16. Sibuk

70 24 73
                                    

"Iya-iya saya kesana sekarang"

Pagi ini sudah disibukkan dengan Marcel yang tiba-tiba dapat telepon dari kantor karna ada rapat mendadak yang harus Marcel tangani langsung.

"SAYANG" teriak Marcel dari lantai atas.

Della tersentak kaget saat mendengar teriakan suaminya itu "IYA KENAPA CELL?"

"KAMU DIMANA?!"

"DIDAPUR CELL"

Marcel bergegas turun ke dapur sambil menenteng dasinya "Pagi honey" sapa Marcel saat tiba didapur dan langsung mengecup pucuk kepala Della.

Della tersenyum manis ke arah Marcel "pagi"
Marcel langsung menyerahkan dasinya ke arah Della. Seakan mengerti maksud Marcel, Della langsung memasangkan dasi dengan telaten.

"Istriku peka banget sih" ujar Marcel sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggang Della.

Della memutar kedua bola matanya malas.
"Gombal"

Marcel hanya menyengir.
"Dah selesai" ujar Della sambil menepuk pelan dada Marcel.

Marcel mengecup kening Della "Makasih sayang, aku pergi dulu ya" ujar Marcel sambil berlalu dari hadapan Della.

Della menahan tangan Marcel "Nggak sarapan dulu? Aku udah buatin nasi goreng"

Marcel menggelengkan kepalanya "Aduh maaf ya sayang aku udah buru-buru banget soalnya"

"Iyaudah aku bekal in aja ya?"

Marcel melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya. "aduh nggak bisa sayang rapatnya dimulai sebentar lagi"

Della berusaha tersenyum "Iyaudah kamu hati-hati"

Marcel langsung berlalu begitu saja tanpa membalas ucapan Della.

Sedangkan Della hanya menatap nanar nasi goreng yang sudah ia buat dengan susah payah. Gapapa Della mungkin Marcel lagi buru-buru.

***

Della melihat ke arah jam dinding dikamarnya yang sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore. Kenapa Marcel belum pulang juga? Sungguh Della sangat kesepian sekarang.

Sedari tadi Della terus memperhatikan layar ponselnya untuk menunggu kabar dari Marcel namun, Marcel belum memberi kabar sama sekali dari pagi. Della khawatir apakah Marcel sudah makan atau sebaliknya. Pesan yang Della kirim beberapa jam yang lalu juga belum dibalas sampai sekarang. Jangankan dibalas di baca saja tidak. Lebih baik Della mencoba hubungi Marcel lagi.

Panggilan pertama tidak diangkat.

Panggilan kedua tidak diangkat juga.

Dan panggilan panggilan seterusnya tidak diangkat juga.

Della menghela nafas gusar sambil memperhatikan langit langit kamarnya. "Kemana kamu sih Cell? Kenapa susah banget dihubungi. Aku khawatir"

Sedangkan dilain sisi Marcel baru saja menyelesaikan meetingnya. Marcel langsung duduk di kursi kerjanya dan sedikit melonggarkan dasinya yang terasa sesak itu. Sedari tadi juga Marcel sengaja tidak menon-aktifkan ponselnya agar meetingnya cepat selesai.

Baru saja Marcel menyalakan ponselnya sudah banyak panggilan tak terjawab dari Della.

25 misscall 30 massage.

Sungguh Marcel merasa kesal pada diri nya sendiri.
"Aduh Cell lo bego banget sih pasti Della khawatir sama lo" dumel Marcel.

Marcel langsung menelpon Della saat itu juga dan langsung diangkat sama pemiliknya.

"Halo Cell kamu baik-baik aja kan?"

"Halo sayang iya aku baik-baik aja maaf ya udah bikin kamu cemas dan khawatir"

"Iya gapapa yang penting kamu baik-baik aja, oh iya gimana rapatnya udah selesai?"

"Iya ini aku baru aja selesai, untuk permintaan maaf aku kamu siap-siap ya dan dandan yang cantik kita diner hari ini nanti aku jemput sekitar jam 7-an soalnya aku harus nanda tangani dan ngecek berkas-berkas dulu ya"

"Beneran?! Yaudah aku tunggu ya Cell jangan sampai lupa. Bye Cell"

"Iya sayang. Bye juga sayang"

Setelah panggilan telepon terputus.
Marcel langsung merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal dan mulai mengecek berkas dan menandatangani berkas berkas ini.

***

Della sudah siap untuk diner dengan Marcel. Tapi kenapa marcel belum tiba juga? Padahal jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Apa Marcel lupa?

Della langsung menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran negatif nya itu.
Nggak Dell, nggak mungkin Marcel lupa pasti dia inget. Positif thinking mungkin di jalan macet.

"Lebih baik aku tunggu Marcel di teras rumah aja" gumam Della.

Della hanya duduk sambil melihat ke arah jalanan didepan rumahnya kenapa Marcel lama sekali.

Della memperhatikan jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Pukul delapan sekarang. Apa Marcel bener-bener lupa" lagi dan lagi Della hanya menghela nafas kecewa.

My husband
Cell Kamu dimana? Kok belum nyampai sampai sekarang?

Tidak lama kemudian ada balasan dari Marcel

My husband
Aduh maaf ya sayang aku kayaknya nggak bisa deh soalnya tadi sekretaris aku bilang ada investor dari Jepang yang mau ketemu aku. Sekali lagi aku minta maaf diner nya lain kali aja ya. Kamu langsung istirahat aja nggak usah nungguin aku pulang nanti aku makan diluar. Take care❤️

Della tersenyum kecut memperhatikan balasan dari Marcel. Apa katanya? Dibatalkan?
Setidak penting itukah dirinya buat Marcel.

Della meneteskan air matanya.
"Enggak Della kamu nggak boleh nangis. Mungkin Marcel emang bener-bener sibuk" ujar Della sambil mengusap air matanya.

Della langsung masuk ke dalam kamar dan mengganti pakaiannya dengan piyama tidurnya. Ia menatap langit langit kamarnya. Kenapa di saat mereka mau mulai awal yang baru Marcel malah disibukkan dengan pekerjaannya? Bolehkah Della egois untuk Marcel tetap disisinya terus?

Della tersenyum miris "Selamat malam Cell"

Gimana pendapat kalian sama chapter ini?

See you di chapter selanjutnya!

Love you❤️

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang