Bab 2

1.6K 201 2
                                    

Keesokan harinya, Han Dae Hyun terbangun karena seseorang menggosok kakinya dengan sesuatu. Dae Hyun mengerjap perlahan dan mendapati Eun menggosok lukanya dengan lumpur tertentu. Rasanya dingin dan sejuk.

"Apa itu?" tanya Dae Hyun.

Eun menoleh pada Dae Hyun. "Tu..tup luka."

"Semacam obat?" tanya Dae Hyun.

"Obat?"

"Ya. Mengurangi rasa sakit..atau menyembuhkan luka. Semacam itu?"

"En." Eun mengangguk setuju.

Berkat perawatan Eun, Dae Hyun telah pulih pada hari ketiga. Ia lebih bertenaga dan sudah bisa berjalan. Setelah bosan makan daging ikan selama tiga hari ini, Dae Hyun memasuki hutan untuk mencari buah-buahan dan menjebak kelinci. Untung saja Dae Hyun ikut club pecinta alam di kampus, sehingga kemampuan bertahan hidupnya cukup tinggi.

Selama Ia berburu, Eun selalu mengikuti di belakangnya dengan tenang. Setelah interaksi beberapa hari, keduanya telah memiliki pemahaman diam-diam.

"Sshh..jangan bersuara, ok?" Dae Hyun meletakkan satu jari di bibirnya memberi isyarat diam.

"Sshh." Eun juga mengikuti isyaratnya.

Setelah menunggu beberapa lama, Dae Hyun akhirnya berhasil menangkap seekor kelinci gemuk.

"Eun.. Bawa buah-buahan disana." pinta Dae Hyun sambil menunjuk buah-buahan di tanah dengan matanya.

Eun segera berlari, mengambil buah-buahan lalu mengikuti Dae Hyun. Dae Hyun membawa buah kelapa di tangan kanannya dan kelinci di tangan kirinya. Ia meletakkan kelapa di atas tanah dan membawa kelinci ke dekat air laut untuk memisahkan daging dan kulitnya serta membersihkannya.

Setelah selesai, Ia memanggang kelinci dengan ranting. Sambil menunggu Ia memotong-motong tomat dan mengunyahnya. Melihat Eun memandanginya dari tadi, Dae Hyun pun menawarkan tomat itu.

"Mau?" Dae Hyun mengulurkan tangannya ke depan mulut Eun.

Eun mengendus buah itu lalu membuka mulutnya dan merasakannya. Namun tak lama Ia meludahkannya. Eun menatap Dae Hyun dengan wajah teraniaya.

Dae Hyun bingung. "Kau tidak suka?"

Eun menggeleng dan menjulurkan lidahnya seolah Ia muak. Dae Hyun pun tertawa.

Setelah kelinci masak, aroma yang yang lezat menguar di udara. Eun sangat penasaran dengan asal dari aroma itu dan mengendus daging kelinci yang di pegang Dae Hyun.

Dae Hyun terkekeh. "Mau coba?"

Dae Hyun mengiris sedikit daging dan menyuapkannya ke mulut Eun. Eun mengunyah perlahan dan mendapati itu sangat enak. Eun menatap Dae Hyun dengan mata yang berbinar dan polos. Dae Hyun gemas ingin mencubit pipinya yang menggembung.

Mereka pun memakan makanannya dengan nikmat. Setelah itu Dae Hyun mulai mencari bahan untuk membuat gubuk sederhana. Dia tidak bisa terus menahan angin dingin di malam hari dan perlu membuat tempat tinggal.

Membangun gubuk bukanlah sesuatu yang bisa di kerjakan sehari. Dae Hyun harus berkerja sangat keras agar bisa menyelesaikannya dengan cepat. Tangannya menjadi sangat kasar dan kapalan.

Sambil membangun gubuk, Dae Hyun juga menyempatkan diri membuat penutup dari rumput untuk Eun kenakan. Ia memang sudah terbiasa melihat Eun telanjang, tapi sungguh Ia tetap merasa tidak nyaman. Rumput di tangannya agak lembut dan tidak menimbulkan gatal, jadi ini cukup nyaman. Jika Ia berhasil berburu rusa, Ia akan membuat penutup dari kulit rusa untuk Eun.

"Ini..kenakan." Dae Hyun memberi Eun penutup.

"Apa..ini?" sekarang Eun sudah menguasai beberapa kosa-kata.

The Song of SirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang