Empat Detektif Remaja

15 8 0
                                        

"Yuuna-chan! Kita akan liburan kepantai besok hari." Panggil Rinku yang baru pulang dari Kuil sehabis berdoa untuk para roh yang sudah ia tenangkan.

"Apa? Liburan? Besok? Apa kamu becanda Rinku?" Selidik Yuuna curiga Rinku ingin bolos kerja dalam beberapa hari.

"Tidak... aku serius, KITAAA  AK--AN BERLIBUR KEPANTAI!" Teriak Rinku.

"Tidak usah teriak Rinku, kamu kira aku Youkai yang tidak punya telinga?" Dengus Yuuna membalikkan badan kearah kulkas untuk mengambil minuman dingin.

"Baguslah kalau begitu, malam ini kita siap-siap untuk berangkat besok pagi Yuuna-chan," ingat Rinku kepada Yuuna, dengan memasang muka seperti bunga yang memekar dipagi hari, sambil berlari seperti anak kecil dengan menenteng kotak bekal berwarna pink kesayangan nya.

"Seperti itulah Rinku, seperti bocah!" Geleng Yuuna yang melihat kelakuan Rinku tidak normal.

Padahal Rinku sudah berumur 24 Tahun, tapi kelakuannya masih saja seperti bocah berumur 8 Tahun. Kalo nggak dirubah tuh kelakuan gak bisa nikah dah si Rinku. Hahaha...

***


"Yuna... bangun 15 menit lagi kita tertinggal kereta Yuna, sekarang sudah jam 06.00. Kereta itu berangkat jam 06.15 Yuna..." Rinku panik membangunkan tidur Yuna yang lelap di dalam futonnya yang nyaman.

Rinku menyeret Yuna keluar dari dalam futon menuju sepeda bututnya yang berwarna pink, Rinku menyuruh Yuna naik ke-sepeda.

"Sejak kapan nih Detektif mau boncengan? Bukannya aku selalu disuruh mendorong sepedanya dari belakang, mungkin otak Rinku lagi sehat," gumam Yuna ingin tertawa.

"Sudah cepat naik Yuna, jangan bengong kaya Youkai ke-sasar," umpat Rinku.

Tanpa pikir panjang lagi Yuna langsung menduduki sepeda Rinku yang berwarna pink itu. "Berpegangan Yuna," ucap Rinku yang siap berpacu dengan waktu. Rinku mengayuh pedal sepedanya dengan sangat cepat, sampai rantai sepeda butut itu berbunyi "Grek! Grek!" sebagai pertanda rantainya sudah berkarat. Rinku tidak memperdulikan masalah rantai, yang iya perdulikan hanyalah masalah waktu, karena mereka hanya memiliki waktu 14 menit untuk menuju stasiun kereta Distrik20.

Sebenarnya Rinku bisa saja menggunakan kekuatannya untuk lebih cepat menuju stasiun, atau menyuruh Yuna mendorongnya agar lebih cepat lagi, sayangnya Rinku tidak bisa menggunakan kekuatannya ditempat umum, karena itu bisa saja menimbulkan konflik antara Rinku dan Dewa yang memberi berkah tersebut kepada Rinku. Maka dari itu Rinku berusaha menahan diri agar tidak menggunakan kekuatannya didepan publik, jika hal itu terjadi ; maka akan banyak yang beranggapan kalau Rinku adalah seorang Dewa dan konflik pun terjadi. Demi menghindari konflik antara Dewa Rinku sangat merahasiakan kekuatannya dari publik, agar sesuatu hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

"Rinku awas ada Polisi bobo!" Teriak Yuna, "kyaaa..." Rinku ikut berteriak kaget. "Kyaaaaaaa," teriak Rinku.

"TENG! BRUK! BRAK! SHUT!"

Mereka berdua terbang setelah menabrak gumpalan semen yang memanjang dipersimpangan jalan dekat stasiun kereta. Rinku mengaduh kesakitan diantara tong sampah yang berada dipinggir jalan, Yuna selamat dengan poltergeistnya.

"Kamu tidak apa-apa Rinku?" tanya Yuna prihatin melihat tong sampah dipinggir jalan itu penyok ditimpa oleh Rinku.

Habis sudah bercerai berai sepeda Rinku, dengan ban depan dan belakang yang membentuk angka delapan, badan sepeda tua butut berwarna pink itu terlipat membentuk hurup (U) setelah menerjang tiang listrik yang kesekian kalinya.

YOKAI IMPACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang