TIGA.

344K 25K 5.6K
                                    

Happy reading<3

****

Sesampainya di rumah Farid pun memasukan motornya di garasi. Lalu memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum!" ucap Farid sambil berjalan menuju Ayahnya yang sedang membaca koran. Mungkin Bunda masih di butik.

"Waalaikumsalam!" jawab Adhitama seraya mendonggak ke arah Anak sulungnya. Farid menyalimi Ayahnya.

"Farid ke kamar dulu yah!" Adhitama pun mengangguk. Langsung saja Farid menuju kamarnya di lantai dua.

Sampai kamar ia langsung menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya. Hanya membutuhkan sepuluh menit ia sudah siap dengan baju latihan basketnya. Tambah ganteng dah! Tiba tiba ada suara notifikasi dari ponselnya, ia pun mengambil ponselnya di nakas ternyata dari grup teman temanya.

'The tamvans geng'
(20)

Bhadra : Woy, pada dimana? gua udah sampe nih!

Husen : Sabar dikit, ini gua lagi nyari boxer gua. Emak gua bego lagi malah dicuci di bilang jangan.

Enzi : Gua otw nih.

Bhadra : Buruan bego! Pak Asep udah nyerocos aja nih kayak petasan banting. Panas kuping gua. Husen curhat lu?

Farid : Siapa aja yang udah dateng?

Bhadra : Banyak, kelas 10 geh udah pada dateng. Tinggal kalian bertiga cepetan! mau digorok Pak Asep lo.

Husen : Boxer gua udah ketemu nih. Gua langsung berangkat!

Farid : Kalo dia berani gorok gua, gak bakal gua gaji tuh orang.

Read

Setelah itu ia langsung mengambil tas dan kunci motor lalu keluar kamar. Sampainya di ruang TV ternyata sudah ada adik dan Bundanya yang sedang menelpon seseorang.

"Yah, Bun kakak latihan basket dulu ya." pamit Farid seraya memakai sepatunya.

"Iya Hati hati!" balas Adhitama setelah menyeruput teh.

"Jangan pulang malam malam, ingat kamu lusa mau nikah. Udah hafalkan ijab qobulnya?" sahut sang Bunda yang ternyata sudah mematikan sambungan telfon.

NIKAH, NIKAH, NIKAH!

Farid mengangguk"Emang gak bisa di tunda ya nikahnya, aku masih sekolah pengen nikmatin masa muda aku. Bukan nikah kek gini, aku akan tetap terima perjodohan ini. Tapi, enggak sekarang nikahnya gitu loh." protes Farid, memang dia terima. Tapi gak harus langsung nikah juga. Dia merasa bahwa dia belum siap untuk menjadi kepala keluarga saat ini. Masih kekanak kanakan.

"Dikasih cewe cantik kagak mau." sungut Caca -Adik Farid-. Nama panjangnya, Caca Aisyah Samata, umurnya dua tahun dibawah Sang kakak. Masih kelas 3 Smp.

"Ikut campur aja, anak kecil."

"Jangan panggil aku anak kecil kakak!" sungut Caca sambil menirukan suara film kartun kesukaannya.

"Bodoamat. Bun, Yah aku berangkat," lalu menyalami kedua orang tuanya. Tepat saat akan salaman dengan adiknya, Farid malah menarik tangannya kembali. Jadilah Caca kegetok tangannya sendiri.

"ASSALAMUALAIKUM!" Farid langsung ngacir keluar rumah dengan gelak tawanya.

"Waalaikumsalam!"

"DASAR KAKAK BEGO!" teriak Caca masih mengusap dahinya. Sang kakak yang masih diambang pintu seraya tertawa.

FADLYNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang