian Taehyung selama lima tahun terakhir sejak ia menghilang, sejak dunia menganggap bahwa ia telah tiada, serta sejak ia menyesali semua perbuatannya di masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Two Heart (2) [✔]
Fanfiction(C O M P L E T E D) Waktu berputar sangat cepat hingga Sohyun tidak menyadari bahwa langkahnya terlalu lambat. Sequel of Ludere. ©reat, 03 Mei.2020. By Atayung Disclaimer: Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Murni hasil pemikiran author, nama serta...