Mencintaimu

7 0 0
                                    

       Jalanan Bandung masih sepi untuk jam sepagi ini, udara masih sangat sejuk tanpa debu mengotorinya, kendaraan hanya satu dua yang melintas demi para pekerja yang memulainya sangat pagi, jika di pedesaan ayam-ayam akan berkokok mesrah membangunkan para penduduk bumi, namun sayang ini perkotaan tak akan ada suara ayam yang membangunkan.

Drrreeeettttt

 Dreeetttttt

 Dreeetttttt

      Yuda terkaget dengan getaran ponselnya sepagi ini, dan ia sudah tahu siapa yang menelpon dan terbitlah senyum di wajahnya.

     "Sayang bangunnnnn ini sudah jam 4 pagi, kamu lupa kalau hari ini kita akan review baju pengantin?, ayooo bangunn kalau tidak aku panggilin ambulance dan bilang kalau kamu pingsan dan ngak bisa bangunn." Cerca gadis itu dengan suara manjanya, siapa lagi kalau bukan calon istri dari Yuda Aditiya, gadis yang jatuh cinta dengan pewaris tunggal dari Restorant milik Tuan Herlambang  yang telah memiliki cabang di berbagai Kota di Indonesia dan beberapa cabang di Luar Negeri, salah satunya London dan Canada. Dia adalah Syakila Ayunita wanita yang sejak 5 tahun terakhir memberi warna dalam hidup Yuda, wanita yang begitu perduli pada segala tentang kehidupan Yuda melebihi dirinya sendiri. 

       Ayunita memang begitu pandai mencairkan suasana yang mampu membuat Yuda bisa tertawa kapan saja, warna yang begitu indah baginya sehingga ia sangat sulit melepas gadis itu dan memutuskan melamarnya 7 hari yang lalu di rumah sang gadis bersama kedua orang tuanya, dan hari ini adalah jadwal mereka mereview baju pengantin setelah beberapa hari kemarin mereka memesan desain.

       Lelaki yang tadinya mata terpejam tiba-tiba terbuka dan terkekeh dengan pelan, kantuk yang ia rasa kini telah berkurang padahal ia tidur jam 3 pagi demi menyiapkan kejutan untuk gadisnya itu, suara wanita yang sangat ia cintai dan sebentar lagi akan menjadi istrinya terdengar di sebrang telpon sepagi ini hanya untuk membangunkannya agar tidak terlambat untuk jadwal mereka sebelum hari pernikahan.

       "I love you". Balas yuda sambil tersenyum lebar. Ia ingin mendengar bagai mana reaksi gadis itu sepagi ini saat mendapat ucapan cinta darinya. Namun setelah ia menunggu beberapa detik tak ada jawaban.

       "Yudaaaaa kamu gombal ya pagi-pagi, aku ngak suka di gombalin sepagi ini". Balas gadis itu dengan suara khasnya yang selalu membuat Yuda semakin tertawa di sebrang sana.

       "Loh aku ngak gombal kok, itu serius aku cinta sama kamu, kamu adalah satu-satunya wanita yang telah menggenggam seluruh hatiku". Ucap Yuda semakin mengerjai calon istrinya sepagi ini, tetapi dalam lubuk hatinya terdalam, ia mengatakan itu dengan setulus hati.

       "Yahh yaahh meleleh deh aku, yahh terbangkan terbang nih udah dekat ama langit-langit atap rumah tolongin dong." Balas gadis di telpon itu dengan candaan yang lebih parah dari Yuda. Membuat keduanya tertawa dalam bingkai perasaan yang tak akan terganti oleh waktu.

      "Bangun sekarang Yuda Aditiya, aku tunggu kamu di rumah yaa." Kali ini nada bicara gadis itu sudah lebih serius. Ia tidak ingin benar-benar meleleh oleh gombalan Yuda.

       "Iyaa-iyaa aku udah bangun, nanti aku ke rumah jam 8 yaahh, masih mau antarin mama ke Rentorant pagi ini." Balas Yuda dengan senyum simpulnya menahan tawa, ia tahu pasti gadis itu sudah berbicara serius kalau tidak, Yuda akan semakin mendaratkan ungkapan cintanya sepagi ini pada gadis yang sangat berarti dalam hidupnya.

       Mentari pagi ini seakan bersinar dengan mesrah. Terbit dengan malu-malu menampak untuk menyinari setiap inci kehidupan manusia. Tuhan memang sangat sempurna menciptakan keindahan dunia sampai mata manusia tak menemukan cacat walau secuil saja. Sama halnya seperti perasaan. Rasa cinta Yuda pada Ayunita tak menemukan cacat sama sekali, sempurna dan tak terganti.

