Di taman belakang rumah Anya, kini sudah ada dua keluarga yang berkumpul. Semua kisah masa lalu telah sirna terganti dengan cerita baru yang menghapus segala kisah kelam terdahulu.
"Bunda, ini udah mateng kan jagungnya?" teriak Anya kepada Sella yang sedang duduk berkumpul dengan Dewa dan Lidya. Sedangkan Anya dan Ken bertugas membuat jagung bakar berdua.
"Kamu lihat udah gosong-gosong dikit belum atau kalau nggak cobain dulu."
"Ya panas dong Bun."
"Udah ah terserah kamu, Bunda sibuk."
"What? Sibuk ngapain coba, daritadi cuma ngobrol doang astaga." dumel Anya sambil membolak-balik jagung. "Aww." jerit Anya tak sengaja menyentuh pinggir panggangan.
Ken spontan menarik tangan Anya. "Oh cuma kena gini doang, udah biasa kan."
"Anjir tuh mulut emang belum pernah kena panggangan yaa." sungut Anya tambah kesal.
"Yaudah sini."
Cup
Seketika Anya terdiam di tempatnya setelah apa yang dilakukan Ken barusan.
"Udah nggak sakit kan?"
"Bego lo yang sakit mana yang dicium mana. Kalau Ayah Bunda lihat gimana? Kadang nggak mikir ya tuh otak. Dasar-"
Cup
"Keenan!"
"Apa Sayang?"
"Jijik anjir."
"Mau lagi?"
"Gila lo."
Anya hanya memalingkan mukanya kesal dan malu tentunya.
"Bunda lihat lho Ken." teriak Sella membuat Anya dan Ken menoleh bersamaan dengan pipi yang memerah malu.
"Udah gapapa namanya juga anak muda. Yang penting nggak sampai kelewatan."
"Awas aja kalau Ken berani lebih, langsung Ayah nikahin kalian berdua." tegas Dewa sambil mengangkat bogemannya.
Rasanya Anya ingin mati saja kalau begini, malunya setengah mati anjir kegep ortu sendiri.
Sedangkan Ken hanya cengegesan menanggapi ucapan para orangtua itu.
"Ciuman lagi yuk, biar dinikahin." bisik Ken di samping wajah Anya.
END
HALLOOO!!!
Nggak nyangka banget bisa namatin cerita ini.
Sorry kalau endingnya kurang memuaskan, masih pemula soalnya :)
Terimakasih banyak untuk yang udah mau luangin waktunya baca cerita ini, yang kasih vote, comment, sama support jugaa.
Oiya tunggu cerita-cerita aku berikutnya yaa
THANKYOUUUU!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEFANYA [COMPLETED]
Teen FictionSaat sebuah senyuman mampu menciptakan rasa yang tak pernah dapat diungkapkan pemiliknya, saat itu pula takdir dengan jahat menciptakan rasa cinta yang ada berubah menjadi kebencian. Manakah diantaranya yang lebih berkuasa dan menjadi pemenang di ak...