Di kantin sekolah, seperti biasa Ken dan teman-temannya sedang menghabiskan waktu istirahat mereka.
"Woy Ken, tadi malam gue nggak salah dengar kan kalau lo nyebut Anya cewek lo?" tanya Yuda sambil memposisikan tubuhnya menghadap Ken.
"Ya emang kenapa?"
"Lo- lo sama neng cantik pacaran gitu maksudnya?" ucap Oza sambil melahap siomay pesanannya.
"Maunya sih gitu."
"WHAT?!" teriak Oza, Yuda, dan Rey bersamaan dan membuat banyak pasang mata melirik ke arah mereka.
"Apaan sih alay lo semua." sahut Javas yang sedari tadi hanya diam mendengar obrolan teman-temannya.
Tak mau menanggapi teman-temannya, Ken memainkan handphone sambil menggunakan headset.
Drttt....Drttt.....Drttt...
"Handphone lo bunyi tuh." Rey mengedikkan dagu menunjuk handphone milik Javas yang berbunyi.
"Hallo."
"....."
"Kenapa masalah kecil kayak gini lo besar-besarin sih anjir."
"......"
Mendengar umpatan temanya barusan, keempat cowok tersebut memusatkan pandangannya ke arah Javas seakan meminta penjelasan.
"Anak SMA Garuda ngajakin kita balapan nanti malam."
"Ada masalah apa emang?"
"Mereka nggak terima Ken ngalahin mereka di pertandingan basket kemarin."
"Anjir gitu doang?!"
Javas menganggukkan kepalanya "Dan mereka minta Ken yang jadi lawan mereka." lanjut Javas memberitahu sambil menatap Ken yang terlihat biasa saja.
"Oke gue terima."
....
Ken bersama keempat temannya sekarang ini sudah berada di arena balap yang ditentukan. Tak lama setelah itu datanglah rombongan sepeda motor menuju ke arah mereka.
"What?! Jadi yang nantangin kita itu geng gozila?"
"Lah ini mah akal-akalan mereka aja pengen cari gara-gara sama kita."
"Udah pasti itu mah secara Azka kan bukan anak basket. Modus caper pasti nih."
"Ye lo kira lagi PDKT apa?"
Perdebatan antara Oza dan Yuda tak dihiraukan Ken. Sekarang ini yang menjadi fokusnya hanyalah ketua geng gozila yang berjalan ke arahnya.
"Long time no see, Kak Ken?." sapa Azka dengan senyum seringainya.
Ken tak membalas sapaan itu tetapi malah menatap rendah Azka. Ditatap seperti itu membuat Azka menggertakkan gigi dalamnya menahan marah.
"Masih sama aja lo dari dulu, sombong dan arogan."
"Nggak usah banyak ngomong, mau lo apa?" ucap Ken menatap nyalang lawan bicaranya. Sejak kejadian itu Azka yang ia kenal sudah berubah. Sifat Azka yang Ken kenal bukan seperti ini. Azka terlalu banyak mengalami perubahan yang menjadikannya seperti bajingan yang suka mabuk-mabukan dan melakukan hubungan seks dengan sesuka hatinya.
"Gue mau kita balapan. Dan kalau lo kalah, lo dan semua anggota geng roger harus mengakui kehebatan geng gozila. Gimana?" ucap Azka.
"Dan kalau gue yang menang, lo harus jawab jujur pertanyaan gue. Deal?"
"Okay deal."
Sekarang ini di arena balap itu hanya ada deruman motor yang terdengar. Di garis start, Ken dan Azka sudah bersiap dengan motor masing-masih. Dengan tatapan nyalang keduanya menatap satu sama lain dari balik helm full face yang dikenakan maisng-masing.
1....2....3...GO!!!
Di tengah-tengah kedua motor itu berdiri seorang wanita cantik yang berteriak sambil menggenggap bendera memberi tanda dimulainya balapan. Keduanya dengan cepat meninggalkan garis start dan saling menyalip di jalanan yang sepi itu.
"Ken sama si ketua gozila itu ada hubungan apaan sih?" tanya Yuda kepada Javas yang notabene nya adalah orang yang mengenal Ken lebih lama daripada ia, Oza, dan Rey.
Javas hanya mengedikkan bahu malas untuk menjawab pertanyaan Yuda tersebut. Sebenarnya Javas sangat mengetahui alasan kenapa Ken dan Azka saling melempar tatapan kebencian tadi. Hanya saja itu sudah menyangkut privasi seseorang, jadi tidak baik jika ia yang memberitahu ketiga temannya tanpa izin dari yang bersangkutan.
Dari arah kejauhan terlihat Ken dan Azka yang terus saling menyalip mendekati garis finish.
Satu meter sebelum garis finish dengan gesit Ken menyalip Azka lalu menambah kecepatannya membuat semua orang yang menunggu di garis finish bersorak meneriaki jagoan masing-masing.
Seperti biasanya, Ken lah yang memenangkan balapan dan mengalahkan lawannya dengan mudah. Azka yang menerima kekalahan lagi pun terlihat menahan marah terlihat dari wajahnya yang merah padam dan rahangnya yang mengeras.
Dengan langkah santai Ken dan keempat temannya mendekat ke arah Azka.
"Jadi sesuai kesepakatan, lo harus jawab jujur pertanyaan gue."
Ken berbicara sambil menatap mata Azka yang menyiratkan dendam kepadanya. Karena tak kunjung mendapat jawaban, Ken meneruskan perkataannya.
"Dimana wanita sialan itu sekarang?"
Hallo!!!! Jangan lupa vote dan share ke teman-teman kalian yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEFANYA [COMPLETED]
Teen FictionSaat sebuah senyuman mampu menciptakan rasa yang tak pernah dapat diungkapkan pemiliknya, saat itu pula takdir dengan jahat menciptakan rasa cinta yang ada berubah menjadi kebencian. Manakah diantaranya yang lebih berkuasa dan menjadi pemenang di ak...