Hari pertama di Distrik-28

11 8 1
                                        

Rinku tidak sadar jika disamping tangan kanannya ada sebuah amplop, yang diletakkan oleh salah satu remaja tadi. Tanpa sengaja tangan Rinku menyentuh amplop tersebut. Dia enggan untuk membuka isi amplop tersebut, Rinku berpikiran ini milik salah satu penumpang yang terjatuh ditempat duduknya. Dia pun mencari tahu siapa pemilik amplop tersebut, namun tidak ada nama yang tertulis dikertas amplop tersebut. Rinku melirik kearah semua penumpang untuk mencari tahu apakah ada yang mencari sesuatu, terlihat seorang Remaja culun berkacamata, yang baru saja keluar dari toilet dengan muka bingung, dia seperti sedang kehilangan salah satu benda, tangannya tak berhenti menggagapi kantong celana dan baju nya, melirik kanan, kiri, kebawah, untuk mencari benda yang hilang miliknya. Rinku berdiri dan menghampiri Remaja berkacamata tersebut. "Apakah ini milikmu?" tanya Rinku. Remaja itu mengangguk dan berterimakasih. "Terimakasih senpai sudah menemukan amplop saya." Dengan membungkuk Remaja tersebut berterimakasih kepada Rinku.

"Rinku! jangan itu surat cintaku Rinku-san," teriak Neru dalam batinnya. Neru menganga melihat surat miliknya yang khusus untuk Rinku, malah Rinku sendiri yang memberikannya untuk orang lain.

Disaat Remaja berkacamata itu sudah sampai ditempat duduknya, Remaja tersebut menemukan amplop miliknya yang sebenarnya terjatuh dibawah tempat duduknya sendiri. Remaja tersebut membuka amplop miliknya yang asli untuk memastikannya, lalu kembali membuka amplop yang diberikan Rinku tadi. Isi amplop tersebut sebenarnya dari Neru.

****

"Hai. Pria tampan, kita menikah yuk❤😙😍 Salam cinta Neru chan😙 Pria tampan. Aku wanita yang memakai baju dres hitam.😙"

****


"Tidak! si-mata empat itu membuka suratku. Mampus! Mampus! Mampus!" Peluh dingin mengucur diwajahnya Neru.

Remaja culun berkacamata itu mencari wanita yang memakai baju dres hitam, telak pupil matanya tertuju kearah Neru yang sedang tenang ngupil. Remaja berkacamata tersebut berjalan menuju kearah Neru membawa surat miliknya Neru.

"Tidak, dia berjalan kesini dengan membawa surat itu. TIDAK!!! Aku harus menghindar," ucap Neru yang berdiri.

"Tunggu sebentar Nona," ucapnya yang hampir mendekati Neru.

Neru melirik kaku ketakutan.

"Maaf Nona cantik. Aku tidak bisa menikah denganmu aku sudah memiliki tunangan. Gomen nasai!" ucapnya berteriak kepada salah satu penumpang yang sama memakai baju dres hitam seperti Neru, tapi dia sedang menggendong bayi.

"Apa! Aku tidak mengerti apa maksudmu?" tanya ibu itu.

"Ini Nona baca saja sendiri suratnya." Remaja berkacamata itu memberikan surat tersebut dengan membungkuk.

PLAK!!!


Tepat diwajahnya ber-stempel lima jari. Semua orang yang ada didalam gerbong termasuk Rinku dan Yuna menoleh keasal suara yang menggema didalam gerbong. Remaja culun itu mengaduh kesakitan. "Apa salahku?" tanyanya.

"Salahmu? Kamu terlalu bodoh!" teriak Ibu itu.

Remaja berkacamata itu pergi menjauh dengan memegangi pipinya yang merah, bibirnya menggerutu tidak terima dengan kebodohannya sendiri.

Sementara Neru tertawa dengan melihat kebodohan orang tersebut.

***


Dua jam sudah berlalu diperjalanan Rinku masih saja merasa sedih, karena kekasihnya si-sepeda pink tidak bisa ikut disampingnya, sepeda itu telah terbaring ditempat rongsokkan. Bagaimanapun juga sepeda itu akan tetap tidak bisa ikut naik kereta. Rinku sangat-sangat ingin menggunakan kekuatannya untuk mengembalikan sepeda itu, tapi itu sangat beresiko baginya. Tinggal 30 menit lagi Rinku sampai ke-Distrik28, tempat yang sudah dijanjikan dengan Yuna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOKAI IMPACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang