14. EMOSI

355 23 0
                                    

Brakkk....

Suara tendangan pintu seseorang membuat seluruh pasang mata menatap ke arah sumber suara.

"Kenapa sih lo Ken?" ucap Rey saat melihat si pelaku yang menendang pintu tadi.

"Gue tahu lo bisa ganti tuh pintu kalau rusak, tapi ya jangan ngagetin orang lah."

"Bacot lo pada." Ken duduk di sofa dekat jendela sambil memainkan handphone nya tak memedulikan tatapan teman-temannya.

"Lah si anying dibilangin."

Saat ini Ken dan keempat temannya sedang berada di markas geng roger. Mereka biasa menghabiskan waktunya di tempat ini sepulang sekolah.

Dengan diam-diam Oza mendekati Ken dari arah belakang.

Alangkah terkejutnya Oza saat melihat Ken memegang handhphone nya yang menampilkan roomchat cowok itu dengan neng manis kesayangannya.

"Huahahahahhahaha. Ketahuan kan lo sekarang?!" tawa Oza pecah seketika membuat Rey, Yuda, dan Javas menatap bingung temannya yang sudah seperti orang gila tersebut.

"Apaan sih anjir lo ketawa sendiri."

Yuda berjalan mendekati Oza dan Ken. Dan dengan cepat Oza membisikkan apa yang membuatnya tertawa barusan.

"Hahahahahaha gila, Si bos yang cuek nya naudzubillah bisa galau juga ternyata."

"Apaan sih nyet, bagi-bagi dong."

Ken yang paham maksud kedua temannya tersebut langsung menatap nyalang keduanya.

Tanpa rasa takut mereka berdua malah tertawa semakin kencang.

"Itu tuh si Ken lagi galauin neng cantik."

"Kalau suka mah bilang langsung aja ya Za daripada uring-uringan nggak jelas nendangin pintu." ledek Yuda membuat mereka semua tertawa kecuali Javas yang hanya tersenyum tipis.

"Kamu mau nggak jadi pacar aku?"

"Aduh gimana ya? Soalnya yang deketin aku itu banyak bukan cuma kamu doang."

Seketika mereka kembali tertawa melihat Oza dan Yuda yang meledek Ken. Di sofa yang ia tempati, Ken menahan rasa kesal dan malunya.

"Atau yang kayak tipe badboy di wattpad gitu Yud yang langsung jadiin ceweknya pacar mau nggak mau." ucap Oza tambah membuat Ken menggeram kesal di tempatnya.

"Oh yang gini kan ya."

"Mulai sekarang kamu harus jadi pacar aku! Nggak ada penolakan!" imbuh Rey yang ikut-ikutan ke dalam drama yang dibuat Oza.

.....

Setelah kejadian di rumahnya tadi, anak laki-laki itu pergi ke taman dekat rumahnya.

Di taman itu ia melihat sekitarnya yang terdapat banyak anak seumurannya sedang bermain ditemani kedua orangtuanya. Seketika ia menangis teringat kejadian tadi.

Ia takut kalau ayahnya mengetahui kelakuan ibunya tadi dan ia akan berakhir seperti salah satu temannya di sekolah.

Ia takut menjadi seperti temannya yang harus memilih salah satu orangtuanya. Ia tak mau seperti temannya itu.

"Apa ayah dan ibumu bertengkar lagi?" tanya seorang anak laki-laki yang lebih muda satu tahun darinya sambil menepuk bahunya lembut menenangkan.

Hanya gelengan kecil yang menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut.

"Kau tidak mau menceritakannya padaku Kak?" anak laki-laki yang lebih muda itu tetap saja memancing pertanyaan agar lawan bicaranya mau menceritakan alasan kenapa dia menangis.

"Ibuku mencium laki-laki lain. Akankah aku akan menjadi seperti Karel yang harus memilih salah satu diantara kedua orang tuanya? Aku tak mau kehilangan mereka hiks..." jawab anak laki-laki yang berumur lebih tua itu dengan mata sembab dan tangisan pilu.

ZEFANYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang