Menghadap Papa

977 56 2
                                    

Hari ini Wildan mempersiapkan dirinya untuk bertemu pak Suliyanto, rasanya campur aduk hari ini, takut belum diterima lebih tepatnya.

Kini Wildan sudah dirumah Ricis, dan bersiap untuk ke rumah mbak Oki, karna papa Ricis menginap disana.

"Yakin mau hari ini?" Tanya Ricis dengan nada ragu nya

"Yakin, sekalipun belum bisa, aku bakal terus coba" jawab Wildan dengan yakin

"Yaudah aku keatas dulu"

Ricis pun keatas, ke kamarnya mengambil tas untuk ia pakai

"Ngapa lam tegang amat" tanya Aryes mengagetkan Wildan

"Gue mau temuin Papa nya Icis bang"

"Semoga kali ini berhasil ya, gue selalu support lu"

"Aamiin bang, sekalipun hari ini gagal lagi, gue bakal terus berusaha"

"Semangat lu pasti bisa"

"Makasih bang"

Ricis pun sudah siap.

Kini Wildan dan Ricis pun berada di mobil, semua rasa berkecamuk, mereka berharap hasilnya akan jauh lebih membaik.

Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah mbak Oki

"Assalamualaikum" ucap Wildan dan Ricis bersamaan

"Waalaikumussalam, ayok masuk" jawab Mbak Oki

"Iya mbak"

Jantung Wildan degdegan, begitupun dengan Ricis, mereka takut hal yang tidak si inginkan akan mereka dapatkan

"Bismillah ya" kata Wildan sambil tersenyum

"Iyaa" jawab Ricis dengan wajah paniknya

Kini mbak Oki memulai obrolan

"Kenapa tumben kesini cis? Dan?"

"Mau minta izin ke papa nya Ricis lagi mbak"

"Sudah siap memang?"

"InsyaAllah siap, apapun itu, Wildan akan terus berjuang" jawab Wildan meyakinkan

"Baiklah, papa lagi main sama Maryam dan khadeejah, tunggu ya mbak panggilkan dulu"

Mbak Oki memanggil papa, dan tidak lama kemudian mbak Oki datang bersama Papa

Wildan menyalimi tangan papa Ricis dan di ikuti oleh Ricis

"Dek, mau ngapain?" Tanya papa

"Wildan mau bicara pa" jawab Ricis

"Ada apa Wildan?"

"Pa, langsung saja ya pak" kata Wildan dengan sedikit rasa takut

"Iya silahkan"

"Pa, saya sudah membuktikan, saya merasa sudah cukup berjuang dan berkorban untuk Ricis, dan saya merasa saya sudah siap membimbing Ricis dan saya ingin menikah dengan Ricis" ucap Wildan tegas

Seketika hening....

"Pa, jawab pa" ucap Ricis

"Papa masih butuh waktu"

"Pa, ga sebaiknya aja diterima" ucap mbak Oki

"Papa belum bisa" tegas papa sambil berdiri lalu pergi meninggalkan yang ada di ruangan

"Paaaa tapi paaaaa" teriak Ricis sambil mengejar papanya

"Dek, papa belum bisa!"

"Apalagi yang kurang pa, Wildan sudah membuktikan semuanya pa, adek mohon, tolong restui kami"

"Pulang, jangan pernah datang lagi" tegas papa Ricis

Papa Ricis memasuki kamar, dan mengunci kamar, kini Ricis menangis dan mbak Oki menghampiri

"Dek, jika papa sudah tidak ingin, jangan paksa"

"Tapi mbak, Wildan udah nurutin semua kemauan papa, apalagi yang kurang? Adek sama Wildan harus kayak gimana?" Ucap Ricis yang air matanya terus mengalir

"Ayo samperin Wildan, dia sendiri"

Wildan menunduk, entah apa yang diperbuat nya hari ini, sangat ceroboh atau apa? Dia pun tak mengerti

"Wildan, kalau kamu sayang dan cinta sama Ricis, kamu masih punya banyak kesempatan, terus membuktikan, mbak Oki yakin, papa pasti luluh, untuk saat ini mungkin papa belum rela jika harus melepas Ricis"

"Baik mbak, aku akan terus berusaha, dan aku yakin Allah ga akan tidur dan mau mengabulkan semua doa-doa ku"

"Semangat Wildan, Ricis, kalian masih punya banyak kesempatan"

"Aku mau pulang ajaa" kata Ricis yang masih menangis

"Yaudah, kalian hati-hati, Wildan ingat ya, jaga Ricis, papa pasti akan luluh"

"Baik, terimakasih mbak"

Wildan dan Ricis pun meninggalkan rumah mbak Oki, kini mereka berada di mobil

"Heyy ko nangis?"

"Kamu emang ga sedih apa, ini udah kesekian kalinya Wildan, aku gabisa gini terus"

"Ricis manis cantik, gagal itu proses menuju keberhasilan, Allah punya rencana indah untuk kita"

"Aku kes..." Ucapan Ricis yang dipotong oleh Wildan

"Jangan bilang gitu, udah hapus air matanya, kita berjuang lagi ya.!" Ucap Wildan lembut

Ricis pun mengangguk dan menghapus air matanya, walaupun hatinya sangat sedih atas apa yang papa nya katakan

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai dirumah Ricis.

"Kamu ga turun?" Tanya Ricis

"Aku mau langsung pulang"

"Kenapa? Kamu marah kan?"

"Nggak kok, udah ah jangan sedih terus, kita masih bisa kok buat bersama, kita buktikan kita layak bersama"

"Tapi kamu mau kemana?"

"Aku mau istirahat, aku juga capek, kamu tidur yang cukup"

"Yaudah kamu hati-hati, nanti kabarin aku"

"Iya, jangan sedih, aku sayang kamu" ucap Wildan lembut dibarengi dengan senyumannya

"Aku juga" jawab Ricis yang matanya sembab

Ricis pun keluar dari mobil, setelah itu Wildan langsung bergegas mengendarai mobil nya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Maaf  kalau  banyak typo:v

Cinta Sejati (Wildan Alamsyah dan Ria Yunita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang