Portal Dunia Jin
Tubuh jangkung itu terdorong keluar dari portal besar yang menghubungkan dunia jin dengan dunia manusia. Belum sempat ia berdiri tegap, dua tubuh lainnya menghambur dan menariknya ke dalam sebuah pelukan.
"MARK LEE MA BROOO!" Siapa lagi kalau bukan Lucas?
"YOU, BASTARD! KIRAIN GUE GAK BAKAL KETEMU LO LAGI KAMPRET!" Yang ngegas ini si Hendery.
Lucas melepas pelukannya lalu memegang kedua bahu Mark dan menatapnya dalam-dalam. "Lo kalo mau nangis, nangis aja! Kita gak bakal ngetawain lo sumpah!"
Hendery mengangguk. "Kata manusia yang namanya putus cinta rasanya nyakitin banget. Ya meskipun lo gak punya hati, tapi gue tau lo ngerasain itu." Pria berwajah bak Pangeran Eric tersebut menatap temannya penuh simpati.
"It's okay man! Lo gak perlu sok kuat di depan kita."
Mark mengerjap beberapa kali, masih syok dan berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Tangan Lucas masih berada di kedua bahunya.
Setelah beberapa detik, barulah ia bereaksi. Tangannya dengan cepat menghempaskan tangan Lucas. "Apaan sih bangsat?!"
"Drama banget lo berdua njir!" Cibirnya lagi diikuti dengusan jijik.
Lucas dan Hendery saling berpandangan lalu melihat Mark kembali. "Ini mah Mark mode normal, bukan Mark mode sad boi," komentar Hendery.
"Bacot! Gue gak sedih!"
"Ah serius lo? Abis pisah dan ninggalin the love of your life kan?" Lucas menatapnya sangsi.
"I did. Tapi kita pisah baik-baik. And I'm happy we could make one last great memory," papar Mark. Sebuah senyum kecil terulas di bibirnya.
"Jadi lo udah ikhlasin dia sama cowo barunya?" Tanya Hendery.
Mark masih tersenyum simpul. "Gak ada yang perlu diikhlasin. Dia emang seharusnya sama cowo itu kok."
Jika Juni adalah sebuah kepingan puzzle, maka gadis itu adalah kepingan puzzle yang hilang darinya dan tak akan pernah bisa melengkapi Mark. Dia sadar memaksa untuk memiliki Juni sama saja memaksakan sesuatu yang tidak pas di tempatnya, pasti akan ada celah dan puzzle yang terangkai tidak akan terlihat bagus. Sekarang, Juni sudah menemukan tempatnya. Dia melengkapi puzzle Jaemin, membuat sebuah gambaran utuh yang tak bercelah. Untuk itu, Mark bahagia. Ia bisa hidup tenang di sini tanpa perlu mengkhawatirkan Juni.
Juni sudah memiliki seseorang yang akan menjaga dan mencintainya.
Mark merasa sudah cukup. Bisa memiliki kesempatan merasakan apa yang dielu-elukan kaum manusia sebagai salah satu nikmat hidup saja ia sudah bersyukur. Siapa yang menyangka makhluk tanpa hati sepertinya bisa jatuh cinta?
"She's happy and the most important thing, now, she knows me. Gue bukan lagi secercah ingatan dia yang hilang. Dia inget gue sebagai Mark yang pernah mampir ke hidupnya dan jadi temen dia walaupun cuma sebentar. And that's okay. Seenggaknya sekarang yang gue inget adalah waktu seru-seruan bareng dia. Bukan lagi perpisahan kami yang terlalu mendadak dan menyedihkan."
Hendery bernafas lega saat melihat Mark yang terlihat tulus saat mengucapkan hal tersebut. Ia jadi yakin temannya itu tidak sedang berpura-pura tegar. "Good for you. Berarti sekarang udah gak ada penyesalan kan?"
Mark menggeleng.
Tangan panjang Lucas merangkul pundak kedua pria yang lebih pendek darinya tersebut. "Okay, karena pak bos kita yang galak ini udah ngelarin misinya terus pulang dengan hati yang lapang-"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DAYS of DATING [NCT DREAM]
Teen FictionKamu percaya dengan adanya Jin? Jin yang bisa mengabulkan 3 permintaanmu? Terdengar tidak mungkin. Namun bagaimana jika permintaan asal-asalanmu malah terkabul? Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menjadi pacar dari cowok populer di kampusmu? Bukan...