       "Selamat pagi Ibu Negara dan Tuan Herlambang". Sapa Yuda pada kedua orang tuanya sambil tersenyum bahagia. Tuan Herlambang adalah ayah Yuda pemilik Restorant besar yang sudah kujelaskan di atas tadi. Tapi Tuan Herlambang adalah orang yang sangat ramah pada siapa saja meski memiliki jabatan tinggi tetapi beliau tidak pernah malu untuk makan bersama pegawainya di Restorant setiap satu bulan sekali, inilah yang membuat pegawainya betah dan semangat bekerja di restorant milik keluarga Yuda.

       "Masih pagi udah senyam-senyum aja kamu Yud, bak dunia milik kamu sendiri." Balas ibu Yuda dengan tertawa di ikuti tawa Tuan Herlambang. Kalau Ibu Yuda adalah Ibu Rumah Tangga yang setiap sepekan 3 kali ikut mengunjungi Restorant demi sekedar melihat atau menyapa para pekerja di sana. Namun sekali-kali Ibu Yuda juga yang akan pergi mengontrol Restorant yang ada di berbagai kota jika Yuda dan Ayahnya sedang benar-benar sibuk.

      "Eehh mama balasnya gitu, iyaalahh hari inikan jadwal review baju pengantin dengan Nita. Doain ya biar lancar biar tuhh anak ngak banyak pilih." Ucap Yuda tertawa dengan nada bercandanya.

      "Yaa perempuan emang gitu pasti memilih yang terbaiklah apa lagi untuk pernikahannya." Balas ibu Yuda mendukung karaktrer kebanyakan wanita di dunia. Ibu Yuda dan Tuan Herlambang sudah lama mengenal Ayunita yaitu sejak 2 tahun mereka menjalani hubungan Yyunita sudah sangat dekat dengan keluarganya.

      "Iyaa-iya sebagai lelaki yang sangat baik Yuda akan menemani dan menunggu Syakila Ayunita sampai menemukan pilihan gaun terbaiknya." Balas Yuda tersenyum tulus saat hendak mengambil satu roti dan selain untuk sarapan pagi.

     "Nak, hari ini ngak jadi deh antar mama ke Restorant biar mama berangkat sama papa saja." Ucap Ibu Yuda sambil memotong buah apel untuk Tuan Herlambang.

     "Ohh gitu siap deh bunda, Yuda bisa langsung ke rumah Nita habis ini." Jawab Yuda dengan raut yang senang. Yuda memang senangan menganti-ganti panggilan pada ibunya, kadang mama, bunda, bahkan ibu negara, dan ibunya hanya tertawa mendengar itu.

      "Ingat yaa Yuda jangan antar anak orang sampai tengah malam, kalian belum resmi suami istri." Ucap Tuan Herlambang sambil menatap Yuda serius.

      "Iyaa ayah, yuda udah ngerti kok. Yuda jamin insyaa Allah Nita udah sampai di rumah sebelum magrib." Jawab Yuda meyakinkan. Tuan Herlambang memang seperti itu menjunjung tinggi martabat perempuan agar tidak di perlakukan semena-mena oleh para lelaki termaksud calon menantunya nanti, dan juga orang tua Ayunita adalah Rekan Kerja Tuan Herlambang.

       Yuda memang sangat beruntung lahir di antara kedua orang tua yang sangat menyayanginya dan selalu mengajarkannya hal-hal baik salah satunya nasehat ayahnya agar selalu menjaga harga diri perempuan, yaa yuda hanya berani memegang tangan Ayunita.

        Kota Bandung sudah mulai ramai di Jam kerja hari ini, motor-motor berdesakan mencari jalan yang mampu mereka selip di antara mobil-mobil mewah yang melintas. Udara mulai menemukan polusinya, berbagai asap motor dan pabrik mulai terasa, para pekerja jalanan mulai manawarkan barang jualan mereka setiap lampu menandakan warna merah. Ada yang membantu dengan tulus bahkan ada pula yang tak segan-segar menolak tawaran mereka.
    
        Tuhan memang adil oleh karena itu mengapa para orang miskin atau tak mampu akan lebih dulu menginjak Surga-Nya, karena mereka tak memiliki banyak harta untuk di pertanggung jawabkan dan juga keadilan saat mereka tak di terima dengan baik oleh orang-orang kaya yang padahal mampu menolong.

         Namun berbeda dengan Yuda ia malah akan memanggil para pekerja jalanan untuk memberi atau membeli jualan mereka, dan berbagi bahagianya hari ini.

Rindu Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang